BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan keahlian
profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja secara
langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian
dan mental siswa agar pada saat lulus dari SMK siap terjun dalam
dunia kerja.
Pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan selama 4 (empat)
bulan. Untuk program keahlian teknik
kendaraan ringan khususnya, pihak sekolah telah bekerjasama dengan
Bengkel Supri Motor sebagai salah satu tempat dilaksankannya Praktek Kerja Lapangan (PKL). Hal ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu
dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan yang relevan
antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja, sekaligus
sebagai syarat untuk mengikuti UN (Ujian Nasional).
Kegiatan penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan etos
kerja siswa yang meliputi: kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif,
kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1.
Meningkatkan mutu dan pendidikan kejuruan melalui peran
dunia kerja
2.
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan
tenaga
kerja yang berkualitas
3.
Menghasilkan tenaga kerja
yang memiliki pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja
4.
Memberi pengetahuan
terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses pendidikan
5.
Memperoleh kesetaraan dan
kesepadanan antara sekolah dan dunia kerja
1.3 Manfaat Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
1.
Manfaat Prakerin Bagi
Siswa
a. Meningkatkan
rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab.
b. Mengetahui
arti penting disiplin dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
c. Memperoleh
wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
d. Dapat
memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh di sekolah.
e. Dapat
membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan yang dibutuhkan di
dunia kerja.
2. Manfaat
prakerin bagi sekolah
a. Tujuan
pendidikan untuk mendapat keahlian proffesional lebih mudah dicapai
b. Dapat menyesuaikan
program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja
3. Manfaat
prakerin
bagi Industri
a. Dapat
memilih peserta Prakerin baik jumlah, kemampuan, penampilan dan waktu yang
dianggap menguntungkan
b. Dapat
mengenal persis kualitas siswa yang berlatih di instansi/ industri
c. Dapat
berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan pada khususnya dan pengembangan
bangsa pada umumnya.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN memfokuskan pelayanan jasa untuk memperbaiki mobil seperti ganti Oli,
Ganti kanvas rem, ganti prodo kopling dan l
2.2
Kedudukan dan letak Bengkel Supri Motor
Lokasi Bengkel
Supri Motor ber alamat di Jl. Abdul Hamid Bangun Rejo Kabupaten Lampung
Selatan, Lampung
Bengkel Supriyanto
Motor
Visi dan Misi
a. Visi
Terciptanaya
pelayanan yang baik
b. Misi
-
Memperluas
dunia perbengkelan
-
Kualitas
pelayang yang baik
2.3 Struktur Organisasi
BAB III
LANDASAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
3.1 Landasan
Teori
3.1.1
Pengertian Sistem Kopling
Kopling adalah satu bagian yang
mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin, diesel dan jenis lainnya di mana
penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
3.1.2 Fungsi Sistem
Kopling
1.
Untuk memutus dan
menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.
Untuk memperlembut
perpindahan gigi (1,2,3,4,5,r)
3.
Untuk memungkinkan
kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling tidak pada
posisi netral.
Beberapa
syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1.
Mampu menahan
adanya kelebihan beban.
2.
Mengurangi getaran
dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3.
Mampu menjamin
penyambungan dua poros atau lebih.
4.
Mampu mencegah
terjadinya beban kejut.
3.1.3 Jenis – jenis
Sistem Kopling
Menurut
konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain:
1.
Koplling Gesek
(Fraction Clutch)
a.
Kopling Gesek Plat
Tunggal (Single Plate Clutch)
Gambar
1. Clutch Assembly
Komponen
utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut.
b.
Driven plate
(Juga
dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan
gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip
dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang
pemasangannya di keling.
Gambar
2. Plat kopling tunggal.
c.
Pressure plate
(plat penekan) dan rumahnya,
Unit ini
yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi perpindahan
tenaga dari mesin ke poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan
didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu
dalam bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai
matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada berikut ini.
Gambar
3. Clutch Asembly Dengan Pegas Diafragma
Gambar
4. Pegas diafragma/matahari dan pegas coil.
d.
Clutch Release Atau
Throwout Bearing
Unit ini
berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate lever dan
menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate lever
untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas.
Bantalan tekan ini ada tiga macam.
Gambar
5. Macam-Macam Bantalan Tekan Kopling
e.
Throwout Lever/Clutch
Fork/Plate Lever
Berfungsi
untuk menyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat
tekan bersama rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat
kopling dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan bagian tengahnya
dihubungkan dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian
prinsip dasar bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak
digunakan pada kendaraan roda empat ini.
Gambar 6
.Prinsip Kerja Kopling Plat Tunggal
2.
Kopling Gesek Plat
Ganda
Kopling
gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda motor
dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin.
Konstruksi
kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan plat
kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat
kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas
pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga
yang akan dipindahkan.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh
4 sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat
kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling
dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan dengan
transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang
disambungkan dengan roda gigi primer yang berhubungan dengan
poros engkol.
Pada
saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit plat
kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari
mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda
gigi yang berhubungan dengan transmisi.
3.
Kopling Fluida
Penerusan
daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang
besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi
beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan
lebih. Penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas
kemampuan.
Mobil modern kebanyakan telah
menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan
pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal
dan terarah.
Rem cakram
menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk
diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC
besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya
dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk
mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
3.1.4 Komponen
Utama Kopling
1.
Roda Penerus
Selain sebagai penstabil
putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh
komponen kopling.
2.
Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat
dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat kopling
dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini
disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3.
Pelat Tekan
Pelat tekan kopling
terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama
dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan
plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan
plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan
penempatan komponen kopling lainnya.
4.
Unit Plat
Penekan
Sebagai satu kesatuan
dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau
pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan
tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas
(kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.
3.1.5 Cara Kerja
Kopling
Prinsip dan Sistem Kerja Kopling
Mekanis (Manual Clutch)- Kopling
mekanis adalah kopling yang cara
kerjanya diatur oleh handel kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara
menarik handel kopling pada batang kemudi. Kedudukan kopling ada yang terdapat
pada crankshaft (poros engkol/kruk as) (misalnya: Honda S90Z, Vespa, Bajaj dan
lain-lain) dan ada yang berkedudukan pada as primer (input/main shaft)
(misalnya: Honda CB 100 dan CB 125,
Yamaha, Suzuki dan Kawasaki).
Sistem
kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu a) mekanisme handel
terdiri atas: handel, tali kopling (kabel kopling), tuas (batang) dan pen pendorong. b) mekanisme kopling terdiri atas
(gambar 7.2): gigi primer kopling (driven gear), rumah (clutch housing), plat
gesek (friction plate) plat kopling (plain plate), per (coil spring), pengikat
(baut), kopling tengah (centre clutch), plat tutup atau plat penekan (pressure
plate), klep penjamin dan batang penekan/pembebas (release rod).
Rumah
kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama (main shaft) yaitu poros
yang menggerakkan semua roda gigi transmisi .
Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama, artinya bila rumah kopling
berputar poros utama tidak ikut berputar. Pada bagian luar rumah kopling
terdapat roda gigi (diven gear) yang berhubungan dengan roda gigi pada poros
engkol sehingga bila poros engkol berputar maka rumah kopling juga ikut
berputar.
Agar
putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama maka pada poros utama
dipasang hub kopling (clutch sleeve hub). Untuk menyatukan rumah kopling deng
hub kopling digunakan dua tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch driven
plate/plain plate) dan pelat gesek (clutch drive plate/friction plate). Pelat
gesek dapat bebas bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas terhadap
rumah kopling. Sedangkan pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah
kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling.
Gambar 7 Konstruksi kopling plat
banyak dengan penggerak tipe coil spring (pegas keong)
Cara kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut:
Bila handel kopling pada batang
kemudi bebas (tidak ditarik)maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh
piring penekan (clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling sehingga
tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada
batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling.
Alat pembebas kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau release rod
yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan mendorong piring penekan ke
arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya pelat gesek dan pelat
tekan akan saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada
poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.
Ilustrasi aliran tenaga (putaran)
dari mesin ke transmisi adalah seperti
terlihat pada gambar 7.3, 7.4 dan 7.5 berikut ini. Gambar 7.3 mengilustrasikan
saat handel kopling ditekan sehingga kopling saat ini tidak meneruskan putaran
dari mesin ke transmisi. Pada gambar 7.4 mengilustrasikan saat handel kopling
mulai dilepas sehingga saat ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara
satu dengan yang lainnya sehingga putaran dari mesin (chranshaft) mulai
diteruskan ke transmisi. Sedangkan pada gambar 7.5 mengilustrasikan saat handel
kopling dilepas penuh sehingga putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke
transmisi karena antara plat kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling
berhubungan.
Gambar 8. Putaran mesin tidak diteruskan ke
transmisi saat
handel kopling ditekan
Gambar 9 Putaran mesin mulai diteruskan ke
Transmisi saat
handel kopling mulai dilepas
Gambar 10 Putaran mesin diteruskan dengan
sempurna ke
transmisi saat handel
kopling dilepas
Pada tipe kopling mekanik terdapat
dua cara untuk membebaskan kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke
transmisi), yaitu secara manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling secara
manual adalah dengan menggunakan kabel kopling yang ditarik oleh handel
kopling.
Terdapat tiga tipe untuk
pembebasan kopling secara manual, yaitu:
1.
Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer
push type) Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure
plate) akan ditekan ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan tertekannya plat
penekan tersebut, plat kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga
kopling akan bebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Gambar 11 Pembebas kopling dengan outer push
type
2. Tipe dengan mendorong ke arah
dalam (inner push type) Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat
penekan (pressure plate) akan ditekan ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan tertekannya
plat penekan tersebut, plat kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga
kopling akan bebas dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Gambar 12 Pembebas kopling dengan inner
push type
3. Tipe rack and pinion Pada tipe
ini, dimungkinkan kopling dapat dihubungkan dan dilepas secara langsung.
Konstruksinya sederhana namun mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga cocok
untuk sepeda motor bermesin putaran tinggi
Gambar 13 Pembebas kopling dengan rack and
pinion type
Sedangkan metode pembebasan
kopling tipe mekanik dengan menggunakan sistem hidrolik adalah dengan mengganti
fungsi kabel kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir sama dengan
sistem rem yang menggunakan cairan/fluida hidrolik. Jika handel kopling/tangkai
kopling ditarik, batang pendorong (pushrod) pada master cylinder mendorong cairan hidrolik yang
berada pada slang. Kemudian cairan hidrolik tersebut menekan piston yang
terdapat pada silinder pembebas (release cylinder).
Gambar 14 Pembebas kopling dengan sistem
hidrolik
Akibatnya piston bergerak keluar
dan mendorong pushrod yang terdapat pada bagian dalam poros utama transmisi.
Pergerakan pushrod pada poros utama transmisi tersebut akan menyebabkan plat
penekan pada kopling tertekan sehingga kopling akan terbebas dan putaran mesin
tidak diteruskan ke transmisi.
Metode pembebasan kopling tipe mekanik
dengan menggunakan sistem hidrolik mempunyai keuntungan, antara lain; lembut
dan ringan dalam membebaskan dan menghubungkan pergerakan kopling, bebas
penyetelan dan perawatan terkecuali pemeriksaan berkala/rutin pada system
hidrolik seperti ketinggian cairan hidrolik, dan penggantian cairan dan perapat
(seal) hidrolik. Dengan pergerakan yang ringan tersebut, maka tipe ini bisa
menggunakan pegas kopling (clutch spring) yang lebih kuat dibanding kopling
tipe mekanik yang menggunakan kabel kopling. Pegas kopling yang lebih kuat akan
menyebabkan daya tekan/cengkram plat penekan menjadi lebih kuat juga saat
kopling tersebut terhubung, sehingga proses penyambungan putaran mesin ke
transmisi akan lebih baik.
3.2 Maksud dan
Tujuan Prakerin
Adapun maksud dan Tujuan
Prakerin antara lain :
1.
Memantapkan,
meningkatkan dan memperluas keterampilan yang di miliki oleh siswa dalam dunia
kerja.
2.
Mengembangkan dan
memantapkan sikap professional yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja
sesuai dengan bidang masing – masing.
3.
Sebagai sarana
komunikasi antara siswa/i SMK
dengan instansi atau kantor tempat pelaksanaan kerja praktek
4.
Memberikan kesempatan kepada siswa/i SMK untuk beradaptasi dengan suasana
atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya baik sebagai pekerja mandiri
terutama yang berkenan dengan di siplin kerja.
5.
Memberikan masukan
dan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan pendidikan.
Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, bahwa praktek kerja industri
yang di laksanakan pada instansi – instansi pemerintah atau swasta yang
mempunyai tujuan tertentu, yaitu meningkat dan memperluas pengetahuan bagi
siswa terhadap jenis-jenis lingkungan kerja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja
Industri merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi siswa, dan dapat
mengenal lebih jauh bagaimana cara bekerja dilapangan sesuai keahlian
masing-masing siswa. Sehingga siswa dapat melihat gambaran mengenai kagiatan
bidang usaha dimasa yang akan datang, serta siswa-siswi mengetahui standar
kompetensi yang akan dijadikan peluang kerja dan kesempatan kerja.
Dalam dunia usaha
dibutuhkan kedisiplinan yang cukup baik, instansi-instansi biasanya memerlukan
karyawan yang disiplin, terampil, rajin dan cerdas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) telah
terlaksana dengan baik, dengan program keahlian masing-masing tanpa halangan
apapun dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Pembimbing di Bengkel Supriyanto Motor yang telah bersedia
menerima penulis apa adanya untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan bersedia
mendampingi penulis selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung.
4.2 Saran
Semoga hubungan antar pegawai
tetap terjaga dan saling bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama, semoga para
siswa mendapatkan banyak pelajaran dan memiliki motivasi untuk tujuan dimasa
depannya dan para guru pembimbing dapat memberikan arahan juga perhatian untuk
para siswa Praktek Kerja Lapangan (PKL)