Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH ANTENATAL CARE

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT. karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik Dan juga kami berterima kasih pada seluruh rekan dan semua yang ikut berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Asuhan Antenatal Care Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

                                                           BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang Masalah
      Seorang inu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini sebuah program untuk  menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
      Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
      Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai  kehamilan yang optimal.
      Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan informasi kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan  (resiko tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). (Manuaba, 2008).
      Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. di Negara miskin berkisar 25 – 30%  kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
      Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara menurut manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai  fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa  dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).


1.2        Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
      Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.
1.2.2        Tujuan Khusus
      Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :
1.      Melaksanakan pengkajian data.
2.      Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3.      Menentukan antisispasi masalah potensial.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan segera
5.      Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah.
6.      Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.
7.      Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pengertian Antenatal Care (ANC)
      Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter  kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).  Juga mengetahui kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).

2.2         Tujuan Antenatal Care (ANC)
1.       Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.       Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3.       Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
4.       Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.       Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6.       Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi.
7.       Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
8.       Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
9.       Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
10.   Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)

2.3         Manfaat Antenatal Care (ANC)
      Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2009). Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1.      Bagi ibu
a.    Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b.    Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
c.    Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d.   Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2.      Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas suber daya manusia (Manuaba, 1999).

2.4         Kebijakan Antenatal Care (ANC)
1.      Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan. Yaitu :
a.       Satu kali pada triwulan pertama
b.      Satu kali pada triwulan kedua
c.       Dua kali pada triwulan ketiga
d.      Standar Pelayanan ANC

2.5         Standar Antenatal Care
1.      Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2.      Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV, memberikan pelayanan iminusasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3.      Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.      Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.      Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat serta merujuknya.
6.      Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar Pelayanan Kebidanan. DepKes RI. 2000).
7.      Frekwensi Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Menurut Dep Kes RI (2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar adanya minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan sebagai berikut : 1). Minimal satu kali pada trimester I ( 0-13 minggu) 2). Minimal satu kali pada trimester II (14-28minggu) 3). Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).


8.      Cakupan Antenatal Care
Cakupan pelayanan Antenatal care dapat di pantau melalui kunjungan baru ibu hamil kunjungan pertama (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga dan keempat untuk melihat kwalitas. Cakupan kunjungan ibu hamil keempat (K4) adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care 4 kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemerintah menetapkan cakupan ANC > 95% (Peranginangin, 2006).
9.      Pelayanan Anatenatal Care
Menurut Ari, (2009) bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal pelayanan antenatal care yang disebut 7T yaitu: (Timbang) berat badan dan tinggi badan, Ukur (Tekanan) darah. Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap, Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil, Tes terhadap penyakit seksual menular, Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.
10.  Pelaksanaan Antenatal Care
Menurut Kusmiyati, Wahyuningsi & Sujiyatini (2008) bahwa pemeriksaan yang sering dilakukan dirumah sakit atau puskesmas yaitu:



a.       Inspeksi
Muka       :  Adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat             atau merah, udem, lidah dan gigi.
Leher       :  Apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok     membesar atau kelenjar limfe membengkak.
Dada        :  Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan    gelanggang susu, keadaan putting susu, kolustrum.
Perut        :  Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan         pusat, pigmentasi linea alba, nampakkah gerakan anak      atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka
Vulva       :  Keadaan perineum, varises, tanda Chadwick,        kondylomata, fluor.
Anggota bawah : adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan paha
b.      Palpasi
Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya
Bagian-bagian janin, letak, presentasi
Gerakan janin



Cara palpasi menurut Leopold (Prawiroharjo & Wiknjosastro, 2005) yaitu:
Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundud uteri dan untuk menemukan - presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus.
Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Leopold III Tujuan untuk menentukan bagian terbawah sudah atau belum terpegang pada pintu atas panggul.
Caranya :  Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Caranya :
1)      Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu
2)      Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .
                     
Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008)
Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin sudah masuk pintu atas panggul.
c.       Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan menggunakan stetoskop monoaural untuk mendengarkan:
1)      Denyut jantung janin
2)      Bising tali pusat, bising rahim, bising usus
3)      Gerakan dan tendangan janin
Menurut Saifuddin,B.A. 2006, pelayanan / asuhan standar minimal ”7 T” adalah sebagai berikut :
1)      Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes, 1997).

2)      Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).
3)      Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar, 1998).
4)      Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a)    Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.
b)   Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997).
5)      Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
      Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).

6)      Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7)      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen (Saifudin, 2006) sebagai berikut:
1)      Informasi yang dapat diberikan
Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat. Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2)      Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
      Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
      Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu
3)      Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4)      Pemeriksaan Obstetri
      Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5)      Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
      Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
       Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan. Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6)      Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7)      Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8)      Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
2.6         Dampak Ibu tidak Antenatal Care (ANC)
1.      Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
2.      Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan.
3.      Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

2.7         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontak Ibu Hamil Dengan Tenaga Kesehatan (K1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan antenatal care)
1.      Faktor internal
a.       Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b.      Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
2.      Faktor eksternal
a.       Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
b.      Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.

c.       Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.
d.      Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan.
e.       Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.
f.       Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
g.      Dukungan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).
Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan

h.       
BAB III
ANALISIS MASALAH

3.1  Kasus
      Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM dengan keluhan nyeri pada kepala dan pandangan berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD: 130/90 mmHg, nadi dan pernapasan dalam batas normal. TFU pertengahan pusat dan simpisis, DJJ sudah terdengar. 4 jam kemudian dilakukan lagi pemeriksaan TD, hasilnya tetap sama yaitu 130/90 mmHg. Proteinurine negatif, tidak ada oedema.
Data Fokus
Data Subjektif:
1.      Ibu mengatakan tidak datang haid sejak ± 4 bulan yang lalu
2.      HPHT                    : 14 mei 2013
3.      Ibu mengatakan nyeri pada kepala dan pandangan berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu
Data Objektif:
1.      Tanda-tanda vital
TD             : 130/90 mmHg
P                : 20x/i
N               : 79x/i
2.      Pemeriksaan Fisik
abdomen  : TFU pertengahan pusat dan simpisis
DJJ                        : 137x/mnt, teratur,kuat
Ekstremitas          : Tidak ada oedema
3.      Pemeriksaan Labolatorium
proteinurine          : (-)
Diagnosa
Ibu hamil G3P2A0H2, usia kehamilan 16 minggu, janin hidup, intaruterine, keadaan jalan lahir normal, KU janin baik dan ibu kurang baik dengan hipertensi.
Dasar :
1.      Ibu mengatakan tidak datang haid sejak ± 4 bulan yang lalu dan ibu merasakan pergerakan janin.
2.      Ibu mengatakan ini kehamilan ke 3
3.      HPHT        : 14 mei 2013
4.      DJJ           : 137x/mnt, teratur, kuat
5.      Saat pemeriksaan palpasi ibu tidak merasa nyeri
6.      Keadaan jalan lahir normal berdasarkan persalinan yang lalu.
7.      DJJ                        : 137x/mnt
Tanda-tanda vital
TD             : 130/90 mmHg
P                : 20x/i
N                           : 79x/i
8.      Ibu mengatakan nyeri pada kepala dan pandangan berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu
3.2  Analisis Masalah
Diagnosa         : Ibu Hamil G3P2A0H2, usia kehamilan 16 minggu, janin     hidup, intaruterine, keadaan jalan lahir normal, KU janin             baik.
Masalah           : Ibu kurang baik dengan hipertensi
Kebutuhan     : kolaborasi dengan dokter untuk pemberian dosis obat
Rencana Asuhan
       Menganjurkan ibu untuk tidak banyak pikiran agar keadaan ibu stabil dan menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan sosial, moral pada ibu Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, jangan terlalu banyak aktifitas agar kerja jantung tidak berat Menganjurkan ibu untuk mnegurangi asupan natrium seperti asin-asinan, garam Menganjurkan ibu untuk mengurangu asupan kalium seperti buah-buahan: semangka, alpukat, melon. Sayur-sayuran: buah parelabu, siam, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang putih, dll Menganjurkan ibu untuk bedrest total karena akan membantu penurunan tekanan darah Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti pandangan kabur, ada oedema dan pusing yang berat, dll
      Menganjurkan ibu untuk mengkonsultasikan kesehatannya kesehatannya ke dokter obgyn untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian dosis obat. Pemeriksaan penunjang untuk Menegakkan Diagnosa Pemeriksaan tekanan daah meningkat

USG
Laboratorium
Hitung darah tepi lengkap, trombosit, etrolit serum, ureum, protein, retinin dan asam urat, hematokrit.
Fungsi hati
Fungsi ginjal


BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
      Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

4.2  Saran
      Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil normal dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan pemeriksaan sedini mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya

DAFTAR PUSTAKA
                                                       
http://googleweblight.com/i?u=https://muzdalifand.wordpres.com/2013/08/22/kasus-kasus-patologi-pada-asuhan-kebidanan/&hl=id-ID

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-care-anc.html

http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html

http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/08/antenatal-care/

http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html

http://zahra-zahrasblog.blogspot.com/2012/03/makalah-anc.html

http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...