KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Imunisasmi Pada Neonatus
Bayi Dan Balita Kelainan Bawaan Dengan Kelainan”. Pada penulisan makalah
ini, saya berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Makalah penulisan
ilmiah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah ini,
baik dalam segi bahasa dan pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, saya
sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun demi mencapainya suatu
kesempurnaan dalam makalah ini.
Bandar
Lampung, Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam
pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan.
Diperkirakan 10-20% dari kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal
disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya pada bayi berat badan rendah
diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya meninggal karena kelainan kongenital
dalam minggu pertama kehidupannya. Malformasi kongenital merupakan kausa
penting terjadinya keguguran, lahir mati, dan kematian neonatal.
Mortalitas dan morbiditas pada bayi pada
saat ini masih sangat tinggi pada bayi yang mengalami penyakit bawaan. Salah
satu sebab morbiditas pada bayi adalah atresia duedoni esophagus, meningokel
eosephalokel, hidrosephalus, fimosis, hipospadia dan kelainan metabolik dan
endokrin. Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi disebabkan oleh kelainan
genetik dan kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok
dan narkotika.Dari uraian diatas diharapkan seorang bidan dapat
melakukan penanganan secara terpadu. Dari masalah yang ada diatas setidaknya
dapat memberikan pertolongan pertama dengan dapat untuk menekan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, tetapi jika kondisi lebih parah kita
harus melakukan rujukan.
Berdasarkan hal-hal diatas, makalah yang
berjudul “Asuhan Neonatus dengan Cacat Bawaan dan Penatalaksanaannya” ini
disusun untuk mengkaji lebih jauh mengenai neonatus dengan kelainan kongenital
serta penatalaksanaannya sehingga sebagai seorang bidan kita mampu memberikan
asuhan neonatus dengan tujuan meminimalisir angka kematian dan kesakitan pada
neonatus sehingga tugas mutlak seorang bidan dan terpenuhi dengan baik.
B. Tujuan
Adapun Tujuan
dalam penulisaan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kelainan congenital/ cacat
bawaan pada neonatus.
2. Untuk mengetahui penyebab kelainan congenital
3. Untuk mengetahui diagnosis kelainan congenital
4. Untuk mengetahui kelainan kongenital pada neonatus dan
penatalaksanaannya
5. Untuk mengetahui cara pencegahan kelainan congenital atau
cacat bawaan pada neonatus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelainan Metabolisme
Metabolisme adalah proses pengolahan
(pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh
dapat menjalankan fungsinya.
Kelainan metabolisme merupakan kelainan
yang berhubungan terputusnya sintesis atau katabolisme kompleks yang
mengakibatkan gejala progresif permanen. Bisa berhubungan dengan gangguan
sekuens metabolisme yang mengakibatkan akumulasi senyawa toksik. Bisa
berhubungan dengan defisiensi produksi atau gangguan energy
Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme. Pada saat lahir,
neonatus dengan gangguan metabolik biasanya normal, namun beberapa jam setelah
melahirkan timbul tanda-tanda dan gejala-gejala seperti alergi, nafsu makan
yang rendah, konvulsi dan muntah-muntah. Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan
diturunkan sebagai sifat resesif autosom, sehingga riwayat kematian dalam
periode neonatus pada keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap
diagnosis kelainan metabolisme bawaan.
Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi
akibat gangguan metabolisme asam amino, gangguan metabolisme lipid atau asam
lemak, gangguan metabolisme karbohidrat dan gangguan metabolisme
mukopolisakarida.
B. Macam-Macam Kelainan Metabolisme
Metabolisme di
bagi dalam beberapa macam antara lain:
Kelainan Metabolisme
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan fruktosa. Beberapa gula
(misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di dalam tubuh sebelum bisa
digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim yang diperlukan tidak ada, maka
gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah kesehatan.
Kelainan
metabolisme karbohidrat di bagi dalam beberapa macam antara lain:
1. Galaktosemia
Galaktosemia
(kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya disebabkan oleh kekurangan
enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan kelainan
bawaan.
Sekitar 1 dari
50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada awalnya mereka tampak
normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan
berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal
terhenti.
2. Glikogenosis
Glikogenosis
(Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang
disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk
mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk
digunakan sebagai energi).
3. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi
Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat
menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase
(yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh,
menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi
glukosa sebagai sumber energi.
4. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak
berbahaya, dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih.
Fruktosuria
disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya diturunkan.
1 dari 130.000
penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi
kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan
kekeliruan diagnosis dengan diabetesmellitus.Tidak perlu dilakukan
pengobatan khusus.
5. Pentosuria
Pentosuria
adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan ditemukannya gula
xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan
untuk mengolah xylulosa.
C. Kelainan Metabolisme Piruvat
Piruvat
terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak dan protein. Piruvat
merupakan sumber energi untuk mitokondria (komponen sel yang menghasilkan
energi).
Gangguan pada
metabolisme piruvat dapat menyebabkan terganggunya fungsi mitokondria sehingga
timbul sejumlah gejala:
1. Kerusakan otot
2. Keterbelakangan mental
3. Kejang
4. Penimbunan asam laktat yang menyebabkan asidosis
(meningkatnya asam dalam tubuh)
5. Kegagalan fungsi organ (jantung, paru-paru, ginjal atau
hati).
D. Kelainan Metabolisme Asam Amino
Asam amino
merupakan komponen pembentuk protein. Penyakit keturunan pada pengolahan asam
amino dapat menyebabkan gangguan pada penguraian asam amino maupun pemindahan
asam amino ke dalam sel.
Fenilketonuria
Fenilketonuria
(Fenilalaninemia, Fenilpiruvat oligofrenia) adalah suatu penyakit keturunan
dimana tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam amino fenilalanin, sehingga
menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi
tubuh.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah
menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan
tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak, menyebabkan
keterbelakangan mental.
Gejala pada anak-anak yang menderita
fenilketonuria yang tidak diobati atau tidak terdiagnosis adalah:
1. Kejang
2. Mual dan muntah
3. Perilaku agresif atau melukai diri sendiri
4. Hiperaktif
5. Gejala psikis (kadang-kadang).
E. Kelainan Kelenjar Endokrin
Tanda dan
gejala pada kelainan endokrin tergantung pada kerenjar endokrin yang mengalami
kelainan. Bentuk-bentuk kelainan endokrin : hiperpituitarisme, , diabetes
insipidus, hipotioroidisme, tiroiditis, karsinoma tiroid, hipoparatiroidisme.
1.
Hiperpituitarisme
Hipersekresi hormone kelenjar pituitaria , yaitu keadaan
dimana adanya defisinsi organ sasaran memberikan penurunan umpan balik
hormonal, seperti pada hipogonadisme atau hipogonadisme atau hipoadrenalisme
primer. Pada hipotiroidisme primer, hiperfungsi dan hyperplasia kelenjar
pituitari dapat memperbesar dan mengikis sella serta kadang – kadang,
meningkatkan tekanan intracranial. Perubahan – perubahan demikian tidak boleh
dirancukan dengan tumor kelenjar pituitari primer; perubahan – perubahan ini
hilang bila keadaan tiroid yang mendasari diobati. Hiperplasia kelenjar
pituitari juga terjadi karena respons terhadap stimulasi oleh produksi ektopik
hormone pelepas seperti yang kadang – kadang ditemukan pada penderita dengan
sindrom cushing, akibat kelebihan hormone pelepasan kortikotropin, atau pada anak
dengan akromegali akibat hormone pelepas kortikotropin, atau pada anak dengan
akromegal akibat hormone pelepas – hormone pertumbuhan ( GHRH ) yang
dihasilakan oleh berbagai tumor sistemik.
Hipersekresi
hormone kelenjar pituitari primer oleh adenoma dugaan atau terbukti jarang pada
masa anak. Tumor kelenjar pituitaria yang terbukti jarang pada masa anak. Tumor
kelenjar pituitaria yang paling sering ditemukan adalah tumor yang
mensekresikan kortikotropin, prolaktin, atau hormon pertumbuhan ( GH ).
Hemartoma
hipotalamus yang menskresikan hormone pelepas gonadotropin diketahui
menyebabkan pubertas prekoks. Diduga bahwa beberapa tumor kelenjar pituitaria
dapat diakibatkan oleh stimulasi dengan hormon pelepas – hipotalamus dan pada
keadaan lain.
2.
Diabetes
Insipidus
Penyakit yang jaran terjadi ini disebabkan kegagalan
hipotalamus memproduksi hormone antidiuretik ( antidiuretic Hormon / ADH )
dalam jumlah yang mecukupi atau kegagalan tubulus ginjal memberikan respon
terhadap ADH ( diabetes insipidus nefrogenik). Anak merasa sangat haus dan
terdapat pengeluaran urin encer dengan osmolalitas rendah dalam volume besar.
Selalu terdapat risiko kekurangan cairan berat, terutama dalam cuaca panas.
Defisiensi ADH dapat disebabkan oleh tumor otak, kista, kerusakan vaskuler, dan
meningitis. Diberikan terapi penggantian ADH. Diabetes insipidus nefrogenik
disebabkan oleh gen terkait X sehungga hanya terjadi pada laki – laki.
3.
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid yang
terlalu aktif. Pada bayi baru lahir, penyebab dari hipertiroidisme yang paling
sering ditemukan adalah penyakit graves neonatorum. penyakit ini bisa berakibat
fatal dan bisa terjadi pada bayi yang ibunya menderita atau pernah menderita
penyakit graves. Penyakit graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh
menghasilkan antibodi yang merangsang kelenjar tiroid. Pada wanita hamil,
antibodi ini bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid janin.
Penyakit graves pada ibu bisa menyebabkan lahir mati, keguguran atau kelahiran prematur.
pada bayi baru lahir, gejala kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa
timbul dalam waktu beberapa hari setelah lahir:
a. Berat badan tidak bertambah
b. Denyut jantung yang cepat
c. Tekanan darah tinggi
d. Rewel atau gelisah
e. Muntah dan diare
Gondok bisa menekan saluran udara dan
mengganggu proses bernafas. Kadar hormon tiroid yang tinggi bisa menyebabkan
denyut jantung menjadi cepat yang selanjutnya dapat menyebabkan gagal
jantung.seperti halnya pada dewasa, pada bayi baru lahir, mata juga menonjol.
Jika dilakukan pengobatan, pemulihan akan terjadi dalam beberapa minggu, tetapi
bayi tetap memiliki resiko kekambuhan selama 6 bulan sampai 1 tahun. Kadar
antibodi perangsang tiroid yang tetap tinggi juga dapat menyebabkan penutupan
dini ubun-ubun, keterbelakangan mental, hiperaktivitas pada masa kanak-kanak
dan pertumbuhan yang lambat. Hipertiroidisme diobati dengan obat
propilthiouracyl, yang berfungsi menghambat pembentukan hormon tiroid. Mungkin
juga perlu dilakukan pengobatan terhadap gagal jantung. Jika kadar TSH
(thyroid-stimulating hormone) sangat tinggi, mungkin perlu dilakukan transfusi
darah ganti (sejumlah darah bayi dibuang dan diganti dengan darah dari donor).
4.
Tiroiditis
Kalenjar tiroid memiliki dua lobus yang di hubungkan oleh
ismus glandula dan terletak di bawah kartilago krikoidea, kelainan yang terjadi
pada kalenjar tiroid akan menyebabkan terganggunya termogenesis, curah jantung,
eritropoitis , gerakan pernafasan, motilitas usus, serta metabolisme
karbohidrat, protein, dan lipid, pertumbuhan organ , jaringan, dan SSP,
terutama otak, serta aksi katekolamin dengan cara meningkatkan ikatan reseptor
b-andrenergenik.
5.
Hipoparatiroidisme
Kadar normal hormone paratiroid ( PTH ) rendah dalam
darah tali pusat, ia mengikat dua kali pada hari ke-6 sampai mencapai kadar
hampir seperti kadar bayi dan anak normal. Hipokalsemia adalah lazim sejak umur
12 – 72 jam, terutama pada bayi prematur, pada bayi dari ibu – ibu diabetes (
hipokalsemia neinatus lambat ). Peran yang dimainkan oleh paratiroid padabayi hipokalsemia
ini tetap harus dijelaskan, meskipun ketidakmatangan fungsional paratiroid pada
bayi hipokalsemia ini tetap harus dijelaskan, meskipun ketidakmatangan
fungsional paratiroid sering dianggap sebagai faktor patogenesis. Pada kelompok
bayi penderita hipokalsemia idiopatik sementara ( umur 1 – 8 minggu) kadar PTH
serum jauuh lebih rendah daripada pada bayi normal. Mungkin ketidakmatangan
fungsional merupakan manifestasi dari keterlambatan perkembangan enzim yang
mengubah bentuk PTH glandular menjadi PTH yang disekresikan.
F. Penatalaksanaan
Obat metabolisme dan endokrin digolongkan sebagai berikut
:
a. Insulin
b. Obat kencing manis
c. Preparat tiroid dan antitiroid
d. Obat antihiperlipidemik salah satunya obat kolesterol
Obat
metabolisme tulang salah satunya obat osteoporosis
Obat antitiroid digunakan untuk
hipertiroidisme, Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid.
Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler
toksik atau hipertiroidisme sekunder. pelepasan hormon antidiuretik juga
dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang rendah,
angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid,
obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan
emfisema).alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan
pembentukan hormon antidiuretik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelainan
metabolisme merupakan kelainan yang berhubungan terputusnya sintesis atau
katabolisme kompleks yang mengakibatkan gejala progresif permanen. Bisa
berhubungan dengan gangguan sekuens metabolisme yang mengakibatkan akumulasi
senyawa toksik. Bisa berhubungan dengan defisiensi produksi atau gangguan
energi. Kelainan `metbolisme di bagi dalam tiga macam antara lain: kelainan
metabolisme karbohidrat, piruvat dan asam amino. Kelainan kalenjar endokrin di
bagi dalam beberpa macam yaitu hiperpituitarisme, , diabetes insipidus, hipotioroidisme,
tiroiditis, karsinoma tiroid, hipoparatiroidisme.
B. Saran
Kelainan yang terjadi dalam metabolisme dan kalenjar
endokrin adalah kelainan bawaan yang harus di cegah saat kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah
1997. Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC.
Staf Pengajar
Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta:
Infomedika.
Staf Pengajar
Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta:
Infomedika.
Suriadi &
Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV.
Sagung Seto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar