KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya
baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis
dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah yang berjudul “Pengumpulan data dan membuat
rencana Asuhan bayi 2-6 hari” Kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan buat pembaca.
Bandar Lampung,
Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemeriksaan fisik bayi baru
lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di
dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan
memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya
refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil,
biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru
lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat, sehingga tidak akan
menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada pemeriksaan fisik yang
paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan
trauma dari tindakan yang bidan lakukan dan melakukan inform consent terlebih
dahulu kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama
ibunya.
Apa yang harus dilakukan
terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu pengkajian, pemahaman dasar
mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan menggunakan
suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta prilaku bayi, hal
ini di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi jika tidak dilakukan
suatu pemeriksaan untuk menrencanakan asuhan yang akan diberikan pada bayi,
karena bayi belum bisa berkomunikasi seperti orang dewasa maka penampilan dan
prilakunya lah yang akan kita nilai.
Penilaian atau evaluasi
terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terdapat
beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang
kemudian dilakukan intervensi.
Penilaian atau evaluasi
terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan
perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan, penilaian adaptasi neonatal
(skor APGAR, refleks), penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak
kelainan morfologi/fisiologi, pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin,
berat badan, panjang badan, serta menentukan penanganan yang diperlukan.
Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga kategori,
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengumpulan
data bayi baru lahir ditinjau dari pengkajian fisik bayi baru lahir serta
penampilan dan perilaku bayi baru lahir?
2. Bagaimana rencana asuhan bayi
usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali pusat, pemberian nutrisi yang
adekuat, personal hygiene, mempertahankan kehangatan bayi, kebutuhan tidur,
keamanan dan tanda-tanda bahaya?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses pengumpulan
data bayi baru lahir ditinjau dari pengkajian fisik bayi baru lahir serta
penampilan dan perilaku bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui rencana asuhan
bayi usia 2 – 6 hari ditinjau dari perawatan tali pusat, pemberian nutrisi yang
adekuat, personal hygiene, mempertahankan kehangatan bayi, kebutuhan tidur,
keamanan dan tanda-tanda bahaya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengumpulan Data Bayi Baru
Lahir
Setelah lahir, neonatus
mengalami beberapa perubahan fisiologi sehigga dapat beradaptasi dengan
kehidupan di luar uterus (Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi).
Perubahan-perubahan yang cepat dan kompleks itu dimulai dengan terpotongnya
tali umbilikus, selain ada beberapa perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
kita juga harus mengetahui ciri-ciri umum bayi baru lahir normal. Untuk
mengetahui ciri-ciri tersebut kita tentukan melakukan suatu pemeriksaan fisik
terhadap bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru
lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di
dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan
memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya
refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil,
biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru
lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat, sehingga tidak akan
menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada pemeriksaan fisik yang
paling penting adalah cara menjaga agar bayi tidak mengalami hipotermi dan
trauma dari tindakan yang bidan lakukan dan melakukan inform consent terlebih
dahulu kepada ibu/orang tua bayi, apabila bayi telah dirawat gabungkan bersama
ibunya.
Apa yang harus dilakukan
terhadap bayi baru lahir pada saat melakukan suatu pengkajian, pemahaman dasar
mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah dengan
menggunakan suatu pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta
prilaku bayi, hal ini di karenakan kita tidak dapat menentukan keadaan bayi
jika tidak dilakukan suatu pemeriksaan untuk menrencanakan asuhan yang akan
diberikan pada bayi, karena bayi belum bisa berkomunikasi seperti orang dewasa
maka penampilan dan prilakunya lah yang akan kita nilai.
Penilaian atau evaluasi
terhadap bayi usia 2 – 6 hari, sebelum melaksanakan intervensi terdapat
beberapa langkah yang dilakukan sebelum menyusun perencanaan asuhan yang
kemudian dilakukan intervensi.
Penilaian atau evaluasi
terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan
perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan, penilaian adaptasi neonatal
(skor APGAR, refleks), penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak
kelainan morfologi/ fisiologi, pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin,
berat badan, panjang badan, serta menentukan penanganan yang diperlukan.
Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga kategori,
meliputi :
1. Klasifikasi menurut masa
gestasi
a. Neonatus kurang bulan (preterm
infant) : janin dengan usia kehamilan < 37 minggu
b. Neonatus cukup bulan (term infant) :
janin dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu
c. Neonatus lebih bulan (postterm
infant) : janin dengan usia kehamilan > 42 minggu
2. Klasifikasi menurut berat badan
a. Neonatus berat lahir rendah :
janin dengan berat badan lahir < 2500 gram
b. Neonatus berat lahir cukup :
janin dengan berat badan lahir 2500 – 4000 gram
c. Neonatus berat lahir lebih :
janin dengan berat badan lahir > 4000 gram
3. Klasifikasi menurut berat lahir
terhadap masa gestasi
Dideskripsikan dengan masa
gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannnya, yaitu
neonatus cukup / kurang / lebih bulan (NCB / NKB / NLB) apakah sesuai / kecil /
besar untuk masa kehamilan (SMK / KMK).
Aspek Pengumpulan Data Bayi
Baru Lahir
Langkah pertama penilaian atau evaluasi adalah
pengumpulan data baik yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada ibu dan
keluarga maupun yang didapatkan dari pemeriksaan secara langsung.
Langkah-langkah tersebut adalah langkah pengkajian fisik serta pemeriksaan
penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
1.
Pengkajian Fisik Bayi Baru
Lahir
Pengkajian fisik adalah suatu
cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan keluarganya dengan
menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian fisik
BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan
secara inspeksi maupun observasi.
Pengkajian fisik pada bayi baru
lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian segera setelah lahir.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan
dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR meliputi Appearance (warna kulit), Pulse(denyut jantung), Grimace (refleks atau respon terhadap
rangsang), Activity (tonus otot) danRespiratory effourt
(usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan
diameter besar di vulva (crowning). Kedua,
pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan
bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua
ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik
/penunjang lain dan catatan medik yang menunjang. Pengkajian fisik pada bayi
baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate
care off the newborn).
Tujuan pengkajian adalah :
a. Mendapatkan hasil yang valid
b. Mengetahui keadaan fisik secara
umum
c. Mengetahui kondisi normal /
abnormal
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir secara komplit, tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan
berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion,
untuk menilai kelainan cairan amnion (volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/ oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk
menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting untuk
menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk
menilai adanya kelainan pada vena/arteri, ada tali simpul?
d. Pengukuran antropometri,
minimal meliputi BB (2500 – 4000 gram), PB (45 – 53 cm), LK (33 – 35 cm), LD
(30 – 33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru
lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Faktor genetik, meliputi
kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik.
b. Faktor maternal (ibu), meliputi
adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati,
hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus,
RH/isoimunisasi
c. Faktor antenatal, meliputi
pernah ANC/tidak, ada riwayat perdarahan, preeklamsia, infeksi, perkembangan
janin terlalu besar/terganggu, diabetes gestasional, poli/oligohidramnion.
d. Faktor prenatal, meliputi
prematur/postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat
janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur
mekonium, amnionitis, Ketuban Pecah Dini (KPD), perdarahan dalam persalinan,
prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan.
Untuk mempermudah suatu
pengkajian maka diperlukan ceklis langkah-langkah pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, berikut tabel langkah untuk memeriksa bayi.
Tabel 1
Tabel Ceklis Langkah-Langkah
Memeriksa Bayi
No
|
Pemeriksaan
|
Standar Pemeriksaan
|
1
|
Penampilan secara umum
|
Tubuh proporsional, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan, menangis kuat
|
2
|
Tanda-tanda fisik
- Pernafasan
- Detak jantung
- Temperatur
|
30 – 60 x/menit
120 – 160 x/menit
36,5 – 37,2 0C
|
3
|
Berat badan (kg / gram)
|
2500 – 4000 gram
|
4
|
Panjang badan (cm / inci)
|
45 – 53 cm
|
5
|
Tengkorak (cm)
|
33 – 35 cm
|
6
|
Telinga
|
Simetris ka/ki, tidak ada kelainan
|
7
|
Mata
|
Simetris ka/ki, refleks pupil, tidak ada
tanda-tanda infeksi dan kelainan pada mata
|
8
|
Hidung dan mulut
|
Gerakan pernapasan tanpa hambatan, tidak ada
kelainan pada hidung dan mulut, refleks menghisap kuat
|
9
|
Leher
|
Tidak ada pembengkakan dan benjolan pada
kelenjar thyroid
|
10
|
Bahu, lengan dan dada
|
Bentuk dada, puting, bunyi napas dan
jantung, gerakan lengan aktif, jumlah jari lengkap tanpa kelainan
|
11
|
Perut
|
Bentuk perut, lingkar perut, konsistensi
perut (ketika tidak menangis lembek), tidak ada benjolan pada perut dan
sekitar tali pusat
|
12
|
Alat kelamin / genetalia
|
Laki-laki : terdapat 2 testis berada dalam
scrotum, ujung penis terdapat lubang
Perempuan : labia mayora menutupi minora,
vagina terdapat lubang, uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris
|
13
|
Pinggul
|
Tidak ada bunyi pada saat menggerakkan tungkai
dan kaki bayi
|
14
|
Tungkai dan kaki
|
Gerakan, simetris dan panjang harus sam,
jumlah jari
|
15
|
Punggung dan anus
|
Tidak ada pembengkakan / cekungan pada
punggung, terdapat lubang anus, serta pengeluaran mekonium
|
16
|
Kulit
|
Verniks ada, warna kulit kemerahan, tidak
ada pembengkakan dan bercak / tanda lahir
|
Aspek yang perlu dikaji adalah :
a. Riwayat persalinan dan keadaan
neonatal
Riwayat persalinan meliputi
lama, spontan, keadaan ketuban, dll
Riwayat neonatal meliputi
mekonium, trauma lahir, dll
b. Menilai keadaan umum bayi
Ukuran keseluruhan, kepala,
badan, ekstermitas, tonus otot, tingkat aktivitas, tangis bayi, kondisi kulit,
meliputi warna, turgor, kerut-kerut, verniks kaseosa, milia (bintik berwarna
putih sampai kekuningan yang terletak superfisial dalam kulit, biasanya
terletak pada kelopak mata, dagu dan dahi), lanugo, eritema toksikum dan tanda
lahir. Dua jam pertama setelah lahir. Hal-hal yang dinilai saat pemantauan bayi
pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat dan
lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerahan atau biru
4) Cacat bawaan dan trauma lahir
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh
Hipotalamus bayi belum sempurna
sehingga suhu belum stabil terutama terpapar dingin. Bayi mempertahankan suhu
tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan
aktifitasnya. Kisaran suhu 36 – 37 ºC, diperlukan nutrisi dan pergerakan yang
cukup, sehingga tidak dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat (Myles, Cetakan
14, 2009). Pada saat lahir suhu tubuh bayi kira-kira sama dengan suhu tubuh
ibunya. Suhu tubuh normal 36, 5 º - 37,2 º C (Pusdiknakes – WHO –JHPIEGO, 2003)
2) Nadi
Tabel 2
Frekuensi Denyut Jantung / Nadi
Normal Pada Bayi dan Anak
Umur
|
Istirahat (bangun)
|
Istirahat (tidur)
|
Aktif/ demam
|
BBL
|
100-180
|
80-160
|
Sampai 220
|
1 minggu-3 bulan
|
100-220
|
80-200
|
Sampai 220
|
4 bulan-2 tahun
|
80-150
|
70-120
|
Sampai 200
|
2 tahun-10 tahun
|
70-110
|
60-90
|
Sampai 200
|
> 10 tahun
|
55-90
|
50-90
|
Sampai 200
|
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
3) Pernapasan
Pernapasan pada bayi baru lahir
tidak teratur kedalamannya, kecepatan dan iramanya serta bervariasi dari 30 –
60 x/menit.
Tabel 3
Frekuensi Pernapasan Normal
Pada Bayi dan Anak
Umur
|
Range/ rata-rata
|
Waktu tidur
|
Neonatus
|
30-60
|
35
|
1 bulan-1 tahun
|
30-60
|
30
|
1-2 tahun
|
25-50
|
25
|
3-4 tahun
|
20-30
|
22
|
5-9 tahun
|
15-30
|
18
|
10 tahun/ lebih
|
15-30
|
15
|
(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008)
4) Tekanan darah
Tekanan darah pada BBL sulit
untuk diukur secara akurat dengan menggunakan sfigmomanometer konvensional,
bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan sistolik rata-rata
adalah 80 – 60 / 45 – 40 mmHg pada saat lahir 100 / 50 mmHg sampai hari ke
sepuluh (Doenges, M, E, 2001).
d. Berat badan dan panjang badan
Letakkan handuk langsung
ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang. Berat badan biasanya
diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000 kg (Chapman, 2006).
Diukur dari puncak kepala
sampai ke tumit, nilai 45 – 53 cm (Pusdiknakes, 2003). Jokinen (2002)
menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the
joint working party on child health (Hall
& Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran panjang badan masih penting
untuk pengajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Jokinen
(2002) juga mencatat bahwa pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan
penggunaan metode yang paling umum, dengan pita mengukur dari puncak kepala ke
telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh dari variabel
(Wilshin, 1999).
e. Kepala dan muka
1) Ubun-ubun
Merupakan titik lembut pada
bagian atas kepala bayi di tempat tulang tengkorak yang belum sepenuhnya
bertemu.
2) Sutura / molase / molding
Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase) dengan penilaian :
0 : Sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak)
terpisah
1 : Sutura bersesuaian atau tepat
2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat
diperbaiki
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat
diperbaiki
Tulang tengkorak baru menyatu pada usia 2
tahun.
3) Penonjolan atau cekungan
Penilaian : tidak terdapat
kelainan baik karena trauma persalinan (caput succedaneum / edema kulit kepala dan cephal hematoma / efusi darah dibawah periosteum tulang
kranial) atau adanya kelainan kongenital (hydrocephalus, anencephalus, dll) (Chapman, 2006).
4) Lingkar kepala
Lingkar kepala ini dilakukan
dengan meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran yang
dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran normal untuk bayi
aterm adalah 32 – 37 cm (Baston & Durward, 2001).
Pada muka atau wajah dilihat penampilan dan kesimetrisan
wajah dapat menunjukkan berbagai sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau
Turner.
f. Telinga, mata, hidung dan mulut
Penilaian telinga jumlah,
bentuk, kesimetrisan antara telinga satu dengan telinga yang lain dengan cara
menarik garis melintasi kedua mata bayi, normalnya telinga berada di atas garis
tersebut. Penilaian mata meliputi simetris, pergerakan mata, refleks pupil,
jarak antar mata 3 cm, tidak ada tanda-tanda infeksi. Selain itu perlu
diperhatikan adanya perlengketan, katarak, perdarahan sub konjungtiva dan
lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi
dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh
infeksi gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan.
Penilaian hidung dan mulut
meliputi ada / tidaknya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi kongenital dan
lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan,
bersih, baru dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba
adanya sumbing palatum.
g. Leher dan dada
Penilaian leher dengan meraba
apakah terdapat pembengkakan dan benjolan. Penilaian dada meliputi bentuk dari
dada, puting, bunyi nafas dan bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop), dan ukuran lingkar dada dengan cara diukur dari dada ke
daerah punggung kembali ke dada melalui puting susu, nilai 32-34 cm.
h. Bahu, lengan dan tangan
Yang dilakukan adalah melihat
gerakan dari bayi apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari pada
bayi. Lingkar Lengan Atas, nilai
10 – 11 cm.
i. Sistem saraf
Adanya refleks moro, lakukan
rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan bertepuk tangan (Pusdiknakes –
WHO – JHPIEGO, 2003). Pada saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-otot
tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang. Sistem
persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna (Doenges, M, E, 2001).
j. Perut / abdomen
Pada perut
yang perlu dilakukan pemeriksaan yaitu bentuk dari perut bayi, lingkarperut, penonjolan sekitar
tali pust pada saat bayi menangis, perdarahan pada tali pusat,dinding perut
lembek (pada saat tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
k. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah
gerakan, bentuk simetris dan panjang kedua kaki harus sama, serta jumlah jari.
l. Genitalia
Penilaian pada bayi laki-laki yang harus
diperiksa adalah normalnya dua testis berada dalam scrotum, scrotum sudah turun ke bawah, kemudian pada ujung penis terdapat
lubang.Penilaian pada bayi perempuan yang harus
diperiksa adalah normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina
terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris, hymen dan klitoris tampak
membesar (Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003).
m. Kulit dan punggung
Pada kulit
yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan, keabu-abuan,
kekuning-kuningan, berminyak dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi
agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna,
pembengkakan atau bercak bercak hitam, dan tanda tanda lahir.
Sedangkan pada punggung yang
diperiksa adalah pembengkakan atau ada cekungan pada punggung bayi dengan cara
membalikan badan bayi dan meraba punggung bayi untuk
merasakan benjolan pada tulang punggungnya.
n. Anus
Pada anus
yang akan diperiksa yaitu lubang dan terbuka atau telah mengeluarkan mekonium /
cairan.
2.
Penampilan dan Perilaku Bayi
Baru Lahir
a. Penampilan bayi baru lahir
Bayi baru lahir mempunyai
variasi penampilan yang normal. Beberapa variasi penampilan yang normal kadang
bersifat sementara dimana akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik dan
juga bersifat menetap yang disebut tanda lahir. Berikut variasi-variasi
penampilan yang normal pada bayi baru lahir :
1) Kulit
Saat bayi lahir, warna kulit
berwarna keunguan lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras
dan dapat bernapas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan yang merupakan
respon normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak, tapi dapat pula
merupakan tanda serius bila warna kekuningan bertambah dan menetap beberapa
hari. Pada bayi postterm kulit bayi keriput dan sedikit terkelups, karena telah
kehilangan verniks kaseosa yang melindungi kulit bayi.
2) Kepala
Bentuk kepala di hari-hari
pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses
persalinan yang dialami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam seminggu
pertama.
3) Mata
Bintik darah pada area putih
mata dan bengkak yang umumnya di wajah akibat tekanan selama persalinan. Keadaan
akan hilang dalam beberapa hari. Tetapi untuk bayisectio caesarea tidak terdapat hal demikian.
4) Telinga
Bentuknya bisa tidak sama
antara kanan dan kiri, kadang terlipat dan berbulu. Tapi hal ini tidak akan
menetap melainkan akan menuju ke bentuk sempurna.
5) Bibir
Bibir bayi akan kering untuk
sementara waktu, yang disebut sucking
blister. Hal ini terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dengan puting dan
areola. Kulit bibir yang kering akan segera digantikan dengan lapisan baru.
6) Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi
pada bayi laki-laki maupun perempuan dalam 3 hari pertama setelah lahir. Hal
ini disebut newborn breast
swelling, yang dihubungkan dengan hormon ibu dan menghilang dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu.
7) Genitalia
Genetalia dapat terlihat
membengkak atau mengeluarkan cairan. Tampilannnya dapat berbeda sesuai umur
kehamilan. Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia yang dalam.
Semakin cukup bulan, labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan dapat
mengeluarkan cairan atau mukus kemerahan dari vagina dalam minggu pertama yang
disebabkan hormon dari ibu selama hamil. Bayi prematur laki-laki mempunyai
skrotum yang rata dan halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis
turun sebelum usia 6 bulan). Bayi prematur menampakan gais-garis pada skrotum
dengan testis yang sudah turun.
8) Tanda lahir
Tanda lahir sering kali
mencemaskan orang tua. Biasanya ditemui di punggung bagian bawah higga bokong,
meskipun dapat juga ditemui di bagian lain.
Beberapa jenis tanda lahir yang
normal adalah :
1)
Millia
Bercak putih dan keras seperti
jerawat pada hidung atau dagu yang disebabkan oleh sumbatan kelenjar minyak dan
akan menghilang dengan sendirinya.
2) Salmon
patches atau bercak hitam
Bercak berwarna merah muda
gelap, biasanya terdapat pada jembatan hidung, dahi bagian bawah, kelopak mata
atas, belakang kepala dan leher. Tanda lahir ini akan menghilang sekitar
beberapa bulan setelah kelahiran.
3) Mongolian
spots atau bercak mongol
Are datar dan luas berwarna
hijau atau biru seperti memar pada punggung atau bokong. Pewarnaan ini
disebabkan oleh bagian terisi pigmen ekstra dan akan menghilang menjelang usia
4 tahun.
4) Strawberry
hemangioma atau hemangioma kapiler
Bintik merah yang menonjol dengan
tekstur yang kasar. Pada minggu pertama bintik berwarna putih pucat, kemudian
akan berwarna mera disebabkan pembuluh darah yang melebar selama beberapa
bulan, tetapi kemudian secara betahap akan menciut dan menghilang.
5) Port
wine stain
Area berwarna merah atau ungu,
berbentuk tidak teratur, datar dan besar yang disebabkan oleh kelebihan
pembuluh darah di bawah kulit. Penyakit ini tidak dapat hilang dengan
sendirinya, perlu dilakukan bedah plastik ketika usia anak suduh cukup besar.
6) Pustular
melanosis
Lepuh kecil yang cepat kering
dan terkelupas, serta meninggalkan bintik hitam. Bintik hitam seperti
titik-titik tersebut akan hilang dalam beberapa minggu.
7) Erythema
toxicum
Ruam bercak-bercak merah dengan
benjolan berwarna putih kekuningan di dada atau punggung atau hingga ke seluruh
tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami kejadian ini pada hari pertama.
Keadaan ini biasanya akan menghilang dalam satu minggu tanpa perawatan.
9) Variasi yang sering ditemukan
pada Bayi Baru Lahir
a) Caput succedaneum
Pengumpulan cairan di bawah
kulit kepala yang biasa terjadi pada persalinan lama dan sulit. Caput dapat
melewati garis sutura, lain halnya pada cephal hematoma yaitu cairan tidak
melewati batas sutura. cairan ini di serap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa
hari setelah lahir.
b) Molase
Suatu keadaan yang paling
bertumpukan satu sama lain sebagai upaya untuk memfasilitasi pergerakan kepala
selama melalui jalan lahir pada proses persalinan yang menyebabkan kepala bayi
tidak simetris.
c) Hemangioma
Tanda lahir ini terdiri atas 2
jenis :
1) Nevus Flammeus ialah daerah
kapiler yang tidak menonjol, berbatas tegas, berwarna merah-ungu yang tidak
bertambah ukurannya, bisa menghilanh atau memudar warnanya.
2) Nevus vaskulosus ialah kapiler
yang baru terbentuk dan membesar pada kulit (lapisan dermis dan subdermis) yang
tumbuh beberapa bulan, kemudian mengkerut dan menghilang.
d) Psendomenarrhe
Cairan mukus kental berwarna
keputihan dari bayi baru lahir perempuan selama minggu pertama kehidupan. Ini
disebabkan oleh terhentinya pengaruh hormon ibu.
e) Akriosianosis
Warna biru pada tangan dan kaki
yang mungkin timbul pada 2 hingga 4 jam pertama setelah lahir akibat sirkulasi
perifer yang buruk. Jika sirkulasi memadai, suplai darah akan segera kembali
dengan cepat kebagian ekstermitas setelah kulit ditekan dengan jari.
b. Perilaku bayi baru lahir
Perilaku Bayi atau newborn behavior adalah perilaku yang dapat diamati
oleh orangtua atau pemeriksa yang mempunyai dua tujuan yaitu untuk menilai
fungsi integritas bayi dan untuk mengetahui (sebagai klinisi) kontribusi BBL
terhadap sistem bayi-orang tua.
Karakteristik bayi adalah
mempunyai pipi kemerahan dan montok, serta mata yang mungkin masih terpejam
atau sedikit terbuka. Kepala BBL mungkin mendatar atau mempunyai bentuk yang
tidak beraturan sesudah lahir, dan mungkin lebih besar atau tidak proporsional
bila dibandingkan dengan tubuh bayi. Bayi mungkin lebih kecil dibandingkan
dengan bayangan orang tua. Mungkin terdapat goresan pada muka bayi akibat
kukunya yang panjang dan mungkin mempunyai telinga yang bentuknya masih tidak
beraturan, daun telinga masih lemas atau kaku terlipat ke bawah. Dalam waktu
seminggu penampilan bayi akan banyak berubah. Bentuk kepala yang tidak
beraturan akan menjadi lebih bulat dalam waktu 2 minggu. Mata yang terpejam
juga akan mulai terbuka dalam minggu pertama, koordinasi mata yang baik akan
terjadi pada saat itu. Berat akan turun sedikit dan bentuk telinga akan menjadi
normal dalam waktu satu bulan.
Penampilan dan perilaku bayi
baru lahir meliputi :
1) Tersedak
Tersedak dikatakan normal
apabila terjadi kontraksi diafragma primitif (sekat rongga badan antara dada
dan perut) yang mendadak dan tidak teratur, yang belum benar-benar bisa menarik
dan mengeluarkan napas dengan ritme teratur.
Tersedak : tanda bahwa otot-otot
pernapasan diantara tulang iga, diafragma dan perut makin kuat dan mencoba
bekerja sama.
Bayi sensitif terhadap sinar
terang dan bersin jika membuka matanya untuk beberapa hari pertama cahaya
menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan mata.
2) Bersin
Lapisan hidung sensitif,
diperlukan untuk membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar tidak masuk ke
dalam paru-paru.
3) Napas
Kecepatan sekitar 40x tarikan
napas/menit untuk 1 atau 2 hari pertama. Usia beberapa bulan : turun menjadi 25
x/menit. Bayi baru lahir : paru-paru kecil, napas dangkal paru-paru bayi (proporsional) lebih
kecil dibanding ukuran tubuhnya.
4) Refleks
Refleks adalah gerakan naluriah
untuk melindungi bayi. Dalam beberapa minggu pertama kehidupannya bayi akan
mempertahankan posisinya seperti posisi tubuh di dalam kandungan (posisi janin)
yaitu fleksi penuh pada sendi lengan, siku, panggul dan lutut dan memposisikan
anggota gerak untuk dekat dengan bagian depan tubuh bayi. Posisi ini akan
berubah bila bayi sudah dapat mengontrol gerakannya. BBL memiliki berbagai
macam refleks alamiah. Memakai refleks ini akan sangat membantu untuk memahami
penyebab beberapa perilaku bayi.
Adapaun macam-macam refleks meliputi :
a) Refleks glabellar
Ketuk daerah pangkal hidung
secara pelan-pelan dengan menggunakan jari telunjuk pada saat mata terbuka.
Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
b) Refleks menghisap (sucking)
Refleks menghisap terjadi
ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di
mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk
memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan
rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru
lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan
bertenaga untuk memperoleh susu
c) Refleks mencari (rooting)
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian
pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda
yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks
menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4
bulan.Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan
mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang
menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan
susu ibu untuk meperoleh makanan.
d) Refleks menggenggam (palmar
grasping)
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda
yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 –
4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari
telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak
tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.
e) Refleks babinski
Refleks primitif pada bayi
berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi
syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
f) Refleks moro
Refleks moro adalah suatu
respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau
gerakan yang mengejutkan.
g) Refleks melangkah (stepping)
Jika ibu atau seseorang
menggendong bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan
yang keras, ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan
kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia
akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks
berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia kuasai
beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2
bulan.
h) Refleks merangkak (crawling)
Jika ibu atau seseorang
menelungkupkan bayi baru lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di
dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.
i) Refleks tonic neck / fencing
Disebut juga posisi menengadah,
muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat
kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan
lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus
atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau
jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan
mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks
tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang
akan menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.
j) Refleks ekstrusi
Bayi baru lahir menjulurkan
lidah ke luar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting.
k) Refleks berenang (swimming)
Reflek ini ditunjukkan pada
saat bayi diletakkan di kolam ang berisi air, ia akan mulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini akan menghilang pada usia empat
sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia
tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang,
namun meletakkan bayi di air sangat beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada
air saat itu.
l) Refleks yawning
Yakni refleks seperti menjerit
kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu
tahun kelahiran.
m) Refleks labirin (tonic
labyrinthine)
Pada posisi telentang, reflex
ini dapat diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai
yang diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada
usia 6 bulan.
n) Refleks bernapas (breathing)
Refleks gerakan seperti
menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang, fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen
dalam kehidupan.
o) Refleks eyeblink
Refleks gerakan seperti menutup
dan mengejapkan mata. Fungsi : melindungi mata dari cahaya dan benda-benda
asing. Permanen dalam kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin,
matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.
p) Refleks pupil (puppilary)
Refleks gerakan menyempitkan
pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap terhadap
lingkungan gelap. Fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap
suasana gelap.
q) Refleks menelan (swallowing)
Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda - benda yang didekatkan ke
mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah
sesuai pengalaman.
r) Menangis
Bayi akan berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan non-verbal atau isyarat yang sebagian besar akan melibatkan
tangis. Bayi juga kadang dapat diam dan tenang sendiri tanpa bantuan. Bila bayi
menangis berlebihan ini dapat berarti bayi sakit atau mengalami nyeri.
Menangis merupakan salah satu
cara utama bayi untuk melakukan komunikasi. Banyak bayi menangis selama 2-3 jam
sehari, bahkan ada yang lebih. Ini adalah suatu cara dimana untuk memberi tahu
orang tua atau pengasuhnya bahwa bayi menginginkan sesuatu, atau ada sesuatu
yang salah satu tidak nyaman baginya. Bayi akan tumbuh dengan tangis yang
konstan. Merangkul bayi, mengelus-elus dan berbicara dengan bayi bahwa ia
dicintai, akan membuat bayi bertambah baik. Tangis akan berkurang dengan
bertambahnya umur dan kemampuan bayi untuk dapat mengekspresikan perasaan,
kemauan dan keinginannya.
s) Tidur
Bayi cukup bulan : sebagian
besar waktu untuk tidur (60%). BBL biasanya tidur selama 20 menit-4 jam dalam
sekali tidur dalam waktu sampai 20 jam setiap harinya. Lambung bayi terlalu
kecil untuk menahan minuman agar senantiasa penuh di lambung, sehingga bayi
perlu untuk diberi minum beberapa jam sekali. Masing-masing bayi mempunyai
kebiasaan tidur yang berbeda, tetapi pada umur 3 bulan bayi harus tidur selama
6-8 jam pada malam hari.
Dalam minggu pertama
kehidupannya, seorang bayi keliatannya akan tidur secara teratur dan hanya akan
bangun bila lapar. Setelah beberapa minggu, bayi secara perlahan akan terjaga
lebih lama. Bayi tidak mempunyai pola yang tetap tentang waktu tidurnya akan
tetapi bisa diprediksi bila sudah bertambah umurnya. Beberapa bayi tidur
sepanjang malam pada umur 6 minggu, ini terjadi secara alamiah dan tidak perlu
memaksa bayi untuk mengikuti pola tertentu meskipun dapat ditentukan waktu
tidurnya. Member minum, menyanyikan lagu atau membacakan sebuah cerita dapat
membantu menidurkan bayi. Dengan member porsi minum malam harinya dengan tenang
dan pelan-pelan, maka bayi diajar untuk membedakan siang dan malam hari.
t) Kesiagaan penglihatan dan
pendengaran
BBL dapat melihat dan fokus
hanya dengan jarak pandang 20-25 cm dari wajahnya.
B.
Rencana Asuhan Bayi Usia 2 – 6
Hari
Rencana asuhan pada bayi hari
ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir harus dibuat secara menyeluruh dan rasional
sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi
saat itu (normal/sehat atau mengalami gangguan/sakit). Secara umum asuhan yang
diberikan pada bayi usia 2 – 6 hari meliputi :
1. Perawatan
Tali Pusat
Perawatan tali pusat pada bayi
baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena
infeksi. Jika tali pusat yang belum putus tak sengaja terkena air saat bayi
dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan
apa pun pada pangkal tali pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2
minggu setelah kelahiran, tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.
Perawatan menggunakan alkohol
dan penutupan tali pusar sudah tidak dianjurkan lagi, perawatan cukup
menggunakan air matang dan biarkan tali pusar tetap terbuka. Usahakan tali
pusar tetap kering, untuk mengelap bisa menggunakan tissue atau kain kasa
steril. Tetap amati terhadap tanda-tanda infeksi
Beberapa gejala bayi terkena
infeksi yaitu : Malas minum, Gelisah, Frekuensi, pernafasan meningkat,
Mengantuk (letargi) atau tidak sadar, Berat badan turun,Pergerakan kurang,
Muntah, Diare, Odema, Perdarahan, ikterus, kejang, suhu meningkat, normal atau
kurang dari norma, Adanya nanah dari telinga, pusar tampak kemerahan dan meluas
ke kulit perut serta berbau busuk.
2. Pemberian
Nutrisi yang Adekuat
Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Berikan ASI sesering mungkin dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh)
atau sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam (paling sedikit 4 jam
sekali) dan secara bergantian diberikan antara payudara kiri dan kanan. Berikan
ASI ekslusif sampaia bayi berusia 6 bulan. Selanjutnya ASI diberikan sampai
berusia 2 tahun dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut Makanan
Pendaming ASI (MPASI).
Tabel
Komposisi ASI, Susu Sapi dan
Susu Formula
Komposisi / 100 ml
|
ASI Matur
|
Susu Sapi
|
Susu Formula
|
|
Kalori
Protein
Laktalbumin (%)
Kasein (%)
Air (ml)
Lemak (gr)
Karbohidrat
As (gr)
|
75
1,2
80
20
87,1
4,5
7,1
0,21
|
69
3,5
18
82
87,3
3,5
4,9
0,72
|
67
1,5
60
40
90
3,8
6,9
0,34
|
|
Mineral
|
Na
K
Ca
P
Mg
Fe
Zn
|
16
53
33
14
4
0,05
0,15
|
50
144
128
93
13
Trance
0,04
|
21
69
46
32
5,3
1,3
0,42
|
Vitamin
|
A (iµ)
C (mg)
D (iµ)
E (iµ)
Thiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
|
182
5
2,2
0,08
0,01
0,04
0,2
|
140
1
42
0,04
0,04
0,03
0,17
|
210
5,3
42
0,04
0,04
0,06
0,7
|
pH
|
Alkali (basa)
|
Acid (asam)
|
Acid (asam)
|
|
Bacteria Iontent
|
Steril
|
Nonsteril
|
Steril
|
3. Personal
Hygiene
a. Buang
Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan bayi
baru lahir pada hari-hari pertama disebut mekonium. Mekonium adalah aksresi
gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu pada
usia kehamilan 16 minggu. warna mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan
bertekstur lembut, terdiri atas mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan,
asam lemak dan pigmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari
setelah lahir. Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya
menjadi hijau emas dan terlihat seperti bibit. Bayi akan diberi susu formula
memiliki feses berwarna coklat gelap, seperti pasta atau padat. Bayi akan
berdefekasi 5 – 6 kali tiap hari dan akan berkurang pada minggu ke 2. Apabila
bayi tidak defekasi selama lebih dari 2 hari segera hubungi tenaga kesehatan.
b. Buang
Air Kecil (BAK)
Bayi berkemih sebanyak 4 – 8
kali perhari. Pada awalnya volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari, meningkatt
menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama. Warna urine keruh / merah
muda dan berangsur-angsur jernih karena intak cairan meningkat.
Tabel
Pola Buang Air Kecil (BAK) dan
Karakteristik Tinja
Pada Bayi Baru Lahir
Usia Bayi
|
Jumlah Minimum BAK
|
Bentuk & Warna BAB
|
Hari 1 (lahir)
|
1
|
Kental, hitam, lengket, spt aspal
|
Hari ke-2
|
2
|
Kental, hitam, lengket, spt aspal
|
Hari ke-3
|
3
|
Kuning kehijauan
|
Hari ke-4 (saat ASI dibuat banyak)
|
5-6
|
Kuning kehijauan
|
Hari ke-5
|
5-6
|
Kuning kental, terlihat “berbiji”
|
Hari ke-6
|
5-6
|
Kuning kental, terlihat “berbiji”
|
Hari ke-7
|
5-6
|
Kuning kental, terlihat “berbiji”
|
4. Mempertahankan
Kehangatan Bayi
Ketika dalam kandungan, bayi
berada dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius. Setelah lahir,
bayi masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk. Suhu ruangan persalinan yang hanya
21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban
menguap pada tubuhnya.
Luas permukaan kulit yang
berbanding lurus dengan massa tubuh bayi menyebabkan bayi beresiko kehilangan
panas, terutama dari bagian kepala bayi yang merupakan 25% dari ukuran seluruh
tubuhnya.
Bayi yang baru lahir mungkin
penuh berlumur darah dan cairan amniotik, kadang-kadang juga dengan vernix, substansi mirip keju
yang melindungi kulit bayi ketika masih ada di dalam rahim. Kulit bayi yang
baru lahir mungkin dilapisi bulu halus yang hitam, bernama lanugo, yang akan lenyap dalam 2 bulan
kehidupan awalnya. Warna kulit mungkin mula-mula kelihatan biru tua, tetapi
setelah bayi mulai bernafas akan berubah menjadi merah jambu sehat.
5. Kebutuhan
Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah
lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun samapai malam
hari sampai usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangannya yang hangat, serta memastikan bayi
tidak terlalu panas atau terlalu diingin. Jumlah waktu tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola tidur bayi masih belum
tertur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan kan
bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur dimalam hari dibandingkan dengan
siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya dating dari orang tuany yang sulit
menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam
setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan
1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tuapun perlu menyiasati waktu
tdurnya sesuai pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak
tiduur malam disbanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidurpun semakin
berkurang, kiraa-kira 3 kali dan terus berkurang hingga 2 kali pada usia 6-12
bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang 1 kali saja
dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-16 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa
malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk banguun.
Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari saja,
tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya
untuk tidur. Letakkan bayi ditempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari
membiarkannya tidur dalam gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya
dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup.
Ketika bayi terbangun, ajari
untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata-kata lembut.
Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menanagis lagi, biarkan dulu 5 menit baru
tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya
hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit,
15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal
hentikan dulu prosedur ini dan coba lagi setelah satu bulan cara ini
diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s Children Hospital. Pastikan bayi
tidur dengan aman:
a. Letakkan bayi pada permukaan
rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprai atau alas dengan cermat agar tidak
mudah lepas
b. Jangan merokok disekitar bayi
c. Jangan biarkan bayi terlalu
hangat, jangan berlebihan membuntal bayi ketika tidur
d. Jika khawatir kepala bayi akan
peyang jika sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang
mengawasi. Atau ubah sesekali posisi bayi saat bayi tidur terlentang.
6. Keamanan
Pencegahan infeksi adalah satu
aspek penting dalam perlindungan dan keamanan pada bayi baru laahir,
yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mencuci tangan sebeum dan
sesudah menangani bayi merupakan cara efektif untuk mencegah infeksi.
b. Setiap bayi harus mempunyai
alat dan pakaian tersendiri untuk mencegah infeksi silang.
c. Menyediakan linen atau kain
yang cukup
d. Mencegah anggotan tenaga atau
tenaga kesehatan yang sedang sakit menangani bayi. Stafilokokos merupakan
penyebab tersering infeksi nosokamal. Kadang beberapa rumah sakit
menggunakan cairan antiseptic atau sabun. Contoh yang mengandung heksaklorophan
untuk mencegah kemungkinan infeksi tersebut.
e. Memandikan bayi tidk boleh
sering-sering dilakukan karena akan berdampak pada kulit yang belum
sempurna, bagian muka, lipatan-lipatan kulit , dan bagian dalam popok dapat
dibersihkan 1-2 kal/ hari untuk mencegah lecet/ tertumpuknya kotoran pada
daerah tersebut..
f. Menjaga kebersihan dan
keringnya tali pusat
g. Mengganti popok dan menjaga
kebersihan area bokong
Pencegahan Masalah Pernafasan meliputi :
a. Pencegahan hipotermia dan
kemungkinan infeksi
b. Menyendawakan bayi setelah
menyusui untuk mencegah aspirasi pada saat terjadi gumoh atau muntah.
c. Jika tidur bayi harus
dibaringkan terlentang atau miring.
Pencegahan Hipotermia :
a. Tidak sering memaparkan baayi pada
udara yang dingin.
b. Menjaga suhu ruangan sekitar
18-210 C
c. Bayi menggunakan pakaian hangat
dan tidak tterlalu ketat.
d. Segera menggantikan kain yang
basah.
e. Memandikan bayi dengan air
hangat kurang lebih 370 C
f. Bedong/ selimut harus
memfasilitasi pergerakan tangan dan kaki.
Pencegahan perdarahn dilakukaan dengan
pemberian vitamin K 1 mg IM yang memicu pembentukan protombin. Pencegahan luka
dan Trauma :
a. Jangan meninggalkan bayi
b. Pada saat memandikan bayi,
perhatikan atau cek suhu air terlebih dahulu. Hindarkan memasukan air panas
terlebih dahulu karena akan menyebabkan panas yang lama pada baagiaan dasar bak
mandi.
c. Gunakan bak maandi yang tidak
tinggi/terlalu ddalam, alu isi dengan iar kurang dari setengah tinggi bak mandi
untuk mencegah bayi tenggelam.
d. Memnidahkan bayi haarus dengan
menggunakan kain untuk menghindari jatuh karena permukaan kulit yang licin dan
pergerakan bayi.
e. Jika menggunakan peniti
untuk mengikatkan popok, gunakan salah satu tangan di dalam popok
untuk memastikan bayi tidak sampai tertusuk peniti tersebut.
f. Pergunakan sarung tangan bayi
untuk mencegah luka karena kuku bayi yang panjang.
g. Sarung tangan bayi yang
digunakan harus elastic tidak ketat untuk mencegah penekanan terhadap sirkulasi
darah ke bagian jari tangan.
h. Bayi tidak perlu memerlukan
bntal sampai usia 2 tahun, jangan menempatkan bantal diatas kepala agar wajah
tidak tertutup oleh bantal.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga
keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi
tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk memberikan apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat
penghangat di tempat tidur bayi. Selain itu untuk menjaga keamanan bayi adalah
menjaga bayi agar tidak gumoh dengan cara:
a. Hindari memberikan ASI/susu
saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit
setelah menyusu.
b. Hindari meletakkan bayi di
kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c. Hindari merangsang aktivitas
yang berlebihan setelah bayi menyusu.
d. Kontrol jumlah ASI/susu yang
diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
e. Sendawakan bayi segera setelah
menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu
menysusu.
f. Jika menyusui, posisi bayi
dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45
derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
g. Jangan mengangkat bayi saat
gumoh atau muntah.
h. Segera mengangkat bayi saat
gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru
dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau
tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
i. Biarkan saja jika bayi
mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik
daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa
menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut,
tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan
tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang
keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya
banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan
keluar lewat hidung.
j. Hindari bayi tersedak.
Bila si bayi tersedak dan
muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan
berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke
lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah
kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya.
Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan
muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil
ditepuk-tepuk punggungnya.
7. Tanda-tanda
bahaya
a. Pernapasan sulit / > 60
x/menit
b. Suhu terlalu panas (> 38 0C) atau terlalu dingin
(< 36 0C)
c. Isapan saat menyusu lemah,
rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan
d. Tali pusat merah, bengkak,
keluar cairan, berbau busuk dan berdarah
e. Tidak BAB dalam 2 hari, tidak
BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat
lendir atau darah
f. Menggigil, rewel, lemas,
mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus
g. Bagian putih mata menjadi
kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
Tanda-tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut
Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139) yaitu :
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Merintih
e. Perdarahan
f. Sangat kuning
g. Berat badan lahir < 1500 kg
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu
cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan keluarganya dengan
menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun objektif. Pengkajian fisik
BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan
secara inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru
lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga, Bibir, Payudara, Genitalia,
Tanda lahir dan Variasi yang
sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir seperti Caput succedaneum, Molase,
Hemangioma, Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku bayi baru lahir meliputi :
Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari
ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya Perawatan Tali Pusat karena tali
pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah
sekali terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat
berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu setiap 2 – 3 jam (paling
sedikit 4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan antara payudara kiri dan
kanan.
Personal Hygiene diantaranya
Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium yang dikeluarkan seluruhnya 2 – 3
hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi sebanyak 4 – 8 kali perhari
dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari, meningkat menjadi 100 – 200 ml/
hari pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi
karena bayi yang terbiasa berada dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat
celcius Ketika dalam kandungan, sementara Suhu ruangan persalinan yang hanya 21
derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban
menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun pada malam
hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan
cara Pencegahan infeksi, Pencegahan Masalah Pernafasan, Pencegahan Hipotermia,
Pencegahan perdarahan dan menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi
diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas atau terlalu dingin, Isapan
saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan menantuk berlebihan, Tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan berdarah, Tidak BAB dalam 2
hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua
dan terdapat lendir atau darah, Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang,
tidak bisa tenang dan menangs terus menerus, Bagian putih mata menjadi kuning
atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan
data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia 2 – 6 hari sangat penting
untuk diketahui. Untuk itu diharapkan mahasiswa lebih banyak mempelajarinya
agar semakin mahir.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan A. Azis Alimatul
Hidayat. 2008. Keterempilan
Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi 2. JakBAB I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar