Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAK BALITA “ KONSEP ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAK BALITA ”

KATA PENGANTAR

      Puji  dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada kesulitan apapun.
      Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita  dimana makalah ini membahas tentang “Makalah asuhan neonatus bayi dan anak balita “ konsep asuhan neonatus bayi dan anak balita ”.
Untuk kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dimana kami tidak dapat menyebutkannya satu-satu.
      Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik dan saran dari para pembaca sangatlah kita harapkan untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.



Bandar Lampung,  Maret 2019


Penulis 



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Penelitian menunjukan bahwa,50% kematian bayi baru terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan hipogli komia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus di lakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonates sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Prosesadaptasi fisiologi yang di lakukan bayi baru lahir perlu di ketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan bagi ibu, bayi dan anak. (wafi nur muslihatun).
Bayi yang lahir akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis karena :
1.      Mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya yang baru.
2.      Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup
3.      Dapat mengtur suhu tubuh
4.      Dapat melawan setiap penyakit dan infeksi
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir ) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dar kehidupan didalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi-fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin.
Proses adaptasi BBL yang paling dramatic dan cepat terjadi pada 4 aspek, yaitu pada system pernafasan, system sirkulasi/ kardiovaskuler, kemampuan termoregulasi dan kemampuan menghasilkan sumber glukosa. Proses adaptasi tersebut terjadi sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus ke luar uterus, maka bayi menerima rangsang yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Perubahan tidak hanya terjadi pada system tubuh diatas saja, pada system tubuh lainnya juga terjadi perubahan walaupun tidak jelas terlihat.

Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 juta kematian bayi di dunia, 48% di antaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60% di antaranya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta kematian bayi yang lebih dari 7hari akibat gangguan perinatal. Sekitar 42%  kematian neonatal di sebabakan oleh infeksi seperti tetanus neonaturum, sepsis, meningitis, pnemonomia dan diare. Pada kematian neonatal karena infeksi, dua pertiganya berkaitan erat dengan proses perasalinan.

Bayi baru lahir berisiko tinggi terinfeksi dibandingkan janin yang masih berada dalam uterus. Pada keadaan dimana BBL terpapar oleh organisme benda asing tidak terlalu membahayakan bagi bayi dan diistilakan dengan kolonisasi dan bayi dapat membentuk imuinitas untuk melawan organisme yang menimbulkan infeksi. Tetapi jumlah atau virulensi organisme berlebihan melebihi mekanisme pertahanan bayi akan mengakibatkan terjadinya infeksi yang disebut infeksi klinis.

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik. Bayi baru lahir mendapat imunitas trans. Plasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar pada kuman yang berasal bukan saja dari ibunya tetapi juga berasal dari ibu lain. Terhadap kuman yang disebut terakhir ini, bayi tidak mempunyai imunitas.

B.           Rumusan masalah
1.      Apa itu adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus ?
2.      Apa sajakah pencegahan infeksi itu sendiri ?
3.      Apa yang dimaksud dengan rawat gabung ?

C.           Tujuan penulisan
1.      Menjelaskan Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus
2.      Menjelaskan pencegahan infeksi
3.      Menjelaskan rawat gabung
  


BAB II
PEMBAHASAN


A.       Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Adaptasi neonatal ( bayi baru lahir ) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologi ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. 
Mekanisme hemostatis/ adaptasi bayi baru lahir

System
Intra uterin
Ekstra uterin
Respirasi/ sirkulasi
Pernafasan volunteer
Alveoli
Vaskularisasi paru
Resistansi paru
Intake oksigen
Pengeluaran CO2
Sirkulasi paru
Sirkulasi sistemik
Denyut jantung

Belum berfungsi
Kolaps
Belum aktif
Tinggi
Dari plasenta ibu
Di plasenta
Tidak berkembang
Resistansi ferifer
Rendah
Lebih cepat

Berfungsi
Berkembang
Aktif
Rendah
Dari paru bayi sendiri
Di paru
Berkembang banyak
Resistansi perifer
Tinggi
Lebih lambat

Saluran cerna

Absorbsi nutrient
Kolonisasi kuman
Feses
Enzim pencernaan



Belum aktif
Belum
Mekonium
Belum aktif



Aktif
Segera
>Hari ke- 4, feses biasa
Aktif
Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termaksud masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterine.

Perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses kelahiran
1.    Perubahan system respirasi
a.    Perkembangan system pulmonary
Paru-paru berasal dari jaringan endoderm yang muncul dari faring yang bercabang kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses initerus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang , walaupun janin menghasilkan dan bukti gerakannya fasse panjang 2 dan 3. Pernafasan janin dalamrahimtidakkalapsataumengempis. Alveolus janin berisi cairan amnion, namun setelah proses kelahiran maka akan berganti menjadi berisi udara. Ke tidak matangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang ke langsungan hidup BBL. Sebelum usia 24 minggu, yang di sebab kan oleh ke terbatasan per mukaan alveolu, ke tidak matangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupi nya jumlah surfaktan. (dwi muryanti, s.sT, sujisnti SST, dan tri budianti)
Perkembangan system pulmoner terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur ke hamilan 24 hari. Pada umur kehamilan 24 hari ini bakal paru-paru terbentuk. Pada umur kahamilan 26-28 hari kedua  membesar. Pada umur kahamilan 6 miggu terbentuk segmen bronchus. Pada umur kehamilan 12 miggu terjadi deferesis silobus. Pada kehamilan 24 minggu terbentuk  alveolus. Pada kehamilan 28 miggu terbentuk surfaktan. Pada umur 34-36 menggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru sudah dapat mengem bangkan ke system alveoli. (Wafi Nur Muslihatun )

b.    Awal adanya pernapasan
1)            Empat factor yang ber peran pada rangsangan napas pertama bayi :
a.       Penurunan Pa O2 dankenaikan Pa CO2 merangsang komore septor yang terletak di sinus koritus
b.      Tekanan terhadap rongga dada (toraks) sewaktu me lewati jalan lahir
c.       Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan pernapasan
d.      Reflek deflasi Hering Breur
2)            Mekanisme terjadinya pernapasan untuk pertama kali
Terdapat 2 proses mekanisme terjadinya pernapasan untuk pertama kali, berdasarkan pada penyebab rangsanga, yaitu :
a.         Mekanisme rangsangan mekanis
Rangsangan mekanis terjadi saat bayi melewati vagina yang menyebabkanterjadinyapenekananpadaronggathorakjanin
b.         Mekanismerangsangankimiawi (rangsanganterhadapkemoreseptor), thermal ( rangsangadingin di daerahmuka),mekanikal(sentuhan), sensori .rangasangan kimiawi, thermal, mekanik ladansensori dapat menyebabkan terjadinya pergerakan pernapasan pertama kali sehingga dapat memasuki alveoli sejumlah kurang lebih 40cc. (Dwi Maryanti, S,SiT, Sujianti, SST, Tri Budiarti,SST).
Rangsangan untuk bernapas berasal dari :
a.       Kompresi toraks janin pada proses kelahiran sedikit mendesak cairan dari saluran pernapasan sehingga mempeluas ruangan untuk masuknya udara dan mempercepat pengeluaran air dan alveolus
b.      Rangsangan fisik ketika penanganan bayi selama persalinan dan kontak dengan permukaan yang relatif kasar diyakini merangsang pernapasan secara refleks dari kulit
c.       Rangsangan berrupa dingin, gravitasi, nyeri , cahaya atau suara


2.    Perubahan system kardiovaskular
Perubahan kardiovaskular terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh darah tubuh. Terdapat hokum yang menyata kan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Perubahan system kardiovaskular yang terjadi yaitu;
a.       Penutupan voramenovale
b.      Penutupan arteriosus botolo
c.       Vena dan arterium bikalis
d.      Perubahan system termogenik (DwimaryantiS,SiT, Sujianti, SST, Tri Budiarti, SST)
3.    Perubahan system urinarius
a.       Neonates harus miksi dalam waktu 24 jam setelahlahir, dengan jumlah urines sekitar 20-30ml/hari dan meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada waktu akhir minggu pertama. Urine encer, warna kekuning-kuningan dan tidak berbau.
b.      Fungsiginjal fungi ginjal belum sempurna karena jumlah nefronmatur belum sebanyak orang dewasa dan ketidak seimbangan antara dua permukaan glemerulusdan volume tubu lusproksimal serta bood flow pada neonates kurang bila di bandingkan dengan orang dewasa
4.    Perubahan suhu tubuh
Terdapat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkungannya.
a.    Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi kebenda sekitarnya yang kontak lansung dengan tubuh bayi ( pemindahan panas dari tubuh bayi ke obyek lain melalui kontak lansung ). Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang ingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b.    Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak ( jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara). Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruang yang terpasang kipas angin.
c.    Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin ( pemindahan panas antara 2 objek yang mempuanyai suhu berbeda ). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan air condisioner ( AC) tanpa diberikan pemanas atau ( radiant warmer )., bayi baru lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan ruangan  yang dingin, misalnua dekat tembok.
d.    Epavorasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara ( perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap ). Evaporasi di[pengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembaban udara, aliran udara yang melewati. Apabila bayi baru lahir dibiarkan dalam suhu kamar 25 ̊ C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan ( perkg BB ), sedangkan yang dibentuk hanya satu persepuluhnya.
Untuh mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antara lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya, jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir, menempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
5.    Perubahan metabolism
Luas permukan tubuh neonatus, relative lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga metabolism basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga tenaga energy diperoleh dari metabolism karbohidrat dan lemak.
Pada jam –jam pertama energy didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari keenam pemenuhan kebutuhan energy bayi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.
6.    Perubahan peredaran darah
Fetus ( janin) menerima oksigen makanan dari plasenta, maka seluruh darah fetus harus melalui plasenta. Semua darah tercampur, antara darah yang direksiogenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kembali kedalam plasenta.
Fungsi paru- paru dijalankan oleh plasenta. Fetus tidak mempunyai sirkulasi polmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa. Pemberian darah secara terbatas mencapai paru – paru, hanya cukup untuk makan dan pertumbuhan paru- paru itu sendiri.seluruh pencernaan dari fetus juga tidak berfungsi karena plasenta menyediakan makanan dan menyingkirkan buangan keluar dari fetus.
Fetus in utero mempunyai sirkulasi yang jelas berlainan setelah lahir. Darah yang sudah direokgenesasikan meningkan plasenta melaui satu –satunya fena umblika. Fena umblika berjalan didalam tali pusat ke umblikus dan dari sana ada fena kecil yang berjalan ke porta hepatis. Hampir tidak ada darah masuk kedalam hati sebab vena umblika langsung tersambung dengan vena ca inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut ductus venosus, sebuah struktur hanya ada pada masa fetus. Setelah berada didalam vena cava inferior darah berjalan ke atas dan mencapai antrium kanan. Sebagian besar darah buka masuk kedalam ventrikal kanan ( sebagai mana sirkulasi pada orang dewasa) bukan masuk antrium kiri tetapi melalui lubang fetal yang hanya untuk semntara ada didalam septum interatrial yang disebut foramen ovale.
Setelah mencapai antrium kiri, darah masuk melalui ketup netral kedalam fentrikel kiri. Kontraksi fentrikel; kiri mendorong darah masuk dalam aorta asendes. Dari sini sebagian besar darah didistribusikan ke jantung, otak dan anggota atas. Darah yang tertinggal dalam lengkungan aorta masuk dalam aorta torasika abdominalis desendes. Setelah beredar dalam otak dan anggota atas, darah kembali kejantung melalui vena cava superior dan mencapai atrium kanan darah berjalan terus kebawah kedalam atrium kanan, kemudioan melalui lubang tricuspid darah masuk kedalam ventrikel kanan. Dari sini darah dipompa masuk kedalam arteri pulmolaris.
Paru- paru dalam masa fetus tidak aktif dan hanya mendapat sedikit darah. Sebagian besar darah dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung kedalam aorta melaui arteri besar berotot yang disebut ductus erteriolus yang bergabung dengan aorta dekar akhir lengkungan aorta ( aorta torasika desendens) dengan demikian sebagian besar darah yang dioksigenisasi yang melalui ductus alveolus dan sebagian kecil darah yang berisi oksigen, mencapainya melaui lengkungan aorta.

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umblikalis sebagian menuju kehati sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian kebilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melaui aorta keselurruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian ke ductus arteriosus ke aorta.

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan anterior dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hanya ini terjadi pada jam- jam pertama setelah kelahiran oleh kerena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desendens naik serta disebabkan oleh rangsangan biokimia 9 pa O2 yang naik) dan ductus anterious berobliterasi . kejadian - kejadian ini terjadi pada hari pertama kehidupan bayi baru lahir.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4 – 5 liter permenit / m2 ( glessner, 1965).

Aliran darah sitolik pada hari pertama rendah yaitu 1, 96 liter/ menit/ m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketika ( 3,45 liter/ m2) karena penutupan ductus arteriosus.tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse plsenta dan pada jam – jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira –kira 85/ 40 mmHg.

7.    Perubahan system gastroinstestinal
a.       Kapasitas lambung neonates sangat bervariasi dan tergantung pada ukuran bayi, sekitar 30-90ml. pengosomgan di mulai dalam beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai 2-4 jam setelah pemberian makanan dan pengososongan ini di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain waktu dan volume makanan, jenis dan suhu makanan serta sters fisik
b.      Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16 mggukehamilan, di angkat dalam waktu 24jm pertama kehidupan dan benar-benar di buang dalam waktu 48-72jam. Feses yang pertama berwarna hijau kehitam-hitaman, keras, dan mengandung empesdu.
c.       Refeks gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir.
d.      Untuk memastikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu
8.    Perubahan system hepar
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan bio kimia dan morfologis berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dam glikogen
9.    Perubahan system imunitas
a.       System imunitas neonates masih belum matang, sehinnga men yebab kan neonates retan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
b.      Kekebalan hamil juga di sediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
c.       ASI dan terutama kolo strum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam bentuk :
1)      Laktoferin
2)      Lisosom
3)      Factor antripsin
4)      Factor bifindus
10.    Perubahan-perubahan system reproduksi
Pada neonates perempuan labiamayora dan labiaminora mengaburkan vasi bulum dan menutup iklitoris. Pada neo nates lai-lakipreptium biasa nya tidak sepenuhnya tertarik masuk dan testis sudah turun


11.    Perubahan system skeletal
Tubuh neonatus kelihatan sedikit tidak proposional, tangan sedikit lebih panjang dari kaki, punggung neonatus kelihatan lurus dan dapat mengangkat dan memutar kepala ketika menelungkup.
12.    Perubahan keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak  dari air dan kadar natrium relative lebih besar dari kalium karena ruangan ektraseluler luas, fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan glomelurus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow relative kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
13.    Perubahan immunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stres imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melaui plasenta ( lues, toksoplasma, herpes simpleks dan lain- lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gamma A,G dan M.
14.    Perubahan traktus digestivus
Traktus digestivus relative lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amylase pancreas.
15.    Perubahan keseimbangan asam basa
Derajat keasaman (PH) darah pada waktu lahir rendah, karena glikolisis anaerobic. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasikan asidosis ini.



16.    Perubahan-perubahan System neuromuscular
a.    Di bandingkan dengan system tubuh lain, saraf neonates baik secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak dengan control minimal oleh lapisan luar serebrum pada bulan-bulan awal walaupun interaksi social terjadi lebih awal
b.    Beberapa aktifitas reflek yang terdapat pada neonates atara lain:
a.    Reflekmoro
b.    Rooting reflex
c.    Reflek menghisap dan menelan
d.    Reflex batukdanbersin
e.    Reflex genggam
f.      Reflek melangkah
g.    Reflek otot leher
h.    Baby nskyreflex. (DwiMaryuni, SiT, Sujianto, SST, Tri budiarti, SST)

B.       Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karrena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Tindakan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut ini:
1)      Mencuci tangan secara seksama sebelum dan susudah melakukan kontak dengan bayi.
2)      Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3)      Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didiisfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
4)      Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5)      Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda- benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih ( dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan).
6)      Menganjurkan ibu menjaga kebersihari, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
7)      Membersihakan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
8)      Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
Upaya yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir menurut ( Dwi maryanti dkk, 2011) yaitu:
1.            Kolonisasi bayi dan infeksi BBL
Kebanyakan bayi di lahirkan dari lingkungan steril dari dalam uterus, namun sewaktu dan setelah lair ia ldi hadapkan pada sejumlah organisme yang mengkoloni kulit, nasofaribg, dan saluran gastrointestinal. Neonates yang sakit yang menjalani berbagai prosedur invasive dapat di kolonisasi pada berbagai tempat dengan sejumlah organisme, khususnya bacteria gram negative.

Kulit neonates merupakan tempat pertama dan utama untuk kolonisasi bakteri, khususnya untuk stafilokokus aureus, yang sering di peroleh dari kamar bayi dari pada dari ibunya. Setiap lecet atau luka sayat pada kulit akan membrikan kesempatan terjadinya infeksi dengan organisme pathogen. Tambahan lagi, neonates mempnyai sekurang-kurangnya satu luka bedah terbuka (tali pusat) yang masih sangat rentan terhadap infeksi. Sunat, jika dilakukan adalah luka lainnya

Walaupun infeksi yang berat pada bayi cukup bulan sangat jarang terjadi, kalau itu terjadi seringkali sekunder dari grub β streptokokus, E Coli, L. monositogenes, sitrobakterdiversus, salmonella, klamidia, virus herpes simpleksatau enterovirus. Semua organisme ini dapat di tularkan ke bayi lain di kamar bayi melalui tangan staf dirumah sakit jika kewaspadaan baku tidak diikuti, terutama penggunaan sarung tangan.

2.            Bentuk pencegahan infeksi yang dapat di lakukan pada masa janin dan neonates antara lain : imunisasi maternal (tetanus, rubella, varicela, hepatitis B), dan penggunaan salep mata post natal untuk mencegah infeksi mata karena klamida, gonore dan jamur.
3.            Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
a.       Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan neonates.
b.      Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani neonatus yang belum di mandikan
c.       Pastikan bahwa  semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah di desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet yang penghisap untuk lebih dari satu neonates
d.      Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut, serta kain yang di gunakan untuk neonates dalam keadaan bersih
e.       Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan neonates dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali di sterilkan sebelum di gunakan). (Dwi Maryanti, S.SiT, Sujianto, SST, Tri Budiarti, SST)
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanan awal yang harus di lakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru Lhir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi, tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut.

1.      Membersiahkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
2.      Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastiak ornag yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya
Upaya lain yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir menurut ( wafi nur muslihatun, 2001) adalah:
1.       Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini di lakukan dengan cara merwat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak ada terkena air krncing, kotoran bayi atau nanah, pemakain popok bayi di letakkan di sebelah bawah tali pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan sabun., segera di keringkan dengan kain yang steril dan kerin dan di bungkus dengan kain kasa tipis yang steril dan kering. Di larang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebsb akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antar lain kulit sekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan ke dokter jika pada tali pusat di temukan perdarahan, pembengkakan, keuar cairan, tampak merah atau berbau busuk
2.       Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang di lakukan dapat mencegah infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyababkan terjadinya kolonisasi mikrooragnisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibody bayi yang sudah terbentuk dalam air susu ibu.
3.       Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setekah baru lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat.
Dalam 1 jam setelah bayi baru lahir, berikan salep/ obat tetes mata untuk mencegah oflamia neonaturumI(tetrasiklin 1%, eritromisin0,5% atau nitras agensi 1%), biarkan obat tetap oada mata bayi dan obat yang ada di mata bayi, ciuci tangan kembali. Keterlambatan pemberian salep mata setalh lewat 1 jam setelah lahir, merupakn sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.
4.       Imunisasi
Bentuk pencegahan infeksi yang dapat dilakukan pada masa masa janin dan neonatus antara lain : imunisasi maternal ( tetanus, rubella, varicela, hepatitis B ), dan penggunakan saleb mata post natal untuk mencegah infeksi mata karena klamidia, gonore, dan jamur.
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkolosis, imunisasi BCG harus di berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau berumur 2 mggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal. Imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaanya di lakukan secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pemberian imunisasi hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir (Wafi Nur M uslihatun ).

C.       Rawat Gabung
1.      Pengertian rawat gabung
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu- waktu, setiap saat ibu tersebut dapat menyusui anaknya. ( Dwi maryanti dkk, 2011).
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan ketika bayi baru lahir ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan ( perawatan terpadu ibu dan anaknya).( Hj. Deslidel dkk, 2011)
Rawat gabung adalah satu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat besama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. ( Wafi nur muslihatun, 2010).
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada  tempat  yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu  tersebut dapat menyusui bayinya ( Wafi nur muslihatun, 2010).
Rawat gabung dapat bersifat:
a.       Continue: dengan bayi tetap berada disamping ibunya terus menerus.
b.      Intermitten: dimana bayi sewaktu-waktu ingin menyusui atau atas permintaan ibunya dapat dibawa kepada ibunya.
2.      Tujuan rawat gabung
Tujuan rawat gabung menurut  Hj. Deslidel dkk, antara lain:
a.       Mencegah infeksi silang
b.      Agar bayi mendapat colostrum ASI
c.       Memberi rangsangan secara dini untuk pertumbuhan dan perkembangan
d.      Membantu hubungan ibu dan bayi agar lebih dekat dan erat
e.       Member kesempatan pada ibu dan keluarga agar mendapat pengalaman
f.        Memberikan pendidikan kesehatan
Tujuan rawat gabung menurut Wafi nur muslihatun yaitu:
a.       Membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
b.      Meningkatkan pengunaanair susu ibu ( ASI )
c.       Pencegahan infeksi
d.      Pendidikan kesehatan bagi ibu

Tujuan rawat gabung menurut Dwi maryanti dkk yaitu:
a.       Bantuan nasional
Setelah proses kehamilan dan persalinan yang lama dan melelahkan, ibu akan sangat senang dan bahagia bila dekat dengan ibunya. Hubungan ibu dan bayinya sangat penting ditumbuhkan pada saat-saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, kelembutan dan kasih sayangnya.
b.      Penggunaan ASI
Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bayi. Dan produksi ASI akan makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan dengan segera dan sesering mungkin.
c.       Pencegahan infeksi
Pada perawtan terpisah maka ejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung antibody dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan mukosa dari saluran cerna bayi dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi.kekebalan ini akan mencegah infeksi terutama diare.
d.      Pendidikan kesehatan
Pada saat melaksanaan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, terutama primipara. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur menggendong bayi dan merawat diri akan mempercepat mobilisasi, sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.
3.      Manfaat rawat gabung bagi ibu dan bayi
1.      Aspek Fisik
1)      Manfaat bagi ibu
a.       Involusi uterus akan terjadi dengan baik
b.      Mempercepat mobilisasi
c.       Mempercepat produksi ASI
d.      Ibu dapat dengan mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya karena setiap saat dapat melihat bayinya.
2)      Manfaat bagi bayi
a.       Melindungi bayi dari bahaya infeksi
b.      Mengurangi kemungkinan terjadi infeksi nosokomial
c.       Mengurangi bahaya aspirasi
d.      Bayi menyusu dengan tehnik yang benar
e.       Dengan menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebalan.
3)      Manfaat bagi bidan
Pekerjaan berkurang, dan dapat melaksanakan KIE.
2.      Aspek Fisiologis
Banyak  mendapatkan nutrisi secara fisiologis dan Membantu proses involusi uterus
3.      Aspek Psikologis
1)   Manfaat bagi ibu
a.       Meningkatkan keakraban ibu dan bayinya
b.      Memberi kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi
c.       Member rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat bayinya, dan
d.      Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengenal tangisan bayinya.
2)   Manfaat bagi bayi
Dengan sentuhan dapat merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang anak,khususnya rasa aman.
3)   Manfaat bagi  keluarga
Dapat mendorong ibu agar menyusui bayinya dan member kesempatan bagi ibu dan keluarga untuk mendapat pengalaman cara merawat bayi.
4)   Manfaat bagi bidan
Bidan merasa tenang dan dapat mengerjakan pekerjaan lain serta mempunyai banyak waktu untuk berkomunikasi dengan ibu pascapartum.


4.      Aspek Edukatif
Ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyuui serta merawat bayinya.
5.      Aspek Ekonomi
Adanya penghematan anggaran dan pengeluaran untuk pembelian susu buatan, biaya perawatan sedikit, tidak perlu membeli susu dan pelengkap, dan anak jarang sakit sehingga biaya berobat berkurang.
6.      Aspek Medis
Manfaat dari tenaga medis akan berkurang dan tenaga yang ada dapat melakukan pekerjaan yang lain, menurunkan terjadinya infeksi nosokomial, dan Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
4.      Pelaksanaan rawat gabung
1)     Di poliklinik kebidanan
a.       Ibu-ibu diberikan penyuluhan tentang kebaikan ASI dan perawatan gabung: perawatan payudara, makanan ibu hamil dan perawatan bayi.
b.      Lebih baik bila ada ruangan untuk memutar film tentang cara perawatan payudara, KB, cara memandikan bayi, merawat tali pusat dan lain sebagainya.
c.       Melayani konsultasi dalam masalah kesehatan ibu dan anak.
2)     Di kamar bersalin
a.       Bayi memenuhi syarat perawatan gabung dilakukan perawatan bayi baru lahir, seperti biasa. Criteria yang diambil sebagai patokan untuk dapat dirawat bersama ibunya adalah:
1)      Nilai AFGAR lebih dari 7
2)      Berat badan > 2500 gram dan < 400 gram
3)      Masa kehamiolan lebih dari36 minggu dan kurang dari 42 minggu.
4)      Lahir spontan
5)      Tidak ada infeksi intra partum
6)      Ibu sehat
7)      Tidak ada komplikasi persalinan baik pada ibu maupun pada bayinya.
8)      Tidak ada komplikasi kelainan bawaan berat.
b.      Dalam setengah jam sampai setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya yang belum mendapat pengeluaran ASI.
c.       Memberikan penyuluhan mengenai ASI perawatan gabung, terutama bagi ibu yang belum mendapat penyuluhandi Poliklinik.
d.      Mengisi status secara lengkap dan benar.
e.       Persiapan agar ibu dan bayinya dapat bersama-sama keruangan.
f.        Memberitahukan kepada petugas diruangan perinalogi dan bahwa ada bayi yang akan dirawat serta pengurusan administrasinya.
3)     Di ruangan perawatan
a.       Bayi diletakkan dalam tempat tidur yang ditempatkan disamping tempat tidur ibu.
b.      Petugas harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan- keadaan yang tidak normal serta kemungkin melaporkan kepada dokter jaga.
c.       Bayi boleh menyusu bila bayi atau ibu menginginkannya.
d.      Bayi tidak boleh diberi susu dari botol. Bila terpaksa atau sesuai dengan indikasi medis bayi dapat diberi susu formula dengan menggunakan sendok/cangkor/pipet/sonde lambung.
e.       Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui byi dengan baik, juga untuk merawat payudaranya.
f.        Keadaan bayi sehari-hari dicatat dalam status.
g.       Bila bayi sakit atau perlu observasi lebih teliti, maka bayi dipindahkan keruang perawatan khusus bayi baru lahir.
h.       Bila ibu dan bayi sudah boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang cara-cara merawat bayi dan memberikan ASI serta perawatan payudara dan makanan ibu menyusui.Kepada ibu diberikan brosur yang berhubungan dengan itu dan dipesan agar memeriksakan bayinya satu mnggu kemudian.

4)     Di ruangan poliklinik/ruangan rawat jalan
Biasanya dilakukan di poliklinik kebidanan atau klink laktasi.Pemeriksaan di ruangan poliklinik meliputi pemeriksaan bayi dan keadaan ASI.Yang dikerjakan di ruangan ini adalah :
a.    Menimbang berat badan bayi
b.    Memperhatikan payudara ibu,apakah ada kelainan yang mengganggu proses laktasi
c.    Anamnesis mengenai makanan bayi yang akan dierikan serta keluhan yang tinbul.
d.    Mengecek keadaan ASI.
e.    Memberikan nasehat mengenai makanan bayi,cara menyusukan bayi,perawatan bayi dan makanan ibu menyusui
f.      Memberikan peraturan makanan bayi.
g.    Pemeriksaan bayi oleh ahli anak
h.    Pemberian menurut aturannya.
5.      Persyaratan rawat gabung yang ideal
1)      Bayi: bayi diletakkan dalam boks dekat ibunya dan disediakan pakaian bayi.
2)      Ibu: tempat tidur ibu dan perlengkapan pernafasan nifas.
3)      Ruangan : ukuran ruang untuk tempat tidur. Ruan ibu/bayi yang masih memerlukan perawatan harus dekat.
4)      Sarana: lemari pakaian ( ibu dan anak), tempat mandi bayi dan perlengkapannya, tempat cuci tangan ibu( air mengalir), setiap ruang mempunyai kamar mandi bagi ibu, sarana penghubung, petunjuk/ sarana perawatan ( payudara, bayi, makanan buteki dan nifas), perlengkapan perawatan bayi, petugas mempunyai kemampuan dan keterampilan pelaksanan rawat gabung.
5)      Untuk rumah sakit pendindikan : adanya audio visual dan buku.
6)      Adanya system pencatatan dan pelaporan: bayi yang mempunyai syarat rawat gabung ( nilai Apgar > 7, berat badan > 2500 g dan < 4000 g, masa kehamilan > 36 minggu dan < 42 minggu, lahir spontan presentasi kepala, tanpa infeksi intrapartum).
7)      Ibu harus sehat, jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan ibu untuk merangsang pengeluaran ASI.
8)      Fasilitas untuk pemberian penyuluhan, persiapan ibu dan bayi dapat bersama-sama dalam ruangan.
9)      Adanya petugas perinatologi.
10)  Bayi diletakkan ditempat tidur bayi yan ditempatkan disamping tempat tidur ibu. Pada waktu berkunjung, bayi dan tempat tidurnya dipindahkan keruangan lain. Perawatan harus memerlukan keadaan umum bayi, mengenal keadaan yang tidak normal dan melaporkan pada dokter jaga. Bayi tidak boleh diberikan susu dari botol. Bila ASI masih kurang boleh menambah air putih / formula dengan sendok. Ibu dibantu agr dapat menyusui bayinya dengan bayi dan untuk merawat payudara. Keadaan bayi sehari-hari dicatat dalam status. Bila sakit, bayi harus observasi lebih teliti dan dipindahkan keruang perawatan bayi baru lahir. Bila ibu dan bayi pulang, ibu akan diberi penyuluhan.
6.      Peran dokter dan bidan dalam melaksanakan rawat gabung
Peran dokter dalam melaksanakan rawat gabung adalah mengariskan kebijakan dan tata tertib rawat gabung, melaksanakan perawatan ibu dan anak, dan merencanaan, melaksanankan serta menilai kegiatan KIE kepada ibu dan keluarga tentang laktasi dan gizi ibu.
Peran bidan adalah mengajak dan memotivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui, meawat bayi, merawat tali pusat dan memandikan bayi, mengatasi masalah laktasi, memantau keadaan ibu dan bayi, mempraktekkan hal-hal yang diajarkan bidan, dan mengatasi adanya kelainan pada ibu dan bayi serta melaporkan pada dokter.
7.      Hambatan dalam melaksanakan rawat gabung
Hamabatan dalam melaksanakan rawat gabung meliputi adanya kasus yang tidak teratasi, belum memperoleh penyuluhan sehingga takut untuk rawat gabung, kuang tenaga pelaksana untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan, terpaksa karena masih menggunakan susu formula ketika ASI sangat sedikit dan ibu belum bisa menyusui.

8.      Kontraindikasi rawat gabung
Pada keadaan tertentu maka rawat gabung tidak diajurkan,misalnya pada :
1.            Keadaan ibu
a.       Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik, missal : penyakit jantung derajat III sebaiknya tidak menyusui.
b.      Pasca eklampsia,ksadaran belum baik.
c.       Penyakit infeksi akut,TBC terbuka.
d.      Penyakit hepatitis B,terinfeksi HIV,acmv ; seperti herpes simpleks.
e.       Terbukti menderita karsinoma payudara.
f.        Psikosis.
2.            Keadaan bayi
a.       Bayi kejang atau kesadaran menurun.
b.      Sakit pada jantung dan paru.
c.       Bayi yang memerlukan pengawasan intensif/terapi khusus.
d.      Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui.
9.      Model pengaturan ruang gawat gabung
a.      Satu kamar dengan satu ibu dan anaknya (model peawatan kelas)
b.      4 – 5 orang ibu dlam satu kamar dengan bayi pada kamar lain bersebelahan,dan bayi dapat  ditarik keluar kekamarnya tanpa si ibu perlu meninggalkan tempat tidurnya.
c.      Beberapa ibu dlam satu kamar dan bayi dipisahkan dalam ruangan kaca yang kedap sura,sehingga ibu dapat langsung memperhatikan anaknya dan dapat mdengambilnya serta membawa ke tempat tidur semuanya.Cara ini tidak dpat banyak merubah bentuk ruangan,tinggal kita memberikan penyekat-penyekat yang diperlukan.untuk memudahkan mobilitas maka tempat tidur bayi dapat diberi roda sehingga mudah  didorong,bentuk ruangan model ini dapat bemacam-macam dan itu dapat disesuaikan dengan keadaan setempat.
d.      Model dimana ibu dan bayi tidur diatas tempat tidur atau kasur yang sama.
e.      Bayi tidur di tempat tidur bayi yang letaknya di samping ibu
10.  Keuntungan dan kerugian rawat gabung
a.  Keuntungan :
1)      Menggalakkan pemberian ASI.
2)      Kontak emosi ibu dan anak lebih dini dan lebih rapat atau dekat.
3)      Ibu dapat segera melaporkan keadaan-keadaan bayi yang aneh ditemuinya.
4)      Ibu dapat belajar cara merawat bayi
5)      Mengurangi ketergantungan ibu pada petugas dan membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dari perawatan bayi.
6)      Dapat bertukar pengalaman dengan ibu-ibu yang lain termasuk dapat menimbulkan motivasi pengurangan KB.
7)      Berkurangnya infeksi silang dan infeksi nosokomial
8)      Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan sehingga petugas bisa melakukan pekerjaan lain yang bermanfaat misalnya penyuluhan serta cara perawatan bayi.
b. Kerugian
1)      Ibu dapat kurang istirahat terganggu oleh bayinya sendiri atau bayi lain yang menangis
2)      Bisa terjadi salah pemberian makan oleh pengaruh rekan-rekannya.
3)      Ibu-ibu yang sakit atau yang kurang tahu hygiene atau kebersihan.
4)      Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung.
5)      Pada pelaksanannya kadang-kadang ada hambatan-hambatan teknis dan fasilita 


BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Adaptasi neonatal ( bayi baru lahir ) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologi ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. 
Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termaksud masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterine.
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karrena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu- waktu, setiap saat ibu tersebut dapat menyusui anaknya. ( Dwi maryanti dkk, 2011).

B.  Saran
Kepada ibu- ibu yang baru memiliki anak, harus meperhatikan apa yang dimaksud dengan adaptasi neonatal itu sendiri supaya dapat mengetahui cara pencegahan infeksi itu seperti apa dan pengetahuan tentang rawat gabung itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010.  Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Fauziah, Afroh dan Sudarti. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita.Yogyakarta: Nuha Medika.

Dwi Maryanti, sujianti dan tri budiarti.2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita .Jakarta: TIM, CV. Trans Info Media

Wafi nur Salihatun. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta : Fitramaya

Deslidel, Zuchrah Hasan, Rully Hevrialni dan Yan Sartika.2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta.

Anik maryunani.2010. Ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Jakarta timur: CV. Trans info media


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...