KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Neonatus Bayi Balita dan Anak “Tumbuh Kembang Bayi Balita dan Anak Pra-Sekolah”
tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra-Sekolah. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada:
Beserta teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga
makalah ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi
pembacanya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
di masa yang akan datang.
Bandar Lampung,
Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Tumbuh kembang neonatus, bayi, balita, dan anak
pra-sekolah merupakan pembahasan yang sangat kompleks. Karena pada masa inilah
akan terbentuk fisik dan psikis yang akan mempengaruhi anak di masa yang akan
datang.
Asuhan pada bayi baru lahir usia 2 – 6
hari adalah melakukan pengumpulan data yang terdiri dari pengkajian fisik bayi
baru lahir (BBL) dan penampilan serta perilaku BBL. Ketika memeriksa BBL, hal
yang perlu diperhatikan diantaranya : gunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan, cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi, lihat, dengarkan dan
rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik
menuju jari kaki.
Sedangkan yang dilihat dari penampilan serta perilaku BBL adalah keadaan
umum, kesan subyektif dan penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku,
kepribadian, cara interaksi dengan orang tua atau orang lain ataupun dengan
petugas, postur tubuh, perkembangan dan bicara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
ciri-ciri tumbuh kembang?
2.
Bagaimana
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
3.
Bagaimanakah
pertumbuhan fisik bayi, balita, dan anak pra-sekolah?
4.
Bagaimanakah
perkembangan motorik, sosial, bahasa, sesuai tahap perkembangannya?
C. Tujuan
1. Untuk menambah
pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca dan penulis
2. Untuk
mengetahui dan memahami seluk beluk tumbuh kembang bayi, balita, dan anak
pra-sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Tumbuh Kembang Bayi, Balita, dan Anak Pra-Sekolah
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa
yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud
dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium
dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang,termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/ individu. Walaupun demikian, kedua
peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Bayi adalah masa tahapan pertama
kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bayi adalah anak yang belum lahir. Bayi
adalah anak berusia 0 - 12 bulan (Husaini, 2002).
Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda
dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak
termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita.
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai lima tahun. Pada masa
ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual yang
begitu signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi dengan
orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi merupakan modal awal anak
dalam mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap sekolah. (Whaley
dan Wong, 1995).
B.
Ciri-Ciri Tumbuh Kembang
Ciri perkembangan anakproses tumbuh kembang anak
mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Perkembangkan menimbulkan perubahan.
Perkembangan
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada
tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia mengalami
tahapan sebelumnya.
Contoh:
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri, dan tidak akan
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terlambat.
3. Pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4. Perkembangan berkorelasi dengan
pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung
cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya
nalar, asosiasi dan lain-lain.
5. Perkembangan mempunyai pola yang
tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi
menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a.
Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah anggota tubuh
b.
Perkembangan terjadi lebih dahulu pada kemampuan gerak kasar
diikuti kemampuan gerak halus.
6. Perkembangan memiliki tahap yang
berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak
memiliki pola yang teratur dan berurutan, dan tahapan tersebut tidak bisa
terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
Ciri – Ciri Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang
anak yang sudah mulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri – ciri
tersendiri, yaitu :
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari
konsepsi sampai maturitas/ dewasa, yang di pengaruhi oleh faktor bawaan
lingkungan.
b.
Dalam periode
tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju
tumbuh kembang yang berlainan di antara organ–organ. Terdapat 3 periode
peryumbuhan cepat adalah pada masa janin , masa bayi, 0-1 th dan masa pubertas.
c.
Pola perkembangan
anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu
dengan lainnya.Contoh : anak akan belajar duduk, sebelum belajar jalan, tetapi
umur saat anak belajar duduk/ berjalan berbeda antara anak satu dengan lainnya.
d.
Perkembangan erat
hubungannya dengan aturasi sistem susunan saraf.Contoh : tidak ada latian yang
dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu,
tetapi tidak adanya kesempatan praktek akan menghambat kemampuan ini.
e.
Aktifitas
seluruh tubuh di ganti respon individu yang khas.Contoh : bayi akan
menggerakkan seluruh tubuhnya,tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang
menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih
benda tersebut.
f.
Arah
perkembangan anak adalah sepalokaudal.Langkah pertama sebelum berjalan adalah
perkembangan menegakkan kepala.
g.
Refleks
primitif seperti reflek memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik,
karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan
pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda tetapi tetap akan menuruti
patokan umum.
Sehingga di perlukan kriteria sampai
seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas – batas
normal/ tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti
stastistik. Yang di maksud normal dalam arti medis yaitu apabila pertumbuhan
dan perkembangan baik fisik maupun inteleg dan kepribadian berlangsung harmonis
yang meningkat dan dapat diramalkan kecepatan serta hasil akhirnya sesuai
dengan kemampuan ginetik.
Sedangkan yang di maksud normal dalam arti statistik
adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD di bawah atau di atas
mean, kurva, sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak di bandingkan
dengan anak sebayanya. Jadi mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam
arti statistik tetapi sesungguhnya masih normal dalam arti medis misalnya :
anak dari keluarga yang bertubuh kecil.
C.
Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum, terdapat dua faktor utama
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:
1.
Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar
dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan
pembelahan, derajat sensivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa,
atau bangsa. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh
faktor genetik ini.
Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal,
bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai
usia balita.Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh
kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2.
Faktor
lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik
akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, begitu juga sebaliknya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Faktor
lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih
di dalam kandungan (faktor pranatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir (faktor postnatal).
Ad. A. Faktor Lingkungan Pranatal
Faktor
lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari
konsepsi sampai lahir antara lain, adalah:
1.
Gizi ibu pada
waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya
kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR
atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Disamping itu dapat pula menyebabkan
hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, bayi baru lahir mudah terkena
infeksi, abortus, dan sebagainya.
2.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang
dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula
dengan posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul,
tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.
3.
Toksin/ zat
kimia
Masa organogenesis adalah masa yang
sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Ibu hamil yang perokok berat/ peminum
alkohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat,
atau retardasi mental.Keracunan logam berat pada ibu hamil dapat menyebabkan
mikrosefali dan palsi serebralis.
4.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan
pada pertumbuhan janin, adalah:
Somatotropin (growth hormone) disekresi
oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat
sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Hormon plasenta (human
placental lactogen = hormon chorionic somatotromammotropic), disekresi oleh
plasenta di pihak ibu dan tidak dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam
fungsi nutrisi plasenta.
Insulin mulai diproduksi oleh janin
pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan.
Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan glukosa
darah, sintesis protein dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu
ke-30.
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu
diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimestes I kehamilan,
umur ibu kurang dari 18 tahun/ lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada
waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.
5.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur
kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak,
mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.
6.
Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan
cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
Simplex). Sedangkan efek lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada
janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak,
listeriosis, leptospira, mikroplasma, virus influenza, dan virus hepatitis.
7.
Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil
dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan, dll.
8.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis, kern ikterus, atau lahir mati.
9.
Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui
gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.
Ad. B. Faktor
Lingkungan Post-Natal
BBL harus
berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang
teratus yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem
yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu
sendiri.
Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam
kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses
tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Lingkungan post-natal yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:
1.
Lingkungan
biologis
a.
Ras/ suku
bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi
oleh ras/ suku bangsa. Bangsa kulit putih/ ras Eropa mempunyai pertumbuhan
somatik lebih tinggi dari pada bangsa Asia.
b.
Jenis kelamin
Dikatakan anak laki-laki lebih sering
sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui sacara pasti mengapa
demikian.
c.
Umur
Umur yang paling rawan adalah masa
balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.
Sehingga diperlukan perhatian khusus.
d.
Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam
tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena
makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh
ketahanan makanan keluarga.
e.
Perawatan
kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak
saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara
rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak.
f.
Kepekaan
terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka
diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapat imunisasi
BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis-B 3 kali, dan campak.
g.
Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun
akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikanny, disamping itu anak juga
mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h.
Fungsi
metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya
perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka
kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat
setidak-tidaknya memadai.
i.
Hormon
Hormon yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang:
a. Somatotropin atau “growth hormone” (GH= hormon pertumbuhan)
Pengatur utama pada pertumbuhan somatis
terutama pertumbuhan kerangka. GH merangsang terbentuknya somatomedin yang
kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai “circadian variation” dimana
aktivitasnya meningkat pada malam hari.
b. Hormon tiroid
Diperlukan untuk tumbuh kembang anak,
karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Fungsi otak sangat tergantung
pada tersedianya hormon tiroid. Defisiensi hormon iniakibatkan retardasi fisik
dan mental.
c. Glukokortikoid
Mempunyai fungsi bertentangan dengan
somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anabolik.
Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan tehambat/ terhenti dan
terjadi osteoporosis
d. Hormon-hormon seks
Mempunyai peran dalam fertilitas dan
reproduksi. Hormon seks, pda permulaan pubertas akan memacu pertumbuhan badan,
tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan.
e. Insulin like growth factors
Somatomedin yang kerjanya sebagai
mediator GH dan kerjanya mirip insulin. Fungsinya selain sebagai growth
promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator GH,
aktivitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblast dan
jaringan lainnya.
2.
Faktor fisik
a.
Cuaca, musim,
keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang/ adanya
bencana alam lain, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain akibat
kegagalan panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b.
Sanitasi
Kebersihan, baik kebersihan perorangan
maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
c.
Keadaan rumah
Keadaan perumahan yang layak dengan
konstruksi bangunan tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak
akan menjamin kesehatan penghuninya.
d.
Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat terganggu
akibat adanya radiasi yang tinggi.
3.
Faktor
psikososial
a.
Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi terarah
dan teratur akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang/
tidak mendapat stimulasi.
b.
Motivasi
belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan
sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
c.
Ganjaran atau
hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar, maka wajib
memberi ganjaran. Sedangkan hukuman yang wajar kalau anak berbuat salah masih
dibenarkan.
d.
Kelompok sebaya
Proses sosialisasi dengan
lingkungannya, anak memerlukan teman sebaya. Perhatian dari orang tua tetap
dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul
e.
Stres
Stres pada anak juga berpengaruh pada
tumbuh kembangnya.
f.
Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun,
diharapkan setiap anak mendapatkan kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9
tahun.
g.
Cinta dan kasih
sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk
dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang yang adil dari orang
tuanya.
h.
Kualitas
interaksi anak-orangtua
Interaksi antara anak dan orang tua
akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
4.
Faktor keluarga
dan adat istiadat
a.
Pekerjaan/
pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak karena orangtua menyediakan kebutuhan primer dan
sekunder.
b.
Pendidikan
ayah/ ibu
Pendidikan yang baik, orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama pengasuhan anak yang baik
c.
Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak akan
mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima.
d.
Jenis kelamin
dalam keluarga
Wanita mempunyai status yang lebih
rendah dari laki-laki, sehingga AKB dan malnutrisi masih tinggi pada wanita.
e.
Stabilitas
rumah tangga
Tumbuh kembang anak pada keluarga harmonis
akan berbeda dengan keluarga yang kurang harmonis.
f.
Kepribadian
ayah/ ibu
Kepribadian terbuka akan berbeda dengan
pribadi yang tertutup terhadap pengaruh kembang anak.
g.
Adat-istiadat,
norma, tabu
Adat istiadat yang berbeda akan
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
h.
Agama
Pengajaran agama harus ditanamkan pada
anak sedini mungkin, karena akan menuntun berbuat kebaikan dan kebajikan.
i.
Urbanisasi
Dampak urbanisasi adalah kemiskinan dan
segala permasalahnnya.
j.
Kehidupan politik dalam masyarakat yang
mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dll.
Kebutuhan dasar anak
a.
Kebutuhan
fisik-biomedis (“ASUH”)
1) Pangan dan gisi
2) Perawatan kesehatan dasar
3) Higiene
4) Rekreasi, kesegaran jasmani
b.
Kebutuhan
emosi/ kasih sayang (“ASIH”)
Kasih sayang dari orangtuanya
(ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar
(basic trust)
c.
Kebutuhan akan
stimulasi mental (“ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal
dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak.
D.
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari
perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
1. Pertumbuhan janin intrauteri
Pertumbuhan pada masa janin merupakan
pertumbuhan yang paling pesat yang di alami seseorang dalam hidupnya. Dinamika
pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan yaitu sejak konsepsi sampai lahir.
Janin tumbuh dengan faktor 44 x 100.000.000 dari 0,0000175 gram menjadi 3700
gram, dan panjang badan dengan faktor 3850, dari 0,01 menjadi 50 cm (pierson –
Deschamp, 1981 di kutip dari sultan asin, 1985).
Pada masa embrio yaitu8 minggu pertama
kehamilan, sel telur yang telah di buahi berdiferensiasi secara cepat menjadi
organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem – sistem
tertetu organogenesis di teruskan sampai lebih dari 8 minggu, oleh karena itu
ada beberapa sarjana yang mengatakan bahwa 12 minggu pertama kehamilan sebagai
masa embrio.
Mortalitas pada masa embrio ini tinggi,
yang di sebabkan oleh abnormalitas dari gen / kromosom dan gangguan kesehatan
ibu. Makin tua umur ibu merupakan predisposisi kelainan kromosom. Sedangkan
infeksi pada ibu terutama yang di sebabkan oleh TORCH yang terjadi pada
trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan.
Pada masa janin yaitu pada kehamilan 9
– 40 minggu pertumbuhan berjalan cepat dan mulai berfungsinya organ – organ.
Mortalitas pada masa janin terjadi akibat gangguan oksigenasi, infeksi, trauma,
radiasi, bahan kimia, gizi ibu dan imunitas.
a. Pada janin umur 8 minggu beratnya
hanya 1 gram dengan panjangnya 2,5 cm.
b. Pada 12 minggu beratnya 14 gram dan
panjangnya 7,5 cm. Jenis kelamin bisa di kenali pada akir trimester I.
c. Pada kehamilan 16 minggu berat janin
100 gram dan panjangnya 17 cm.
d. Pada umur kehamilan 20 minggu berat
janin 500 gram.
e. Pada 28 minggu 1000 gram dan
panjangnya 35 cm.
f. Pada 8 bulan 1500 gram dan 9 bulan / pada waktu di lahirkan rata –
rata berat bayi 3200 gram panjang badan 50 cm dan lingkar kepala 34 cm.
b. Pertumbuhan janin yang pesat pada trimester III kehamilan
ini adalah sebagai akibat dari bertambahnya jaringan lemah subkutan dan masa
otot.
2. Pertumbuhan setelah lahir
a. Berat badan
Pada
bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke
10. Berat badan menjadi 2 x berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan,
menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur satu tahun, dan menjadi 4 kali berat
badan lahir pada umur 2 tahun.
Pada masa prasekolah kenaikan berat badan
rata – rata 2 kg/ tahun. Kemudian pertumbuhan kostan mulai berakir dan di mulai
“ pre – adolescent growth spurt “ dengan
rata – rata kenaikan berat badan adalah 3 – 3,5 kg/ tahun, yang kemudian di
lanjutkan dengan “ adolescent growth spurt “ . di bandingkan dengan anak laki –
laki “ growth spurt “ anak perempuan di
mulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki – laki baru
pada umur sekitar 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak permpuan lebih cepat
berhenti dari pada anak laki – laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak
tumbuh lagi sedangkan anak laki – laki
baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun.
Kenaikan berat badan anak pada tahun
pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang bai adalah berkisar antara :
a. 700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan
I
b. 500 – 600 gram/ bulan pada triwulan
II
c. 350 – 450 gram/ bulan pada triwulan
III
d. 250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV
Dapat pula
digunakan rumus yang di kurip dari Behrman, 1992 untuk memperkirakan berat
badan anak adalah sebagai berikut :
a.
Lahir 3,25 kg
b.
3 – 12 bulan umur ( bulan ) + 9
c.
1 – 6 tahun umur (
tahun ) x 2 + 8
d.
6 – 12 tahun umur ( tahun ) x 7 – 5
3. Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata –
rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pada
anak umur 6 bulan lingkar kepala rata – ratanya adalah 44cm, umur 1 tahun 47
cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Jadi pertambahan lingkar kepala pada 6
bulan pertama ini adalah 10 cm, atau sekitar 50 % dari pertambahan lingkar
kepala pada 6 bulan pertama kehidupan.
4. Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bualan, pada umur 1
tahun sebagian besar mempunyai 6 – 8 gigi susu. Selama tahun ke dua gigi tumbuh
lagi 8 biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14 – 16 gigi, dan pada umur 2 ½
tahun sudah terdapat 20 gigi susu.Sedangkan waktu erupsi gigi tetap :
a. Molar pertama 6 – 7 tahun
b. Insisor 7- 9 tahun
c. Premolar 9 – 11 tahun
d. Kaninus 10 – 12 tahun
e. Molar kedua 12 – 16 tahun
f. Molar ke tiga 17 – 25 tahun
5. Jaringan lemak
Selain otot – otot, jaringan lemak juga
menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak
meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Selain itu
jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan besarnya sel lemak
menentukan gemuk atau kurusnya seseorang.
Pertumbuhan jaringan lemak melambat
sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus / langsing. Jaringan lemak
akan bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak laki – laki
umur 10 tahun sampai menjelang awal pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan
pada pria berkurang, sedangkan pada wanita terus bertambah dan mengalami
reorganisasi hingga di capai bentuk wanita dewasa. Untuk mengukur tebalnya
lemak, yaitu dengan mengukur tebalnya lipatan kulit.
E.
Perkembangan Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai Tahap Perkembangannya
1.
Kemampuan Bayi
(0 –12 bulan)
Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28
hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah serta mulainya berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari sampai dengan 11
bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem
syaraf. Kemampuan yang dimiliki bayi meliputi;
a.
Kemampuan
Motorik
Kemampuan motorik merupakan sekumpulan
kemampuan untuk menggunakan dan mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar
maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian
tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang
menunjang motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang menyatu
antara otot halus dan panca indera. Kemampuan motorik selalu memerlukan
koordinasi bagian-bagian tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu
perhatian.
Kemampuan
motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Usia
|
Motorik kasar
|
Motorik halus
|
0-3 bulan
|
mengangkat kepala,guling-guling, menahan kepala
tetap tegak,
|
melihat, meraih dan menendang mainan
gantung,memperhatikan benda bergerak, melihat benda-benda kecil,memegang
benda,
|
3-6 bulan
|
Menyangga
berat, mengembangkan kontrol kepala.Duduk.
|
memegang
benda dengan kuat, memegang benda dengan kedua tangan,makan
sendiri,mengambil benda-benda kecil.
|
6-9 bulan
|
Merangkak,
menarik ke posisi berdiri, berjalan berpegangan, berjalan dengan bantuan.
|
memasukkan
benda kedalam wadah,bermain 'genderang', memegang alat tulis dan
mencoret-coret,bermain mainan yang mengapung di air, membuat bunyi-bunyian,
menyembunyikan dan mencari mainan
|
9-12 bulan
|
bermain bola,
membungkuk, berjalan sendiri,naik tangga.
|
menyusun
balok/kotak,menggambar, bermain di dapur.
|
b.
Kemampuan
Bicara dan Bahasa
Masa bayi adalah masa dimana kontak
erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam
mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra
bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan
ekspresi wajah seperti tersenyum.
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama
sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang
tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara,
sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan merespon jika ekspresi bayi
menunjukkan tertekan atau gembira. Jika orangtua lebih banyak menunjukkan
suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan
mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung menimbulkansuasana
hati yang menyenangkan.
Kemampuan bicara pada bayi sebenarnya ada hubungannya dengan
perkembangan otak, terutama pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan
dan menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan,
berbicara, tersenyum dan mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung
perubahan dalam otak. Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki
bayi, masih sangat lemah, namun akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel
syaraf pada tahap selanjutnya. Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi
sbb:
Usia
|
Kemampuan Bicara dan Bahasa
|
0-3 bulan
|
prabicara,meniru
suara-suara, mengenali berbagai suara.
|
3-6 bulan
|
mencari
sumber suara, menirukan kata-kata..
|
6-9 bulan
|
menyebutkan
nama gambar di buku majalah,
menunjuk dan
menyebutkan nama gambar-gambar.
|
9-12 bulan
|
menirukan
kata-kata, berbicara dengan boneka, bersenandung dan bernyanyi.
|
c.
Kemampuan
Sosialisasi dan Kemandirian
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
dapat dirangsang dengan sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga,
dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh
atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka
pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi karena
keluarga adalah melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk
bersosialisasi mulai muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh
dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu. Kemampuan
sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Usia
|
Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
|
0-3 bulan
|
memberi rasa
aman dan kasih sayang,mengajak bayi tersenyum, mengajak bayi mengamati
benda-benda dan keadaan di sekitarnya, meniru ocehan dan mimik muka
bayi,mengayun bayi,menina bobokan.
|
3-6 bulan
|
bermain
"ciluk ba', melihat dirinya di kaca,berusaha meraih mainan.
|
6-9 bulan
|
mulai bermain
atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.Mulai melambaikan tangan jika
ditinggal pergi.Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
|
9-12 bulan
|
Minum sendiri
dari sebuah cangkir, makan bersama-sama, menarik mainan yang letaknya agak
jauh.
|
2.
Kemampuan Anak
di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan
mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan
gerak halus) serta fungsi eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh
kembang masa usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf
dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang
kompleks.
a.
Kemampuan
Motorik
Masa ini disebut sebagai masa sangat
aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena tingkat aktivitasnya dan
perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan kemampuan
motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada saat
berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat bergerak bersama
dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata. Kemampuan motorik yang
dimiliki anak sbb;
Usia
|
Gerak Kasar
|
Gerak Halus
|
12-15 bulan
|
Berjalan
tanpa pegangan sambil menarik mainan yang bersuara,Berjalan
mundur, Berjalan naik dan turun tangga, Menangkap dan melempar bola
|
Bermainan
balok dan menyusun balok. Memasukkan, mengeluarkan benda kedalam wadah.
|
15-18 bulan
|
Bermain di
luar rumah.Bermain air. Menendang bola.
|
Meniup,Membuat
untaian.
|
18-24 bulan
|
Melompat,
Melatih keseimbangan tubuh,Mendorong mainan dengan kaki.
|
Mengenal
berbagai ukuran dan bentuk,Bermain puzzle,Menggambar wajah atau bentuk,
|
24-36 bulan
|
Latihan
menghadapi rintangan,Melompat jauh,Melempar dan menangkap bola besar.
|
·Membuat
gambar tempelan,Memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut
jenisnya,Bermain/menyusun balok-balok.
|
36-48 bulan
|
Menangkap
bola kecil dan melemparkan kembali. Berjalan mengikuti garis lurus,Melompat
dengan satu kaki,Melempar benda-benda kecil ke atas, Menirukan binatang
berjalan.
|
Memotong
dengan menggunakan gunting,Belajar 'menjahit' dengan tali
rafia.Menggambar/menulis garis lurus, bulatan,segi empat, huruf dan
angka.Mengenal campuran warna dengan cat air.
|
48-60 bulan
|
Lomba
karung,Main engklek, Melompat tali.
|
Mengenal konsep "separuh atau satu".
Menggambar dan atau melengkapi gambar,Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.Berkebun.
|
b.
Kemampuan
Bicara dan Bahasa
Bertambahnya kematangan otak
dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan
sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah
kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan dari
mata anak yang ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di
otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya.
Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara.
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan
perkembangannya memahami sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri,
kemudian berkembang menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus
mengucapkannya. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih
berkomunikasi secara sosial.
Usia
|
Kemampuan Bicara dan Bahasa
|
12-15ulan
|
Membuat suara dari dari barang2 yang
dipilihnya,Menyebut nama bagian tubuh,Melakukan pembicaraan.,
|
15-18 bulan
|
Bercerita
tentang gambar di buku/majalah, Permainan telepon-teleponan,Menyebut
berbagai nama barang.
|
18-24 bulan
|
Melihat acara
televisi,Mengerjakan perintah sederhana,Bercerita tentang apa yang
dilihatnya.
|
24-36 bulan
|
Menyebut nama
lengkap anak,Bercerita tentang diri anak,Menyebut berbagi jenis
pakaian.Menyatakan keadaan suatu benda.
|
36-48 bulan
|
Berbicara dengan
anak,Bercerita mengenai dirinya,Bercerita melalui album foto, Mengenal
huruf besar menurut alfabet.
|
48-60 bulan
|
Belajar
mengingat-ingat,Mengenal huruf dan simbol,angka,Mengumpulkan foto kegiatan
keluarga,Mengenal dan mencintai buku,Menceritakan masa kecil anak, Membantu
pekerjaan di dapur.
|
c.
Kemampuan
Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah
diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini
hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak
keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama berpusat pada perawatan,
berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan dan pemberian
disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini
sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain,
meski interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun
sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu
sendiri.
Usia
|
Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
|
12-15 bulan
|
Menirukan pekerjaan rumah tangga,Melepas pakaian,Makan
sendiri,Merawat mainan,Pergi ke tempat-tempat umum.
|
15-18 bulan
|
Belajar
memeluk dan mencium, Membereskan mainan/membantu kegiatan di
rumah,Bermain dengan teman sebaya,Bermain petak umpet.
|
18-24 bulan
|
Mengancingkan
kancing baju,Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.Membuat
rumah-rumahan,Berpakaian,
|
24-36 bulan
|
Melatih buang
air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi. Berdandan/memilih pakaian
sendiri.Berpakaian sendiri.
|
36-48 bulan
|
Mengancingkan
kancing tarik,Makan pakai sendok garpu,Membantu memasak,Mencuci tangan dan
kaki,Mengenal aturan/batasan.
|
48-60 bulan
|
Membentuk
kemandirian dengan memberi kesempatan mengunjungi temannya tanpa
ditemani.Membuat atau menempel foto keluarga,Mengikuti aturan
permainan/petunjuk,
|
3.
Masa Anak Pra
Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung
dengan stabil, aktivitas jasmani semakin bertambah dan meiningkatnya
keterampilan dan proses berpikir. Anak mulai menunjukkan keinginannya seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan
dengan lingkungan luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai
senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga
menghabiskan waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke
tempat-tempat yang menyediakan fasilitas bermain anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk
sekolah, oleh karenanya panca indera dan sistim reseptor penerima rangsangan
serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik.
Proses belajar yang tepat bagi usia ini adalah dengan cara
bermain. Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:
Kemampuan
|
Keterangan
|
Gerak kasar
|
bermain bola
dengan teman sebayanya, naik sepeda, bermain sepatu roda.
|
Gerak halus
|
membuat
sesuatu dari tanah liat/lilin, bermain "berjualan",mengenal
kalender,mengenal waktu,belajar mengukur.
|
Bicara dan bahasa
|
mengenal
benda yang serupa dan berbeda,bermain tebak-tebakan,berlatih mengingat-ingat,mengamati/meneliti
keadaan sekitar.
|
Bersosialisasi dan kemandirian.
|
Berkomunikasi
dengan anak, Berteman dan bergaul,Mematuhi peraturan keluarga
|
Perkembangan
Aspek Bahasa (berbicara)
Perkembangan
bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap semacam persiapan berbicara.
a.
Pada
bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi
dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b.
Kemudian ia
menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.
c.
Selanjutnya ia
mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu
belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.
d.
Menjelang ussia
pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya,
kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa
yang dikatakan kepadanya.
Ada dua alasan
mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum
sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang
belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui
belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.
Ditingkat
pemula ( bayi ) tidak ada perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli
dengan anak yang biasa. Anak tuli juga menyatakan perasaan tak senang dengan
cara menangis. sedangkan rasa senangnya dinyatakan dengan berbagai macam suara
raban, tetapi tingkat perkembangan bahasa yang selanjutnya tidak dialami
olehnya. Ia tidak mampu mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain.
Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi bisu.Pada mulanya motif anak
mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:
a. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang
lingkungannya, diri sendiri, dan kawan-kawannya ini terlihat pada anak usia 2
setengah – 3 tahun.
b. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
c. Pergaulan social dengan orang lain.
d. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.
Perkembangan
bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman,
dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa
kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
a.
Kalimat satu
kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan
Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan
suara-suara raban yakni permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya
selaput suara menjadi lebih lembut. Selain itu di masa ini seorang anak sudah
dapat menirukan suara-suara walaupun tidak begitu sama persis dengan bunyi
aslinya. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan lainnya.
b.
Masa memberi
satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun
Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa
dimana mulai timbul suatu dorongan dalam diri seorang anak untuk mengetahui
banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak akan sering bertanya apa ini? apa itu?
siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak merangkai kata mulai
meningkat.
c.
Masa kalimat
tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.
Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat
berbahasa dengan lebih baik dan sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat
tunggal serta menggunakan awalan dan akhiran pada kata. Namun tak jarang anak
membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan menggunakan caranya sendiri.
d.
Masa kalimat
majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.
Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat
yang lebih panjang dan sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa
pertanyaan, sehingga susunan bahasanya terdengar lebih sempurna.
Perkembangan
Sosial
Menurut
keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social
dansebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada
bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya
lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah
bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang
masyarakat yaitu orang yang anti social.
1. Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang
lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat
terhadap orang lain. Pada bulan pertama atau kedua sejak bayai dilahirkan,
mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan mereka, terlepas
dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda.
Sosialisasi
dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala
bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka
bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat
dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan
mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas.
Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal
suara.
2. Reaksi Terhadap Orang Deewasa
Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa
karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan social pertama bayi.
Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara
maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan
kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki,
atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi
terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada
pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.
Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan
sendiriran dan mereka berhenti menangis jika diajak berbicara atau dialihkan
perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi alat lainnya. Pada bulan
keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat,
memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah
orang yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara
dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa
bila diajak bermain.
Dari umur
lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan
omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada
marah. Padausia enam bulan, gerak social mereka semakin agresif. Sebagai
contoh, bayi menarik rambut orang yang membopongnya, mencekau hidung dan
kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada umur tujuh atausembilan bulan,
bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan perbuatan dan
isyarat yang sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan diri untuk
melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Dari umur
15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa
dan keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur
dua tahun, merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah
aktivitas sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
3. Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi
lain terjadi antara umur empat dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada
bayi lain atau memperlihatkan perhatian pada tangis bayi lain. Hubungan yang
ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam bulan dan delapan bulan
yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang seringkali menimbulkan
perkelahian.
Reaksi social terhadap bayi lain dan
anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun. Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi
tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak. Minat mereka
berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan
pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir
tahun kedua, bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social.
Mereka bekerjasama dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan
diri dengan aktivitas ke teman bermain, dan melibatkan diri dalam permainan
yang sederhana dengan anak-anak kecil atau anak-anak yang lebih tua.
4. Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak
Dari umur dua sampai enam tahun, anak belajar melakukan
hubungan social dan bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah,
terutama dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri
dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.
Masa kanak-kanak awal sering disebut
“usia pragang” (pregang age). Pada masa ini sejumlah hubungan yang dilakukan
anak dengan anak-anak lain meningkat dan ini sebagian menentukan bagaimana
gerak maju perkembangan social mereka. Anak-anak yang mengikuti pendidikan
prasekolah, misalnya pendidikan untuk anak sebelum taman kanak-kanak (nursery
school), pusat pengasuhan anak pada siang hari (day care center), atau taman
kanak-kanak (kindergarden), biasanya mempunyai sejumlah besar hubungan social
yang telah ditentukan dengan anak-anak yang umurnya sebaya.
Salah satu
diantara sejumlah keuntungan pendidikan prasekolah adalah bahwa pusat
pendidikan tersebut memberikan pengalaman social dibawah bimbingan para guru
yang terlatih yang membantu mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan
berusaha agar anak-anak tidak mendapat perlakuan yang mungkin menyebabkan
mereka menghindari hubungan social. Akibatnya, semua reaksi negative kepada
anak lain berkurang.
Setiap tahun berganti, anak kecil
semakin kurang menggunakan waktunya dengan orang dewasa dan hanya memperoleh
kesenangan sedikit dari pergaulan dengan orang dewasa. Pada saat yang sama,
minat mereka terhadap teman sepermainan yang berusia sebaya semakin bertambah
dan kesenangan yang mereka peroleh dari pergaulan ini semakin kuat.
5. Hubungan Dengan Anak Lain
Sebelum usia dua tahun, anak kecil terlibat dalam
permainan searah. Meskipun dua atau tiga orang anak bermaindidalam ruangan yang
sama dan dengan jenis mainan yang sama, interaksi social yang terjadi sangat
sedikit. Hubungan mereka terutama terdiri atas meniru atau mengamati satu sama
lain atau berusaha mengambil mainan anak lain.
Sejak umur tiga atau empat tahun,
anak-anak mulai bermain bersma dalam kelompok, berbicara satu sama lain pada
saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang akan dipilih
untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah mengamati
satu sama lain, melakukan percakapan.
6. Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Akhir
Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang
lebih banyak dengan anak laindibandingakan degan ketika masa prasekolah, minat
pada kegiatan keluarga berkurang. Pada saat yang sama permainan yang bersifat
individual menggantikan permainan kelompok.
Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki
“usia gang”, yaitu usia yang pada saat itu kesadaran social berkembang pesat.
Menjadi pribadi yang social merupakan salah satu tugas perkembangan yang utama
dalam periode ini. Anak menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara
bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Kelompok teman
sebaya didefinisikan oleh Havighurst sebagai suatu “kumpulan orang yang kurang
lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama-sama”.
Pada masa transisi dari usia pragag
masa kanak-kanak akhir, anak beralih dari satu kelompok kekelompok lain atau
dari aktivitas kelompk ke aktivitas individual.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi adalah masa tahapan pertama
kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Setelah
melewati proses menjadi bayi akan tumbuh menjadi balita dan anak prasekolah.
Masa-masa inilah merupakan masa yang paling penting bagi orangtua memberikan
perhatian dan kasih sayangnya. Pada masa ini pula kebutuhan fisik dan psikologi
harus dipenuhi secara maksimal. Untuk membentuk pribadi yang baik di masa yang
akan datang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak harus
sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua harus memantau pertumbuhan dan
perkembangan agar dapat diketahui ada tidaknya gangguan pada anak.
B. Kritik dan
Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan
untuk pembaca dapat memahami seluk beluk tentang pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Sehingga dapat memantau setiap anak yang sedang mengalami tumbuh kembang.
Selain itu, diharapkan pembaca dapat membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui
ada atau tidaknya anak yang mengalami gangguan dalam tumbuh kembang.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Rusepno. 1985. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar