Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH RUANG LINGKUP ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAK

KATA PENGANTAR

      Puji  dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada kesulitan apapun.
      Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita  dimana makalah ini membahas tentang “Ruang Lingkup Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak ”.
Untuk kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dimana kami tidak dapat menyebutkannya satu-satu.
      Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik dan saran dari para pembaca sangatlah kita harapkan untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.



Bandar Lampung,  Maret 2019


Penulis 



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
      Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, Asuhan kebidanan pada neonatus,bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir,bayi dan balita. Neonatus bayi dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonates, bayi dan balita apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. 
      Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita meliputi tujuh aspek yaitu Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah, Kelainan- kelainan pada Bayi Baru Lahir, Trauma pada Bayi Baru Lahir, Neonatus, Bayi dan Balita dengan Penyakit yang Lazim Terjadi, Neonatus Beresiko Tinggi, dan Kegawatdaruratan. Sebagai seorang Bidan kita harus terampil dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun yang mengalami kelainan (masalah).
      Dalam makalah ini akan di bahas mengenai masalah yang lazim Terjadi pada bayi baru lahir,Neonatus Beresiko Tinggi dan Kegawatdaruratan.

B.       Tujuan
      Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang macam-macam penyakit yang lazim terjadi pada bayi baru lahir, neonatus yang beresiko tinggi dan kegawatdaruratan,  mulai dari pengertian, penyeban dan penatalaksanaannya. Dengan pembuatan makalah ini diharapkan para mahasiswa DIII Kebidanan dapat mengerti dan mampu menangani  masalah-masalah tersebut bila kelak terjun ke lapangan.

C.      Manfaat
1.      Dapat mengetahui kondisi-kondisi neonatus beresiko tinggi
2.      Dapat mengetahui tehnik-tehnik dalam menghadapi kegawat daruratan
3.      Dapat mengetahui penyakit yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan anak balita

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Neonatus Beresiko Tinggi
Berikut adalah kondisi-kondisi yang menjadikan neonates beresiko tinggi :
1.    Asfiksia Neonatorum
a)    Defenisi
Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
b)   Pembagian serta tanda dan gejala
1)      Asfiksia berat,bayi akan mengalami asidosis,sehingga memerlukan perbaikan dan reusitasi aktif dengan segera,tanda dan gejala
a.       Frekuensi jantung kecil yaitu < 40 kali permenit
b.      Tidak ada usaha nafas
c.       Tonus ototo lemah bahkan hampir tidak ada
d.      Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
e.       Bayi tampak pucat bahkan berwarna kelabu
f.       Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
2)      Asfiksia sedang,tanda dan gejala yang muncul
a.       Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali permenit
b.      Usaha napas lambat
c.       Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
d.      Bayi masih bisa bereaksi
e.       Bayi tampak sianosis
f.       Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermaknaselama proses persalinan
3)      Asfiksia ringan,tanda dan gejala yang sering muncul
a.       Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali permenit
b.      Bayi tampak sianosis
c.       Adanya retraksi sela iga
d.      Bayi merintih
e.       Adanya pernafasan cuping hidung
f.       Bayi kurang aktivis
c)    Penbagian penyebab kegagaln pernapasan
1)   Pada janin, kegagalan bernafas disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut
2)   Gangguan sirkulasidari ibu kejanin.diantaranya disebabkan oleh hal berikut
3)   Gangguan aliran pada tali pusat,hal ini berhubungan dengan adanya lilitan tali pusa, simpul pada tali pusat, tekanna yang kuat pada tali pusat, ketuban yang telah pecah yang menyebabakan tali isat menumbung dan kehamilan lebih bulan
4)   Adanya pengaruh obat
5)   Faktor dari ibu selama kehamilan
6)   Gangguan his, misalnya karena atenia uteri yang dapat menyebabkan hipertoni
7)   Adanya pendarahan pada plasenta previa dan solusio plasenta yang dapat menyebabkan turunnya  tekanna darah secara mendadak
8)   Vasokonstraksi arterial pada kasus hiprtensikehamilan dan preeklampsia dan eklampsia
9)   Kasus solusio plasentayang dapat menyebabkan pertukaran gas
10)    Menurut towel asfiksia oleh beberapa faktor, yakni faktor ibu, plasenta, fteus, dan neonatus
11)    Ibu,pabila ibu mengalami hipoksia, maka janin juga kan mengalami hipoksia yang dapat berkelanjtan menjadi asfiksia dan komplikasi lain
12)    Plasenta, pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luasdan kondisi plasenta.misalnya soluso plasenta, pendrahan plasenta, dll
13)    Fetus, kompresi umblikus dan dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umblikus dan menghambat pertukaran gas anatara ibu dan janin
14)    Neonatus, depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dpat terjadi karena beberapa hal.
15)    Pemakaian anastesi yang berlebihan pada ibu
16)     Trauma yang terjadi selama persalinan
17)    Kelainan konginetal pada bayi
d)   Penatalaksanaan
Bersihkan jalan nafas denga pengisap lendir dan kasa steril,potong tali pusat dengan tehnik seftik dan antiseptik,segera keringkan tubuh bayi dengan handukyang bersih dan hangat,nilai status pernapasan.

2.    Perdarahan Tali Pusat
a)    Defenisi
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan thrombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bias sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.
b)   Etiologi
1.      Robekan umbilikus normal
2.      Adanya traumaatau liltan tali pusat
3.      Kelalaian penolong persalianan
4.      Rob ekan umblikus abnormal
5.      Adanya hematoma pada umblikus
6.      Vaises juga dapat menyebabkan pendarahan
7.      Aneurismepembuluh darah pada umblikus
8.      Robekan pembuluh darah abnormal
9.      Pendarahan akibat plasenta previa dan abrupsio plasenta


c)    Penatalaksanaan
1.      Penanganan disesuaikan dengan penyebabperdarahan tali pusat yang terjadi
2.      Penanganan awal,harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat
3.      Segera lakukan informed cosent
3.    Kejang Neonatus
Kejang neonates bukanlah suatu penyakit, namun merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama terjadinya kejang adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkan sebab sekunder adalah gangguan metabolic atau penyakit lain seperti penyakit infeksi.
       Di Negara berkembang, kejang pada neonatus sering disebabkan oleh trauma neonatorum,sepsis,meningitis,ensefalitis,perdarahan otak,dan cacat bawaan.penyebab kejang pada neonatus,baik primer maupun sekunder umumnya berkaitan erat dengan kondisi bayi didalam kandungan  dan saat proses persalinan serta masa-msa bayi baru lahir.kejang pada bayi baru lahir kurang bisa dikenal karena bentuknya berbeda dengan kejangpada orang dewasa atau anak.beberapa hal yang mungkin merupakan faktor penyebab kejang adalah sebagai berikut
a.    Komplikasi pada saat kehamilan dan kelahiran
b.    Kelainan metabolisme seperti hipoglikemis,hipokalesmia, hipomagnesemia

B.       Kegawatdaruratan
1.    Prinsip dasar kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan dapat terjadi dengan tiba-tiba, dimana saja, dan kapan saja. Sebagai contoh kondisi bayi yang tiba-tiba menjadi lemas, tidak bernapas, menangis melengking, suhunya berubah menjadi panas atau dingin, tidak mau minum, mulut mencucu, kejang, terjatuh atau terluka, tersedak dan lain-lain.
2.    Menghindari kegawatan
Sebagian besar kegawatan bisa dihindari dengan cara :
a.       Memberikan profilaksis/perencanaan yang saksama
b.      Mengikuti petunjuk-petunjuk klinis
c.       Memantau kegawatan dengan seksama
3.    Reaksi terhadap kegawatan
a.       Perlu tata laksana secara benar dan efektif sampai rujukan
b.      Beri reaksi yang positif dan efektif
c.       Beri pelatihan-pelatihan/pesan kepada orang tua atau keluarga
d.      Perlu diinformasikan pada keluarga mengenai sebab, akibat, penanganan yang akan dilakukan, kegunaan obat, cara pemberian, dan efek samping
e.       Peralatan gawatdarurat.
4.    Penanganan awal
a.       Tetap tenang
b.      Berpikir secara logis
c.       Pusatkan perhatian pada kebutuhan bayi
d.      Jangan tinggalkan bayi sendirian tanpa ada yang menjaga
e.       Ambillah tanggung jawab, hindari kebingungan dengan menugaskan seseorang sebagai penanggung jawab
f.       Segera cari pertolongan! Salah atu penolong mencari pertolongan atau bantuan orang lain untuk mengambilkan alat atau obat atau O2
g.      Jika bayi tak bernapas segera kaji ABC(airway,breathing,circulation) lalu jika ditemukan kejang, maka segera cari tahu penyebabnya.
h.      Jika terjadi syok, segera lakukan penatalaksanaan syok
i.        Posisikan anak sesuai dengan kebutuhannya
j.        Bicaralah dengan keluarga dan bantu agar keluarga tetap tenang
k.      Tanyakan apa yang terjadi (kronologis kejadian dan riwayat penyakit)
l.        Lakukan pemeriksaan secara cepat lalu segera lakukan penatalaksanaan kegawatan.

C.      Neonatus,Bayi dan Balita dengan Penyakit yang Lazim Terjadi
1.    Bercak Mongol
a)    Defenisi
Bercak Mongol adalah bercak datar normal yang berwarna biru-kehitaman yang biasanya terlihat di bagian punggung, bokong walaupun biasanya terlihat pada bagian tubuh lain. Warna khas dari bercak mongol  ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, terkadang juga terjadi pada anak-anak dengan orang tua Mediteranian. Bercak ini secara bertahap akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun.
b)   Etilogi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari Krista neuralis ke epidermis
Bercak ini akan hilang dengan sendirinyapada tahun pertama dan kedua kehidupannya. Bidan harus dapat memberikan konseling pada orang tua bahwa bercak mongol tersebut wajar dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan, sehingga orang tua tidak perlu khawatir terhadap keadaan bayinya.
c)    Tanda dan Gejala
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga di temukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak dapat memiliki satu atau beberapa bercak mongol. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
1.      Luka seperti pewarnaan
2.      Daerah pigmentasi dengan tekstur kulit yang normal
3.      Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
4.      Bercak yang akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun
5.      Tidak ada komplikasi yang di timbulkan
d)   Penatalaksanaan
Bercak mongol biasa menghilang di tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan menghilang dan akan menetap hingga dewasa. Sumber lain mengatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh seorang bidan dalam hal ini adalah memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.

2.    Hemangioma
a)    Defenisi
Hemangioma diambil dari bahasa latin Haema yang berarti darah, Angeio berarti pembuluh dan Oma yang berarti pelebaran atau benjolan yang bersifat jinak. Jadi hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak atau tumor vaskular jinak yang disebabkan oleh poliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah. Pada saat kemunculannya terlihat benjolan berwarna merah seperti tanda lahir dengan diameter 1-4cm,biasanya akan kelihatan setelah 1 minggu sampai 4 minggu setelah lahir, bahkan terkadang 1 sampai 2 bulan setelah lahir. Hemangioma bukanlah suatu penyakit yang ganas karena umumnya dapat hilang dengan sendirinya.

b)   Pembagian
1)   Nevus flammeus
Daerah kapiler yang tidak menonjol, berbatas tegas, ukurannya tidak bertambah, berwarna merah ungu, dan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
2)   Nevus Vaskulosus
Kapiler yang baru terbentuk dan membesar pada kulit yang tumbuh beberapa bulan setelah lahir kemudian mengerut dan menghilang dengan sendirinya.
3)   Penatalaksanaan      
Berikan konseling kepada orang tua bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi pada bayi baru lahir, sehingga orang tua tidak perlu khawatir dalam menghadapi kejadian ini.

3.    Ikterus
a)    Defenisi
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau sclera mata (normal berwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi baru lahir dapat terjadi pada 25%-50%  bayi baru lahir cukup bulan, dan terjadi pada 24 jam pertama. Yang sangat berbahaya dari Ikterus ialah keadaan yang disebut “Kernikterus” yaitu suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak, gejalanya antara lain mata yang berputar, kesadaran menurun, tak mau minum atau menghisap, kejang, tuli. Cara melihat Ikterus pada bayi baru lahir agak sulit apa lagi dengan cahaya buatan, sebaiknya pengamatan dilakukan di bawah sinar matahari dengan cara menekan sedikit kulit yang akan diamati, jika warna kulit tetap kuning kemungkinan bayi mengalami Ikterus dan kadar bilirubinnya tinggi. Jika terjadi demikian maka bayi harus dibawah ke RS untuk menjalani terapi pemberian Albumin,fototerapi(terapi sinar), atau transfusi tukar pada kasus yang berat.
b)   Pembagian
1)   Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami oleh bayi baru lahir. Ikterus fisiologis memiliki tanda-tanda berikut :
a.       Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir
b.      Kadar birlirubin indirect tidak lebih dari 10 mg% pada neonates cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonates kurang bulan.
c.       Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari.
d.      Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
e.       Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
f.       Tidak terbukti mempunyai  hubungan dengan keadaan patologi
2)   Patologis
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
a.    Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
b.    Kadar bilirubin > 10 mg% pada neonates cukup bulan atau > 12,5 mg% pada neonates kurang bulan.
c.    Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
d.   Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
e.    Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%.
f.     Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.
c)    Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ikterus :
1.    Prahepatik (ikterus hemolitik).
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik), penyebabnya antara lain : infeksi, kelainan sel darah merah, toksin dari luar maupun dari dalam tubuh.
2.    Pascahepatik (obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjugasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk kedalam aliran darah, sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine. Sebagian lainnya tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Obstruksi empedu ini menyebabkan ekskresi bilirubin kedalam saluran pencernaan berkurang, sehingga feses akan berwarna keabu-abuan, liat, dan seperti dempul.
3.    Hepatoseluler (ikterus hepatic)
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan menggangu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubbin direct meningkat dalam aliran darah.
d)   Gambaran Klinis
Gambaran klinis yang paling nyata terlihat pada perubahan warna kulit dan sclera yang menjadai kuning.
e)    Penatalaksanaan
1)   Ikterus fisiologis.
a.    Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal.
b.    Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti :
1)      Memandikan
2)      Melakukan perawatan tali pusat
3)      Membersihkan jalan napas
4)      Jemur bayi dibawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit.
c.    Ajarkan ibu cara :
1)      Memandikan bayi
2)      Melakukan perawatan tali pusat
3)      Menjaga agar bayi tidak hipotermi
4)      Menjemur bayi
d.   Jelaskan pentingnya hal-hal seperti :
1)      Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin
2)      Menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi dengan kondisi telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap
3)      Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu
4)      Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin
5)      Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu.
e.    Apabila tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membaya bayinya ke puskesmas.
f.     Anjurkan ibu untuk control setelah 2 hari.
f)    Komplikasi
Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah suatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirect pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (>20 mg% pada bayi cukup bulan atau >18 mg% pada bayi berat lahir rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar,letargi, kejang, tak mau menghisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara, dan retardasi mental di kemudian hari


4.    Muntah
a)    Defenisi
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
b)   Etiologi
Muntah dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti berikut ini ;
a.    Kelainan congenital.
Pada saluran pencernaan , iritasi lambung, atresia esophagus, hirscprung, tekanan intracranial yang tinggi.
b.    Infeksi pada saluran pencernaan
c.    Cara pemberian makan yang salah
d.   Keracunan
c)    Komplikasi
Komplikasi terjadinya muntah adalah sebagai berikut :
a.       Dehidrasi
b.      Ketosis karena tidak makan dan minum
c.       Asidosis yang disebabkan adanya ketosis yang dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang
d.      Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esophagus, aspirasi.
d)   Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi lambungnya keluar, terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di medulla oblongata.
e)    Sifat muntah
a.       Keluar cairan terus menerus
b.      Muntah proyektil, disebabkan oleh stenosis pylorus
c.       Muntah hijau kekuningan akibat obstruksi ampula vateri
d.      Muntah segera setelah lahir dan menetap, karena adanya obstruksi usus atau peninggian tekanan intracranial.
f)    Penatalaksanaan
a.       Kaji factor penyebab dan sifat muntah
b.      Berikan pengobatan berdasarkan penyebab
c.       Ciptakan suasana tenang
d.      Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
e.       Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
f.       Berikan antiemetic jika terjadi reaksi simptomatis
g.      Rujuk segera

5.    Gumoh
a)    Defenisi
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat setelah makanan di cerna dalam lambung. Biasanya disebabkan karena bayi menelan udara pada saat menyusu. Muntah susu adalah hal yang agak umum terutama pada bayi yang mendapat ASI. Gumoh tidak akan meyebabkan perubahan berat badan secara signifikan.
b)   Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh adalah :
1.      Bayi sudah merasa kenyang
2.      Posisi salah saat menyusui
3.      Posisi botol yang salah
4.      Tergesa-gesa saat pemberian susu
5.      Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan.
c)    Patofisiologi
Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah terisi penuh sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali keatas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena katub diujung lambung tak bias bekerja dengan baik. Otot tersebut harusnya mendorong isi lambung kebawah. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kehidupannya.
d)   Penatalaksanaan
1.      Perbaiki teknik menyusui
2.      Perhatikan posisi botol pada saat pemberian susu
3.      Sendawakan bayi setelah disusui
4.      Lakukan teknik menyusui yang benar

6.    Oral trush
a)    Defenisi
Oral trush adalah terjadinya infeksi jamur Candidiasis pada membrane mukosa mulut bayi yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak keputihan membentuk plak-plak berkeping di mulut, ulkus dangkal, demam, dan adanya iritasi gastrointestinal. 
b)   Etiologi
Oral trush terjadi karena infeksi jamur Candida Albicans yang merupakan organism penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan saluran cerna.
c)    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ialah : Lesi di sekitar mulut dan lidah berwarna putih berbentuk plak seperti bekas susu yang susah dihilangkan, suhu badan meninggi hingga 40C, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel,  tak mau makan atau minum susu, gelisah.
d)   Penatalaksanaan
Oral trush umumnya sembuh dengan sendirinya, namun dapat juga ditangani dengan cara sebagai berikut :
a.       Bedakan oral trush  dengan bekas susu dimulut
b.      Bila infeksi berasal dari ibu, segera obati ibu
c.       Jaga kebersihan mulut
d.      Bersihkan botol susu dengan cara yang steril

e.       Berikan terapi pada bayi :
1)      1 ml larutan Nystatin 100.000 unit diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap 6 jam
2)      Gentian violet 3 kali sehari

7.    Diaper rash (Ruam Popok)
a)    Defenisi
Diaper rash atau sering disebut Ruam popok ialah kemerahan pada kulit bayi yang terjadi di bagian pantat atau pinggang bayi akibat kontak terus menerus denagn lingkungan yang tidak baik.
b)   Etiologi
1)      Tidak terjaganya kebersihan kulit pada pakaian bayi.
2)      Jarangnya mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK.
3)      Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu lingkungan.
4)      Tingginya frekuensi BAB (diare).
5)      Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastic dan detergen.
c)    Tanda dan Gejala
1)      Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga muncul eritema
2)      Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, sepeerti bokong, alat genital, perut bawah, atau paha atas.
3)      Dapat terjadi papilla eritematosa, vesikula, dan ulserasi
d)   Penatalaksanaan
1)      Daerah ruam, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering.
2)      Bersihkan kulit yang iritasi dengan kapas halus yang mengandung minyak.
3)      Bersihkan dan keringkan bayi segera setelah BAK atau BAB.
4)      Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit.
5)      Berikan makanan tinggi kalori dan protein.
6)      Perhatikan kebersihan kulit dan tubuh.
7)      Jaga kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi.
8)      Rendam pakaian yang terkena urine kedalam air yang dicampur acidum borium.
8.    Sebhorea
a)    Defenisi
Sebhorea juga biasa disebut ketombe pada bayi adalah peradangan pada kulit bagian atas yang menyebabkan timbulnya sisik padakulit kepala, wajah dan bagian tubuh lainnya.
b)   Etiologi
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa factor penyebab seborrhea yaitu :
1)      Faktor keturunan
2)      Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori
3)      Asupan minuman beralkohol
4)      Adanya gangguan emosi.
c)    Penatalaksanaan
Dapat ditangani dengan obat-obat topical, seperti sampo yang tidak berbusa dan krim selenium sulfide/Hg-presipitatus albus 2%.
9.    Furunkel
a)      Defenisi
Furunkel (boil atau bisul) adalah peradangan pada folikel rambut, kulit, dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan, dan tungkai. Furunkel yang terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
b)      Etiologi
Furunkel disebabkan oleh :
1)      Iritasi pada kulit.
2)      Kebersihan kulit yang kurang terjaga.
3)      Daya tahan tubuh yang rendah.
4)      Infeksi oleh Staphylococcus Aureus.

c)      Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut di kulit(folikullitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus atau nanah yang dekat sekali dengan kulit disebut pustule. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus didalamnya dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam.
d)     Tanda dan Gejala
Gejala yang sering muncul adalah :
1)      Nyeri pada daerah ruam.
2)      Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3)      Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minorus resistensiae.
4)      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
e)      Penatalaksanaan
Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut :
1)      Jaga kebersihan daerah yangb mengalami furunkel.
2)      Berikan obat topical dan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul.
3)      Jangan memijat furunkel.
4)      Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, bawa ke dokter untuk di insisi.
5)      Jika memungkinkan untuk membuka furunkel,maka lakukanlah dengan cara berikut ini ;
a.       Berikan informed consent
b.      Minta seseorang untuk memegangi anak.
c.       Gunakan pisau bedah steril, insisi, kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuka jalan keluar bagi pus.
d.      Berikan analgesic
e.       Tutup luka dengan kasa kering.
f.       Bersihkan alat-alat
g.      Ingatkan keluarga untuk mengganti perban secara periodik.
6)      Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan berdasarkan luas dan beratnya penyakit. Misalnya Achromycin 250 mg 3 atau 4 kali per hari.
7)      Bila terjadi secara menetap dan periodik, perhatikan adanya factor diabetes mellitus.
10.     Milliariasis
a)    Defenisi
Milliariasis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringat buntet, atau prickle heat. Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.
b)   Etiologi
Penyebab Milliariasis adalah udara panas dan lembap serta adanya infeksi bakteri.
c)    Patofisiologi
Diawali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran ketingat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul dengan timbulnya radang dan udema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan menghilang dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian.


d)   Pembagian serta Tanda dan Gejala
Ada dua tipe Milliaris yaitu :
1.    Milliaris Kristalina.
Timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat. Lesinya berupa vesikel yang sangat superficial, bentuknya kecil berupa titik embun berukuran 1-2 mm. Vesikel mudah pecah akibat trauma ringan seperti gesekan. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan, asimptomatik, dan berlangsung singkat. Dapat sembuh dengan sendirinya.
2.    Milliaria Rubra
Berupa papula vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat menembus kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah di sekitarnya, sering diikuti infeksi sekunder dan dapat juga terjadi impetigo dan furunkel.
e)    Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan umumnya sebagai berikut :
1)      Prinsip asuhan adalah mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
2)      Jaga kebersihan tubuh bayi
3)      Usahakan untuk menciptakan suasana yang sejuk dan kering
4)      Gunakan pakaian menyerap keringat dan tidak tipis.
5)      Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
6)      Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol 0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.
11.     Diare
a)    Defenisi
Diare adalah ppengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bayi dinyatakan diare bila sudah > 3 kali BAB, sedangkan neonates dikatakan diare bila sudah > 4 kali BAB.


b)   Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1.    Infeksi
a.    Infeksi Enteral
Infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enteral meliputi :
1)      Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Aeromonas, Dll.
2)      Infeksi virus : Enterovirus, seperti virus ECHO, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, dll.
3)      Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyrus,dll), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan Trichomonas hominis), serta jamur (Candida albycans).
b.   Infeksi Parenteral
Yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, misalnya Otitis Media Akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, encephalitis, dan sebagainya.
2.    Malabsorbsi.
a.       Karbohidrat : intoleransi laktosa
b.      Lemak
c.       Protein
3.    Makanan : makanan basi, beracun
4.    Psikologis : rasa takut atau cemas.
c)    Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut :
1.    Gangguan Osmotik.
Akibat adanya makanana atau zat yang tidak diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya sehingga timbul diare.

2.    Gangguan Sekresi.
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan kedalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan isi dari rongga usus dan akhirnya timbullah diare.
3.    Gangguan motilitas usus. 
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare.
d)   Patogenesis Diare akut
1.      Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
2.      Jasad renik tersebut akan berkembang biak di dalam usus halus
3.      Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin( toksin diaregenik)
4.      Toksin ini akan menyebabkan hipersekresi dan selanjutnya akan menyebabkan diare.
e)    Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala anak yang mengalami diare :
1.      Cengeng, rewel.
2.      Gelisah
3.      Suhu meningkat
4.      Nafsu makan menurun
5.      Feses cair dan berlendir, kadang disertai darah
6.      Anus lecet
7.      Dehidrasi
8.      Berat badan menurun
9.      Turgor kulit menurun
10.  Mata dan ubun-ubun cekung
11.  Selaput lender serta kulit menjadi kering.


f)    Komplikasi
1.    Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit
a.       Dehidrasi ringan, Kehilangan cairan < 5% BB.
b.      Dehidrasi sedang, kehilangan cairan 5-10% BB.
c.       Dehidrasi berat, kehilangan cairan > 10-15% BB.
2.    Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
3.    Hipokalemia.
4.    Hipoglikemia.
5.    Intoleransi laktosa sekunder karena kerusakan vili mukosa usus.
6.    Kejang
7.    Malnutrisi energy protein
g)   Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah sebagai berikut :
1.    Pemberian cairan
2.    Diatetik (pemberian makanan)
3.    Obat-obatan
a.       Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitum.
b.      Sesuaikan dengan umur anak :
1)      < 2 tahun diberikan ½ gelas,
2)      2-6 tahun diberikan 1 gelas
3)      > 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).
c.       Bila dehidrasi ringan, berikan cairan 25-100 ml/kg/BB dalam sehari setiap 2 jam
d.      Berikan Oralit sebanyak ± 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.
4.    Teruskan pemberian ASIkarena bias membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.
12.     Obstipasi
a)        Defenisi
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna. Atau tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih.
b)        Etiologi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
a.       Kebiasaan makan
b.      Hipotiroidisme
c.       Keadaan- keadaan mental
d.      Penyakit organic
e.       Kelainan congenital
f.       Penyakit lain
c)        Tanda dan Gejala
1.      Pada neonates jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.
2.      Sakit dan kejang pada perut.
3.      Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot.
4.      Feses besar dan tidak bias digerakkan dalam rectum.
5.      Bising usus yang janggal.
6.      Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
7.      Teerdapat luka pada anus.
d)       Penatalaksannaan
1.      Mencari penyebab onstipasi
2.      Menegakkan kembali kebisaan defekasi yang normal dengan memerhatikan gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis
3.      Pengososngan rektum dilakukan jika tidak ada kemajuan seelah dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi.pengososngan rektum bisa dilakukan dengan disam paksidigital, enema minyak saitun

13.     Infeksi
a)   Defenisi
infeksi farinetal adalah infeksipada neonatus yang terjadi pada masa antenatal,intranatal,postnatal
b)   Etilogi
infeksi parinetal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri eschericia coli,pseodomonas pyocyneus,kebsielia,staphyococcus aureus, dan Coccus gonococcus.
1.    Infeksi antenatal
     Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan ketika kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu, lalu masuk melalui plasenta dan akhirnya ke dalam sirkulasi darah umbilikus
2.    Infeksi intranatal
Infeksi terjadi pada masa persalinan. Infeksi ini sering terjadi ketika mikroorganisme masuk dari vagina, lalu naik dan kemudianmasuk ke dalam rongga amnion, biasanya setelah selaput ketuban pecah
3.    Infeksi postnatal
Infeksi pada periode post natal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril,tindakan yang tidak antiseptik atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang, misalnya pada neonatus neonatorum, omfalitis, dan lain-lain.
c)   Tanda dan Gejala
Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut:

1)   Bayi malas minum
2)   Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi
3)   Frekuensi pernapasan meningkat
4)   Berat badan menurung
5)   Pergerakan kurang
6)   Muntah
7)   Diare
8)   Udema
9)   Perdarahan, ikterus, dan kejang
10)     Suhu tubuh dapat normal, hipotermi dengan hipetermi
d)  Penatalaksanaan
1)      Berikan posisi semi fowler
2)      Appabila suhu tinggilakukan kompres dingin
3)      Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit
4)      Apabila bayi muntah, lakukan perwatn muntah yaitu posisi tidur miring kekanan atau kekiri
5)      Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
6)      Rujuk segera kerumah sakit,lakukan informrd consent pada keluarga

14.     Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome)
a)   Defenisi
Sindrom kematian mati mendadak terjadi pada bayi yang sehat saat di tidurkan tiba-tiba di temukan meninggal beberapa jam kemudian SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu sampai 1 tahun.
b)   Etiologi
Secara pasti penyebabnya belum di ketahui namun beberapa ahli telah melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab penyakit SIDS sebagai berikut.
1.      Ibu yang masih remaja
2.      Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
3.      Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
4.      Bayi yang mengalami displasia bronkuhulmuner
5.      Bayi prematur
6.      Gamelli (bayi kembar)
7.      Bayi dengan virus pernapasan
c)   Penatalaksanaan
1.      Bantu orang tua mengaturjadwal untuk dilakukan konseling
2.      Berikan dukungan dabn dorongan kepadaa orang tua,ajak orang tua mengungkapkan rasa dukungannya
3.      Berikan penjelasan mengenai SIDS ,berikan kesempatan  pada orang tua untuk mengajukan pertannyaan
4.      Beri pengertian pada orang tua  bahwa perasaan  yang mereka rasakan adalah hal yang wajar
5.      Beri keyakinan pada  sibling( jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi tersebut,bahkan jika merka sebenarnya juga mengharapka kematian bayi tersebut
6.      Jika kemudian ibu melhirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan pertama, paling tidak sampai meewati usia bayi yang meninngal sebelumnya



BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Kondisi-kondisi yang menjadikan neonates beresiko tinggi :
1.      Asfiksia Neonatorum
2.      Perdarahan Tali Pusat
3.      Kejang Neonatus
      Kegawatdaruratan dapat terjadi dengan tiba-tiba, dimana saja, dan kapan saja. Sebagai contoh kondisi bayi yang tiba-tiba menjadi lemas, tidak bernapas, menangis melengking, suhunya berubah menjadi panas atau dingin, tidak mau minum, mulut mencucu, kejang, terjatuh atau terluka, tersedak dan lain-lain.
      Asuhan kebidanan pada neonatus bayi dan balita dengan masalah yang lazim terjadinya diantaranya:
1.         Bercak mongol
2.         Hemongioma
3.         Ikterus
4.         Muntah
5.         Oral trush
6.         Diaper rash
7.         Seborrhea
8.         Furunkel
9.         Milliariasis
10.     Diare
11.     Obstipasi


B.         Saran
      Keadaan neonatus yang rentang dengan penyakit patut menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar dapat memberikab asuhan neonatus yang tepat dan mampu mengatasi masalah potensial yang mungkin terjadi.



DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia.2010.Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Jakarta:
Salemba Medika
Wahyuni, sari SST.2009.Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Jakarta: EGC
Wildan,Moh,A.AlimulHidayat,Aziz.2008.Dokumentasi Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika



4 komentar:

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...