KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada kesulitan
apapun.
Adapun maksud dan tujuan penulisan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi
dan Anak Balita dimana makalah ini membahas tentang “Tatalaksana Intrapartum”.
Untuk
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dimana
kami tidak dapat menyebutkannya satu-satu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik
dan saran dari para pembaca sangatlah kita harapkan untuk penyempurnaan makalah
kami berikutnya.
Bandar
Lampung, Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Peristiwa lahirnya bayi dari dalam rahim ibu. Lahirnya anak tidak
akan datang begitu saja tetapi memerlukan usaha. Persalinan atau melahirkan
anak adalah peristiwa yang sangat besar artinya, sebab sangat mendalam
kesannya. Betapa tidak, karena melahirkan berarti mengadakan yang sebelumnya
belum ada. Begitu pula dengan persalinan berarti melahiran anak yang telah lama
di tunggu kedatangannya.
Dengan uraian diatas maka diperlukan bimbingan atau bantuan
terhadap ibu untuk mencapai penerimaan diri dalam menghadapi persalinan.
Sedangkan persiapan yang dimaksud adalah segala usaha yang ditujukan untuk
kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan.
B. Tujuan
Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan
persalinan
selama 30 menit, Ibu hamil
primipara mampu menjelaskan macam-macam
persiapan persalinan.
C. Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti pendidikan
kesehatan tentang persiapan persalinan, ibu dapat:
1.
Menjelaskan
pengertian persalinan
2.
Mengenal
permasalahan tubuh ibu hamil menjelang persalinan
3.
Menjelaskan
persiapan ibu menghadapi persalinan
4.
Mempersiapkan
ibu mengenali tanda-tanda persalinan
5.
Mempersiapkan
ibu mengenal komplikasi persalinan
6.
Mempersiapkan
ibu apa saja yang harus di bawa ke NRS/ Puskesmas/ Bidan/ pelayanan kesehatan
7.
Mempersiapkan
ibu memilih persalinan secara alami atau Seksio Sesaria
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Memasuki hari ke -280 usia kehamilan, janin mencapai kematangan
dan siap idup diluar uterus yang dinamakan persalinan di mulai. Persalinan merupakan usaha kontra ksi otot
uterus standar secara teratur dan
ritmik.
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servix,
lahirnya bayi dari rahim ibu.
B. Tanda-Tanda
Persalinan
Ada
dua macam tanda persalinan : tanda persalinan asli (true labor) tanda
persalinan palsu (false labor) uraian sebagai berikut :
Tanda-tanda persalinan asli (true labor) :
1.
Kontraksi
a.
terjadi
secara teratur, makin lama makin kuat/kencang semakin lama semakin berdekatan.
b.
Intensitas
kontraksi meningkat bila sambil berjalan
c.
Dirasakan
di punggung bagian bawah dan menyebar ebagian bawah abdomen.
2.
Serviks
a. Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai
dengan adanya perdarahan).
b. Perubahan keposisi anterior, sulit di tentukan tanpa pemeriksaan
vagina.
3.
Janin
Bagian presentasi
biasanya sudah berada di rongga pelvis (sering disebut “lightening/dropping”).
Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan pada saat yang bersamaan
kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian presentasi janin kearah
rongga pelvis.
Tanda-tanda persalinan palsu (false labor) :
1.
Kontraksi
a. Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar
b. Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi.
c. Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas “navel”.
2. Serviks
a. Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan.
b. Sering kali dalam posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa
pemeriksaan vagina.
3. Janin
Bagian
presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
C.
Faktor – Faktor Essensial Dan Persalinan
Ada
lima faktor byang mempengaruhi proses persalinan 5P yaitu: passenger(janin dan
placenta), passageway(jalan lahir), power, posisi ibu, dan responpsikologis.
Penjelasan sebagai berikut :
1.
Passenger (janin dan placenta)
Bagaimana
janin bergerak memasuki jalan lahir adalah akibat dari beberapa faktor yang saling berhubungan, yaitu: ukuran kepela
janin, presentasi janin, perbandingan panjang axis antara ibu dengan janin,
postur janin dan posisi janin.
2.
Passageway (Jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari tulang velpis dan jaringan lunak serviks,
lantai pelvis, dan intoritus (pembukaan
eksternal vagina). Otot – otot pada
lantai pelvis memberikan kontribusi yang besar pada saat melahirkan janin,
sedangkan pelvis ibu berperan penting pada saat proses persalinan.
3.
Power (tenaga)
Kontraksi
volunter dan involubter harus dikombinasikan oleh ibu untuk mendorong janin dan
plasenta keluar dari uterus.
4.
Posisi Ibu
Posisi
ibu mempengaruhi adaptasi anatomis fisiologis terhadap persalinan. Posisi
tersebut adalah : berdiri, berjalan, duduk dan berjongkok. Posisi tersebut
dapat mempercepat turunnya janin, menurunkan tekanan terhadap tali pusat dan
menurunkann tekanan pada pembuluh darah (vena cava ascending dan vena cava
descending) ditulang belakang.
5.
Respon psikologis
Kondisi
ibu dan prilaku yang ditampilkan, akan menggambarkan tipe dukungan yang
dibutuhkan. Faktor - faktor yang perlu dikaji adalah sbb:
a. Interaksi verbal
b. Apakah ibu banyak bertanya ?
c. Apakah ibu bertanya langsung ata pasangannya untuk kebutuhannya?
d. Apakah ibu bbertanya kepada pasangannya/keluarga?
e. Apakah ibu bebas bertanya kepada perawat atau hanya berespon pada
saat ditanya ?
Bahasa tubuh
a. Apakah dia tampak rileks atau tegang ?
b. Bagaimana tingkat kecemasannya?
c. Bagaimana reaksi ibu saat disentuh oleh perawat atau keluarga?
d. Apakah ibu tampak sering mengubah posisinya atau diam saja?
e. Apakah ibu menghindari kontak mata?
f. Dimana pasangannya duduk?
g. Apakah ibu tampak lelah?
h. Bagaimana istrahat ibu pada hari-hari terakhir?
Kemampuan persepsi
a. Apakah ibu memahami yang dikatakan perawat?
b. Apakah ada kendala bahasa?
c. Apakah karena kecemasannya sehingga perlu diberi penjelasan ulang?
d. Dapatkan ibu mengulang apa yang telah dikatakan atau memahami yang
telah dipergerakan.
Tingkat ketidaknyamanan
a. Bagaimana ibu mengekspresikan kondisi yang dialami saat itu?
b. Bagaimana reaksi ibu pada saat terjaadi kontraksi uterus?
c. Adakah ekspresi non verbal nyeri yang tampak?
d. Apakah ibu mengeluh kepada perawat atau pasangannya?
e. Dapatkah ibu menjelaskan tentang tingkat nyamannya?
D.
Proses Persalinan
Proses persalinan merupakan proses bergeraknya janin, plasenta,
dan merman keluar dari uterus dan melalui jalan lahir. Ada empat tahap prosess persalinan yaitu :
tahap pertama, dimulai dengan adanya kontraksi uterus dan diakhiri dengan
dilatasi servik sempurna. Tahap kedua,
adalah tahap melahirkan bayi. Tahap ketiga, yaitu dimulai sejak lahir dari bayi
dilahirkan hingga plasenta lahir yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase laten,
fase aktif, dan ase transisi. Tahap ke
empat adalah tahap pemulihan setelah plasenta lahir kemudian ibu milai menjalin hubunhan dengan bayinya.
E.
Mekanisme Persalinan
Pada kondisi presentasi verteks (posisi normal) mekanisme
persalinan terdiri dari tujuh gerakan utama (the seven cardial) yaitu :
1.
Engagement
: saat kepala janin masuk ke rongga pelvis
2.
Descent
: kemajuan bagian presentasi ke rongga pelvis. Hal ini tergantung pada tiga hal
yaitu : (1) tekanan cairan amion, (2) tekanan langsung dari kontraksi fundus
pada janin, dan (3) kontraksi diafragma ibu dan otot abdomen pada tahap kedua
roses persalinan.
3.
Fleksi
: pada saat kepala janin turun dan mendapat tahanan dari serviks, dinding
pelvis, atau lantai pelvis, terjadilah fleksi secara normal dan dagu semakin
mendekat /bersentuhan dengan dada janin.
4.
Rotasi
internal : di mulai di spina ichialis dan terjadi sempurna apabila bagian
persentasi mencapai rongga pelvis bagian bawah.
5.
Ekstensi
: saat kepala janin mencapai perineum, terdefleksi di anterior perineum. Bagian
occiput lewat di simpisis pubis dulu, kemudian kepala terekstensi : pertama
occiput, kemudian wajah dan akhirnya dagu.
6.
Restitusi
dan rotasi eksternal setelah melahirkan kepala, kemudian di lakukan rotasi
singkat untuk menyesuaikan dengan posisi janin yang masih ada di rongga pelvis.
Rotasi eksternal terjadi pada saat bahu turun dan di lakukan maneuver yang sama
seperti pada saat melahirkan kepala.
7.
Ekspulsi
: setelah bahu di lahirkan kepala dan bahu di angkat ke atas tulang pubis ibu,
dan tubuh bayi di lahirkan dengan gerakan fleksi lateral searah simpisis pubis.
Bayi di lahirkan dengan sempurna. Ini adalah akhir dari proses persalinan tahap
kedua, dan catat waktu yang di perlukan untuk proses ini.
F. Menghitung
Denyut Jantung Janin (DJJ)
Tujuan :
Untuk mengetahui kondisi janin : hidup atau meninggal ; distress
(gawat janin) atau tidak dengan menentukan prekuensi, keteraturan, serta
perubahan atau variasi DJJ yang terjadi.
Alat yang diperlukan :
1. Catatan keperawatan
2. Steteskop pinard, atau Doppler
3. Jam yang mempunyai jarum detikan
4. Selimut dan satu buah bantal
Pelaksanaan :
1.
Persiapan
a. Baca catatan keperawatan dan medis klien
b. Siapkan alat
c. Cuci tangan
d. Membawa alat ke dekat klien, beri salam, identifikasi klien dengan
mengecek namanya
e. Beritahu prosedur yang akan dilakukan dan jelaskan tujuannya pada
klien atau keluarga
f. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum memulai tindakan
2.
Tekhnik plaksanaan
a. Jaga privasi tanyakan apakah klien sudah miksi, jika belum maka
anjurkan miksi terlebih dahulu.
b. Bantu klien baring di bed dengan satu bantal dibagian kepala,
lutut dapat diluruskan atau sedikit ditekuk
c. Buka bagian perut (dari px simpisis pubis), tutupi bagian yang
tidak termasuk area pemeriksaan dengan memakai selimut.
d. Palpasi Leopold
e. Letakkan stetoskop atau Doppler pada area yang ditentukan. Tanpa
menyentuh stetoskop (pinard), dengarkan DJJ
1) Pastikan DJJ dengan cara membedakannya dari denyut nadi ibu
melalui palpasi denyut nadi radial ibu.
2) Bila sudah yakin, hitunglah DJJ
3) Pada saat tidak ada his (untuk menentukan baseline DJJ) dengan
cara menghitung frekuensinya dalam 30 detik (kemudian dikalikan 2 untuk mendapatkan DJJ 1 menit ) atau hitung
selama 1 menit penuh.
4) Pada saat ada his dan diteruskan hingga 30 detik setelahnya (untuk
mengetahui respon fetus terhadap his).
5) Perhatikan apakah DJJ teratur atau tidak teratur
6.
beritahu
ibu tentang hasil pemeriksaan
7.
rapikan
kembali : klien dan alat-alat
8.
cuci
tangan
9.
mendokimentasikan
hasilnya kedalam fhotograp dan catatan perkembangan. Contoh : pencatatan pada catatan perkembangan
: pukul 08.30 DJJ 140 x/menit pada saat his.
G.
Mengkaji kontraksi uterus (HIS)
Tujuan :
Memberikan data tentang frekuensi his, lamanya dan kekuatannya.
Alat yang digunakan :
1. Catatan keperawatan
2. Jam yang mempunyai jarum deetikan
Pelaksanaan :
1. Persiapan
a. Baca catatan keperawatan dan medis klien
b. Siapkan alat
c. Cuci tangan
d. Membawa alat ke dekat klien, beri salam, identifikasi klien dengan
mengecek namanya
e. Beritahu prosedur yang akan dilakukan dan jelaskan tujuannya pada
klien atau keluarga
f. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum memulai tindakan
2. Tekhnik Pelaksanaan
a. Jaga privasi
b. Palpasi dapat dilakukan tanpa membuka baju
c. Letakkan telapak tangan pada area pundus (diatas pusar). Ketika
uterus mulai mengencang, perhatikan jam untuk diingat sebagai timbulnya his.
d. Kekuatan his di nilai :
1) Ringan, lamanya his umumnya <20 detik
2) Sedang, lama his umumnya antara 20-40 detik
3) Kuat, lamanya his umumnya
lebih dari 40 detik
e. Bila uterus sudah benar-benar berelaksasi lihat kembali jamnya.
Waktu dimulainya pengencangan uterus
f. Lanjutkan palpasi, dan perhatikan jam saat his berikutnya dating.
g. Beritahukan klien tentang hasil pemeriksaan
h. Rapikan kembali klien
i.
Cuci
tanagan
j.
Mendokumentasikan
H.
Pemeriksaan dalam
(VAGINAL TOUCHER/VT = VAGINA EXAMINATION/VE)
TUJUAN :
Memastikan apakah klien sudah intrapartum atau belum.
Mengetahui status lastic atau selaput ketuban apakah sudah pecah
atau belum ; memastikan pembukaan dan pendataan servix, bagian terendah, posisi
statis atau penurunan, adanya moulage atau molding bila bagian terendahnya
adalah kepala.
KONTRA INDIKASI : adanya perdarahan.
ALAT YANG DIPEPRLUKAN :
1. Hanschoen steril 1 pasang
2. Larutan lasic dalam wadah steril
3. kapas steril 5 buah dalam tempatnya
4. bengkok 1 buah
5. plastic atau tempat kotoran
PELAKSANAAN :
1. persiapan
a. Baca catatan keperawatan dan medis klien
b. Siapkan alat
c. Cuci tangan
d. Membawa alat ke dekat klien, beri salam, identifikasi klien dengan
mengecek namanaya
e. Beritahu prosedur yang akan dilakukan dan jelaskan tujuannya pada
klien atau keluarga
f. Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum memulai tindakan
2. Tekhnik pelaksanaan
a. Jaga privasi, lampu harus cukup terang.
b. Mintalah klien berbaring terlentang dengan satu bantal, lutut
terlipat, kedua tungkai terbuka. Tutupi bagian yang tidak perlu.
c. Pakai handscoen
d. bersihkan vulva dan perineum memakai kapas steril (antiseptik,
usahakan handscoend yang masuk kedalam vagina pada waktu VT tidak menyentuh
vulva atau perineum.
e. Regangkan kedua labia dengan tangan yang tidak lasic. Anjurkan
klien untuk menarik nafas dalam pelan sambil merilekskan perineumnya. Pada saat tidak ada his, perlahan-lahan
masukkan jari telunjuk dan jari tengah kedalam vagina hingga menyentuh
servix. Perhatikan ekspresi wajah klien,
minta maaf bila perasat menimbulkan nyeri.
f. Apabila tangan sudah masuk
ke vagina jangan dikeluarkan sebelum selesai seluruh pemeriksaan. Periksalah :
1) Pendataran dan pembukaan servix
2) Selaput ketuban : utuh, menonjol, atau sudah tak teraba/ pecah;
bila sudah pecah adalah prolaps tali pusat yang teraba lembek dan
berdenyut. Air ketuban : warna; jernih atau keruh, bau atau tidak,
mekoneum atau tidak.
3) Apa yang terjadi bagian terendahnya
4) Posisi, stasi, dan adanya molding kepala
5) Beritahukan pemeriksaan telah selesai, keluarkan jari dari vagina.
Perhatikan apakah ada cairan vagina,
mekoneum, darah yang keluar dari vagina setelah pemeriksaan
6) Bantu ibu kembali pada posisi yang nyaman. Lepaskan handscoen, dan
cuci tangan. Bereska lat-alat
7) Informasikan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga. Catat
hasilnya. Missal ; pukul 09.00, VT,
pembukaan 8 cm, pendataran 100%, ketuban sudah pecah : jernih, tak ada mekoneum, kepela-Hodge III
(atau stasi 0), untuk kiri depan, moulase.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa melahirkan seorang bayi atau keturunan adalah hal yang
ditunggu- tunggu oleh keluarga,terutama bapak dan ibu. Untuk tim medis harus memberikan perawatan yang
optimal untuk perawatan pertolongan persalinan supaya persalinan berjalan dengan
baik semestinya.
B.
Saran
Untuk
penyempurnaan makalah ini diharapkan bagi porum untuk meberi saran atau pun
memberikan tanggapan atas kekurangan dari makalah ini agar diskusi dapat
berjalan dengan lancar dan semestinya.
DAFTAR FUSTAKA
Anderson ET
& Mc farlene JM 2000, community as
partner, philaelpia JB Lipincott,
Friedmann,
MM. 1998. Family Nursing.
Nies, Ma,
and Mc Ewen, 2001. Community health
nursing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar