SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP)
Topik : Keputihan Pada wanita
Sub topik :
Keputihan
Tanggal :
Waktu :
Penyuluh :
Peserta/Sasaran :
Karakteristik : Ibu yang mengalami keputihan
Jumlah : 1 orang
Tujuan
umum : Diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tanda dan bahaya dari keputihan dan mengetahui cara menjaga diri agar keputihan tidak menjadi hal yang
serius khususnya bagi ibu
yang mengalami keputihan.
Tujuan khusus :
1.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti tentang pengertian keputihan
2.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti tentang jenis- jenis dari keputihan
3.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti tanda dan gejala
keputihan
4.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti penyebab dari keputihan
5.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti cara mengatasi keputihan
Materi : Terlampir
Pengertian keputihan,
jenis-jenis keputihan, tanda dan gejala
keputihan, penyebab keputihan, cara mengatasi keputihan
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet,
Power point, laptop
Kegiatan :
No.
|
Materi
|
Kegiatan Penyuluhan
|
1.
|
Pembukaan
|
1.
Mengucap
salam
2.
Menjelaskan
tujuan umum dan tujuan khusus
3.
Menyampaikan
kontrak waktu yang akan digunakan dan mendiskusikannya dengan peserta
4.
Memberikan
sedikit gambaran mengenai informasi yang di sampaikan
|
2.
|
Proses
|
1.
Menjelaskan
tentang pengertian keputihan
2.
Menjelaskan
jenis-jenis keputihan
3.
Menjelaskan
tanda dan gejala keputihan
4.
Menjelaskan
dari penyebab dari keputihan
5.
Menjelaskan
cara mengatasi keputihan
|
3.
|
Evaluasi
|
1.
Menanyakan
kepada peserta, apakah sudah mengeti dan memahami materi yang disampaikan
2.
Memberikan
kepada peserta untuk mengungkapkan pertanyaan
4.
Memberikan
pertanyaan kepada peserta secara lisan
5.
Menarik
kesimpulan dari hasil penyuluhan yang disampaikan
|
4.
|
Penutup
|
1.
Penyuluh
mengucapkan terima kasih atas segala perhatian peserta
2.
Memberi
salam
|
Lampiran materi :
A. Pendahuluan
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang
bukan darah. Keputihan atau leukorea ( Flour Albus) walaupun
tidak mengandung bahaya maut (kecuali pada karsinoma Cervix) biasanya cukup
menganggu penderita baik fisik maupun mental. Tetapi masih banyak wanita yang
kurang memperhatikan terhadap munculnya keputihan ini. Keputihan secara
fisiologik muncul pada saat ovulasi, menjelang dan sesudah haid, rangsang
seksual atau saat hamil. Tetapi bila keputihan ini berlebihan dan berubah warna
atau gatal dapat mengindikasikan keadaan patologik dan perlu pemeriksaan dan
penaganan yang seksama.
B. Materi
a.
Pengertian
Keputihan atau Fluor Albus
merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita ( Wijayanti, 2009,p.52).
Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu banyak, warnanya putih
seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika slim atau lendir ini tidak
terlalu banyak, tidak menjadi persoalan (Sasmiyanti & Handayani, 2008).
Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang di keluarkan dari
alat–alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono, 2005).
b.
Jenis-jenis
Ada dua jenis keputihan yaitu
keputihan normal (fisiologis) dan keputihan tidak normal (patologis).
1)
Keputihan
normal (fisiologis)
Keputihan fisiologis terdiri
atas cairan yang kadang– kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel
dengan leukosit yang jarang, keputihan fisiologis ditemukan pada
a)
Bayi yang
baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, disini sebabnya ialah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
b)
Waktu di
sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen keputihan disini
hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c)
Wanita
dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh
pengeluaran transudasi dari dinding vagina
d)
Pengeluaran
sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri jiga bertambah pada wanita dengan
penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis
uteri
(Sarwono, 2005)
Menurut wijayanti, 2009
keputihan normal memiliki ciri-ciri: warnanya kuning, kadang-kadang putih
kental, tidak berbau dan keluhan lainnya (missal: gatal, nyeri, rsa terbakar),
keluar pada saat sebelum dan sesudah menstruasi atau pada saat stress.
2)
Keputihan
tidak normal (patologis)
Penyebab paling penting dari
keputihan patologi ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit
dan11 warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan
berbau (Sarwono, 2005). Keputihan yang abnormal memiliki ciri-ciri : berwarna
kuning kehijauan, gatal pada daerah vagian, berbau amis dan busuk, terasa panas
dan nyeri.
c.
Tanda dan
gejala
Keputihan normal (fisiologis)
1)
Cairan sekresi
berwarna bening, tidak lengket dan encer
2)
Tidak
mengeluarkan bau yang menyengat
3)
Gejala ini
merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada
wanita tertentu
4)
Pada bayi
perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya
dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta
5)
Remaja awal
kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya
gejala ini akan hilang dengan sendirinya
6)
Biasanya
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat
dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah.
Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang
berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
Keputihan abnormal (patologis)
1)
Keluarnya
cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih
kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan
kadang-kadang berbusa
2)
Cairan ini
mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)
3)
Pada
penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat
mengakibatkan iritasi pada vagina
4)
Merupakan
salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV,
Herpes, Candyloma.
d.
Penyebab keputihan
1)
Jamur
Candidas atau Monilia
Warnanya putih susu, kental,
berbau agak keras, disertai rasa gatal pada kemaluan. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan
meradang. Biasanya, penyakit kencing manis dan rendahnya daya tahan tubuh
menjadi pemicu.
2)
Parasit
Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan
seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental,
berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena
parasit tidak menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3)
Bakteri
Gardnella
Infeksi ini menyebabkan rasa
gatal dan mengganggu. Warna cairan kebauan, berair, berbuih, dan berbau amis.
Dapat memicu munculnya penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.
4)
Faktor
hygiene yang jelek
Kebersihan yang jelek dapat
menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang
meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
5)
Pemakaian
obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.
Pemakaian obat- obatan
khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan sistem imunitas dalam
tubuh. wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
6)
Stres
Otak mempengaruhi kerja semua
organ tubuh, jadi jika reseptor otak mengalami stress maka hormonal di dalam
tubuh mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi / keputihan yang
disebabkan oleh stres.
7)
Penyakit
organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul
jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan, Tumor (misalnya
papiloma, sering menyebabkan keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau),
kanker rahim atau kanker serviks (leher rahim) (cairan yang keluar bisa banyak
disertai bau busuk dan kadang disertai darah).
e.
Cara
mengatasi keputihan
Mengatasi keputihan biasanya
dilakukan dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, diantaranya:
1)
Menjaga
vagina agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
2)
Ganti
pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.
3)
Hindari
penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia terlalu
berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat
merangsang munculnya jamur atau bakteri
4)
Setelah
buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke belakang
untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
5)
Gunakan
celana dalam minimal 2 kali sehari dan sebaiknya yang berbahan dasar katun
karena katun menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga
6)
Hindari seks
bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung seperti
kondom
7)
Sebisa
mungkin kendalikan stress
8)
Apabila
mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik oral (yang diminum)
sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut sampai habis sesuai dengan yang
diresepkan agar bakteri tidak kebal dan keputihan tidak datang lagi.
C. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas keputihan merupakan hal
yang fisiologis bagi wanita tetapi akan berdampak negative atau
patologis jika sesorang tidak mengetahui hal yang normal itu seperti apa saja.
Karena keputihan akan berdampak patologis jika tidak diatasi.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
kepada pembaca dan penulis mengenai makalah ini adalah:
1.
Diharapkan
peserta mengerti dari keputihan baik dari pengertian dampak dan penyebab maupun
cara mengatasinya.
2.
Diharapkan
peserta penyuluhan mengerti personal hygien yang baik dan benar
3.
Diharapkan
peserta mau menerapkan kedalam kehidupan sehari- hari
Evaluasi
Jenis : Tanya jawab
Bentuk : Lisan
Jumlah : 3 soal
Pertanyaan :
1.
Ada berapa
jenis keputihan ?
2.
Bagaimana cara mengatasi keputihan ?
3.
Apa penyebab
keputihan?
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiroharjo.,Prof.,DR. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Gramedia. Jakarta. 1997
Saifuddin, AB, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP.Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Manuaba, 1999, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan
Keluarga Berencana. Balai
Pustaka, Jakarta.
Idhawati, C. 2011. Asuhan
Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. K Dengan Leukore Candidiasis Vulvovaginalis
Di Ruang KIA Puskesmas Sawit I. Akbid
Mamba’ul Ulum Surakarta.
Indah Arthanasia. 2011. Perawatan Gangguan Bermacam-macam Keputihan Pada Organ Reproduksi Wanita
Manuaba, 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetric-Ginekologi Dan Obstetric- Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta:
EGC. Hlm: 296-299.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar