KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat
menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Komunitas (ASKEB V).
Makalah ini disusun untuk memenuhi
mata kuliah Askeb V pada Stikes Adila Bandar Lampung atas terselesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang tidak bisa disebut
satu persatu.
Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, keterbatasan pengetahuan
penulis oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Namun demikian
penulis berharap, semoga apa yang sudah penulis persembahkan ini dapat
bermanfaat khususnya pada penulis dan pembaca pada umumnya.
Bandar
Lampung,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelayanan
kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan
adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun di masyarakat. Dalam
rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan
bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah
tertentu
Konsep adalah
kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari
kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan
tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan.
Sedangkan
kebidanan sendiri mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan
pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H.
Syahlan, 1996).
Komunitas adalah
kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan komunitas
adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat
juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di
rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan
kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok
komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari
sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat
ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas
adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan
pengetahuan serta teknologi.
Asuhan
kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
Manajemen
Kebidanan Komunitas
Dalam
memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen
kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan
mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk
menyelematkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan
manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi
masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta
evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam
menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan
komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Kebidanan Komunitas
a. Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan beberapa
Negara lain
b. Fokus/sasaran
c. Tujuan
d. Filosofi Kebidanan Komunitas
e. Bekerja di Komunitas
f. Jaringan Kerja Komunitas
2. Visi Indonesia Sehat sebagai Landasan berpikir Pelayanan
Kebidanan di Komunitas
3. Strategi Pelayanan Kebidanan di Komunitas
a. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat
b. Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat
c. Fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat
C. Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb V
(Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV
D.
Manfaat
Manfaat dari
penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Konsep Kebidanan Komunitas dan
aspek-aspeknya.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian/Definisi
Kebidanan
berasal dari kata Bidan yang menurut International Confederation of Midwife
(ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang
diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk
melakukan Praktik bidan.
Pengertian
bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus dari
pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah
negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister dan
atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik kebidanan.
Komunitas berasal
dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis”
yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok
orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk,
2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang
atau sistem sosial.Jenis Komunitas :
1. Geografikal yaitu daerah
2. Administratif batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama
4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing
Midwifery And Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang
berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh
wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan
pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community
adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan
definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan
oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian
kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan
masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin,
1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada
empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya
taraf kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut
”bidan” saja.
B.
Riwayat Bidan Komunitas
Pada zaman
pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan persalinan dilakukan oleh
dukun, tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi wanita pribumi di Batavia
kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan (KTB) di masyarakat jogyakarta dan
berkembang didaerah lain. Seiring dengan pelatihan ini dibukalah BKIA, bidan
sebagai penanggung jawab, memberikan pelayanan antenatal care, post natal care,
pemeriksaan bayi dan gizi, intra natal dirumah, kunjungan rumah pasca salin.
Tahun 1952 diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan, tahun
1967 Kursus tambahan bidan (KTB) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan
Puskesmas.
Puskesmas
memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah kerja. Bidan di
Puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk keluarga
berencana (KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan keluarga dan posyandu yang
mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, Imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Tahun 1990 merata pada semua masyarakat.
Instruksi
presiden secara lisan pada sidang kabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik
bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994
merupakan titik tolak dari konferensi kependudukan dunia di Kairo yang
menekankan pada reproduksi health memperluas garapan bidan antara lain Safe
Motherhood, Keluarga berencana, Penyakit Menular Seksual (PMS), kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan reproduksi orang tua.
Sebagian besar
wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di institusi pelayanan
kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982) menggambarkan bahwa,
jika persalinan dilakukan di komunity dan dilaksanakan oleh bidan maka akan
terjadi peningkatan kunjungan antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dengan
induksi, penurunan frekuensi Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan
forsep, frekuensi SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah
sakit. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan nifas
dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
C.
Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas
Komuniti
adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat
kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran
utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.
Menurut UU No.
23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami,
istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu : Pra
kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
Anak : Meningkatkan
kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, Pra
sekolah dan sekolah.
Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi,
pemeliharaan anak, pemeliharaan
ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
dan kelompok usila (gangrep).
Masyarakat
(community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Fokus/Sasaran
pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik
yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani,
Niken dkk, 2009 : 9).
D.
Tujuan Kebidanan Komunitas
Pelayanan
kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan
keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang
ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk
mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak
diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan
dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak
balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas
tertentu. ( Syahlan, 1996 : 15 )
E.
Philosophy Kebidanan Komunitas
1. Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang
sangat wajar dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan
intervensi dan tidak perlu di institusi
2. Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai
dan didukung.Kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh lingk
kepercayaan, sosial dan cultural
3. Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi
soleh wanita dan keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus
menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
4. Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan
di tengah keluarga atau/kerabat
5. Asuhan er’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan menyeluruh dg melihat aspek lingkungan
6. Informed choise dan informed consent
7. Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di
masyarakat
F.
Bekerja Di Komunitas
Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian atau
kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu
yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan
di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu
dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan
yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas,
yaitu :
Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian atau
kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu
yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan
di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu
dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan
yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas,
yaitu :
1. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini
bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya
merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai
pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang
kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi
dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung.
Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let,
spanduk dan sebagainya.
2. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan
tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas.
Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai
pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta
melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas,
menyusui dan masa interval dalam keluarga.
c. Pertolongan persalinan di rumah.
d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan
resiko tinggi di keluarga.
e. Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
g. Pemeliharaan kesehatan anak balita.
3. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan
kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat
mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah
sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan
praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain
atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Contoh : praktek mandiri/
BPS
4. Sebagai Peneliti
Bidan perlu
mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan keluarga
dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau
hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan,
maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti yang
dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.
5. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu
melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang
terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk
ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga
maupun masyarakat.
6. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan
sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi dan sokongan
kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan
bagi dirinya.
7. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi
dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
8. Sebagai Perencana
Melakukan
bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah,
2009 )
Dalam memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim,
misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah
bidan.
G.
Jaringan Kerja
Beberapa
jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes,
Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)
Di puskesmas
bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan
dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing –
masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota
lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas
keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes,
Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana
bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan
kebidanan di komunitas. (Meilani, dkk, 2009 : 11)
Dalam jaringan
kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam
satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A,
PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang
melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.
H.
Visi Masyarakat Sehat Dan Mandiri Menuju Indonesia
Sehat 2010 Sebagai Landasan Dalam Pelayanan Kebidanan Komunitas
1. Visi Indonesia Sehat 2010
Terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah RI.
2. Misi
a. Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga,
komunitas dan masyarakat
b. Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat
prioritas
c. Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat
yang inovatif, efektif dan efisien.
d. Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan
e. Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program
kesehatan masyarakat
TUJUAN
a. Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga,
komunitas dan masyarakat.
b. Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat
prioritas.
c. Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat
yang inovatif, efektif dan efisien.
d. Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan,
keluarga dan komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
e. Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung
penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
f. Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam
peningkatan derajat dan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
Sasaran
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
a. Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
b. Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
c. Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa
masyarakat.
d. Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan
dengan pembiayaan pra upaya.
e. Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu
dan terjangkau.
f. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan
program kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar
biaya dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
h. Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
i.
Pengutamaan
kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender.
j.
Pengutamaan
daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
k. Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan
komitmen global.
l.
Pemantapan
pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat.
m. Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan
pendampingan.
n. Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
o. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
I.
Strategi Pelayanan Kebidanan Di Komunitas
1.
Pendekatan
edukatif dalam peran serta masyarakat.
Pelayanan
kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak
lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll.
Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu
melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat
sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap
kemampuan yang mereka miliki.
a. Definisi
1) Secara umum
Rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan
partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor
sosial, ekonomi dan budaya setempat.
2) Secara khusus
Merupakan
model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan
masalah tersebut.
b. Tujuan pendekatan edukatif
1) Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan masalah kebidanan komunitas.
2) Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan
memecahkan masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.
c. Strategi dasar pendekatan edukatif
1) Mengembangkan provider
Perlu adanya
kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh
serta sepakat untuk mensukseskan.
Langkah-langkah
pengembangan provider
a) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan
untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau
regional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan
beberapa pejabat yang berpengaruh.
b) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai
tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa.
Tujuan yang
akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan
kebijakan serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar,
raker, musyawarah.
c) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa
Merupakan
pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data
yang dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.
2) Pengembangan masyarakat
Pengembangan
masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi
masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif,
melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah yang dilaksanakan. Langkah–
langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri, perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan
2.
Pelayanan yang
berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Proses dimana
masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha
memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang
ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong.
Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan
masyarakat.
Terdiri dari 3
jenis pendekatan :
a. Specifict Content Approach
Yaitu
pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal
program kepada instansi yang berwenang.
Contoh :
pengasapan pada kasus DBD
b. General Content objektive approach
Yaitu
pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
wadah tertentu.
Contoh :
posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
c. Proses Objective approach
Yaitu
pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat
sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader
3.
Menggunakan
atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat.
Masalah
kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial – ekonomi yang
akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care)
sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status kesehatan
keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
a) Definisi
1) Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya.
2) Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya.
b) Langkah – langkah
1) Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan
2) Tingkatkan mutu potensi yang ada
3) Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
4) Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
c) Prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
1) Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.
2) Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
3) Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan,
pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan
lainnya.
4) Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil
fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
d) Bentuk - bentuk program masyarakat
1) Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui
koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
2) Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya
ditugaskan pada salah satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara
khusus untuk melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
e) Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk
usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebidanan
komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kebidanan
Sasaran
pelayanan kebidanan komunitas Individu (ibu dan anak), keluarga dan masyarakat.
Tujuan dari
pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita
di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas
tertentu
Bidan berperan
sebagai pendidik, pengelola, pelaksana, peneliti, pemberdaya, advokat,
kolaborator dan perencana.
Jaringan kerja
kebidanan komunitas antara lain puskesmas/ puskesmas pembantu dimana bidan
sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu, BPS ataupun rumah pasien
sebagai pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana.
visi Indonesia
Sehat 2020!
Terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah RI.
DAFTAR PUSTAKA
Bidan
Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Depkes RI,
(2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak,
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI.
(2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI.
(2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta
Effendy
Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC.
Jakarta.
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
Konggres
Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan.
Yogyakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
UU no 23 tahun
1992 tentang kesehatan
Pelayanan
Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial.
2008.
Soetjiningsih.
(1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H.
(1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef
Tidak ada komentar:
Posting Komentar