Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH KELAINAN JINAK PADA SALURAN GENETALIA BAWAH

KATA PENGANTAR

      Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
      Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Kelainan Jinak Pada Saluran Genetalia Bawah”.
      Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Lampung,    Maret 2019

Penulis  



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
      Vagina menghubungkan genetalia eksterna dengan genetalia interna introitus vagina tertutup pada himen, suatu lipatan selaput setempat. Pada koitus pertama himen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan karun kulae mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada himen ialah himen kribriformis (menunjukkan beberapa lubang) dan himen septus. Kadang-kadang himen tertutup sama sekali (himen imperforatus). Besarnya lubang himen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak. Hal ini baik diketahui oleh kedokteran atau kehakiman. Di Indonesia keutuhan selaput dara pada seorang gadis masih dihargai sekali, maka selayaknya dokter memperhatikan hal ini.

Vagina berukuran di depan 6,5 dan di belakang 9,5 cm. Sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke promontorium. Arah ini penting di ketahui jika memasukkan jari ke dalam vagina pada pemeriksaan ginekologi.

Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3 bagian atas vagina berasal dari duktus milleri (asal dari endometrium). Sedangkan 2/3 bagian bawahnya dari lipatan-lipatan ektoderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi kelainan-kelainan bawaan.
Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa dalam beberapa lapisan. Lapisan tidak mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi pada anak kecil epitel itu amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi.

Mukosa vagina berlipat-lipat horisontal, lipatan itu dinamakan ruga. Ditengah-tengah bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih mengeras disebut kolumna rugarum. Ruga-ruga dapat dilihat pada 1/3 bagian distal vagina pada seorang virgo atau nailipara. Sedang pada wanita multipara lipatan-lipatan ini sebagian besar hilang. Di bawah epitel vagina terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Dibawah jaringan ikat terdapat otot-otot yang serupa dengan susunan otot usus.

Sebelah luar otot terdapat fosia (jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya pada wanita yang lanjut usia. Disebelah depan dinding vagina bagian bawah terdapat ureter sepanjang 2,5-4 cm. Bagian atas vagina berbatasan dengan kandung kencing. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk forniks posterior yang jauh lebih luas daripada froniks anterior.

Umumnya dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kendor dan agak merosot. Pada seorang virgo keadaan ini jarang ditemukan.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana pemahaman mengenai kelainan sistem reproduksi
2.    Apa penyebab kelainan sistem reproduksi
3.    Apa saja macam-macam kelainan sistem reproduksi

C.       Tujuan Penulisan
Tujuan saya membuat makalah ini adalah:
1.    Untuk memahami bagimana pemahaman mengenai pengertian kelainan sistem reproduksi
2.    Untuk Mengetahui penyebab kelainan sistem reproduksi
3.    Untuk mengetahui macam-macam kelainan sistem reproduksi



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Kelainan Sistem Reproduksi
1.        Kelainan Sistem Reproduksi Karena Gangguan Hormon
Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada wanita dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita. Hormon progesteron berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk persiapan menyusui.

Selain ketiga hormon tersebut wanita juga memiliki hormon yang berperan seperti sifat seksual pria. walaupun kadarnya rendah. yaitu hormon androgen. Peranan hormon sangat penting bagi proses reproduksi wanita sehingga jika mengami gangguan pada ketiga hormon tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan pada fungsi tubuh lainnya.

Terdapat beberapa jenis gangguan yang disebabkan oleh gangguan hormon, diantaranya adalah gangguan perkembangan sel telur. gangguan ovulasi, gangguan haid, gangguan reproduksi. keluarnya air susu sebelum waktunya, dan munculnya sifat kelaki-lakian.

2.        Kelainan Sistem Reproduksi Karena Ketidaknormalan
Kelainan congenital system reproduksi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, nutrisi,penyakit metabolik, infeksi virus, obat teratogenik, dan lain-lain yang terjadi pada masa kehamilan. Banyak dari kelainan tersebut tidak melibatkan ovarium atau genitalia eksterna sehingga gejala tidak nampak sebelum menarche atau menikah. Kelainan kongenital tersebut juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.
B.       Penyebab Kelainan Sistem Reproduksi
Penyebab Kelainan Sistem Reproduksi Karena Gangguan Hormon
Gangguan hormon dapat terjadi karena berbagai macam sebab di antaranya adalah karena adanya gangguan atau kerusakan organ reproduksi, disfungsi ovarium, polip, adenomiosis, kanker, gentik, diet katat dan kegiatan fisik yang berlebihan, obat-obatan, alat kontrasepsi, dan stres.

Gangguan atau kerusakan organ reproduksi, mungkin terjadi kerusakan pada indung telur sehingga fungsinyapun akan terganggu dan berpengaruh pada produksi estrogen don progesteron serta kadar follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dalarn tubuh sehingga mempengaruhi indung telur dan perkembangan sel telur serta ovulasi.Gangguan atau kerusakan ini dapat berupa adanya kista indung telur, adenomiosis, tumor. dan kanker.

Disfungsi ovarium atau kegagalan fungsi ovarium sehingga tidak terjasi proses pelepasan telur sehingga dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormon pada wanita sehingga terjadi haid mengalami pendarahan yang berlebihan, kisa juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.

C.       Macam-Macam Kelainan Sistem Reproduksi Disebabkan Oleh Hormon
1.    Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan normal yang terjadi pada wanita setiap bulannya. Kebanyakan periode menstruasi pada wanita terjadi sekitar 4 sampai 6 hari. Masalah umum dari menstruasi biasanya adalah telat nya periode menstruasi dan terjadinya dismenore.

Jika wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak normal sudah sepantasnya anda untuk berkonsultasi dengan dokter anda untuk mengetahui bagaimana cara menghilangkan dismenore saat menstruasi tersebut. Penyebab dari telat terjadinya menstruasi adalah hamil, stres, dan konsumsi obat. Namun, jika anda negatif saat tes kehamilan maka bisa jadi anda terkena gangguan hormon tiroid di mana kelenjar tidroid mengalami kekurangan hormon.

2.    Penyakit radang panggul
Rongga perut perempuan memiliki jalur langsung dari luar melalui saluran reproduksi wanita. Bakteri dapat masuk melewati vagina dan rahim dan melintasi tabung rahim yang membuka ke dalam rongga perut. Radang panggul sering sekali menyebabkan rasa sakit perut saat sedang bereaksi.

3.    Endometriosis dan Adenomiosis
Endometriosis dan adenomiosis adalah dua penyakit sistem reproduksi wanita yang disebabkan olehpertumbuhan endometrium secara tidak normal. Endometrium adalah jaringan yang melapisi rahim atauuterus. Ketika jaringan ini terbentuk di bagian lain dari sistem reproduksi seperti di luar rahim, indung telur atau tuba falopi. Jika pertumbuhan terjadi ke dalam otot yang mengelilingi rahim, hal itu disebut Adenomiosis. Karena semua jaringan endometrium didorong keluar dari tubuh dengan selesainya siklus menstruasi, pertumbuhan yang tidak normal apat menyebabkan nyeri di perut atau panggul.

4.    Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah istilah yang diberikan pada infeksi jaringan vulva atau vagina. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti kebersihan yang buruk, penyakit menular seksual, virus, ragi dan bakteri. Terjadinya vagina berbau busuk, iritasi dan peradangan di sekitar vagina, dan kesulitan saat buang air kecildapat menunjukkan adanya vulvovaginitis.

5.    Kanker ovarium
Kanker ini dimulai dalam ovarium dan dapat menyebarkan dalam pelvis dan perut. Beberapa tanda-tanda kanker ovarium seperti sembelit, buang air kecil secara teratur, nyeri di daerah panggul, kehilangan berat badan dan perut kembung. Kemungkinan terjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat keluargasindrom Lynch, payudara.

6.    Disfungsi Seksual Wanita
Disfungsi seksual wanita, adalah salah satu penyakit sistem reproduksi khas wanita, penyakit ini terjadi ketika seseorang gagal untuk dirangsang selama hubungan seksual. Gejala lain yang menyertainya mungkin termasuk hasrat seksual berkurang, kesulitan dalam gairah, anorgasmia dan nyeri selama hubungan seksual.

7.    Infertilitas wanita
Kesulitan untuk mendapatkan kehamilan, yang disebabkan oleh kurangnya ovulasi. Dan sebab lainnya adalah penyakit sistem reproduksi wanita lainnya. Gangguan ovulasi seperti penyimpangan dalam produksi hormon atau masalah dalam akun ovarium untuk 25% dari kasus infertilitas. Endometriosis, kerusakan pada saluran tuba, tuba uterine atau leher rahim juga dapat menyebabkan infertilitas.

8.    Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ini terjadi ketika ovarium memproduksi terlalu banyak hormon, yaitu androgen. Peningkatan kadar hormon ini dapat menghambat proses ovulasi dan menyebabkan kista pada ovarium. Hal ini juga dapat menyebabkan infertilitas dengan mempengaruhi pelepasan telur ovarium pada siklus menstruasi. Beberapa gejala adalah rambut rontok, jerawat, nyeri di daerah panggul, kulit berminyak, dan peningkatan pertumbuhan rambut wajah atau tubuh.

9.    Menopause
Monopause adalah situasi di mana wanita tidak bisa lagi hamil secara alami karena tidak ada lagi periode menstruasi. Penyakit ini biasa di alami jika seorang wanita sudah berusia 50 tahun lebih dan tidak ada lagi telur di dalam ovarium nya serta menurun nya jumlah hormon esterogen. Jika seorang wanita sudah memiliki penyakit monopause maka wanita tersebut akan mengalami disfungsi seksual, dan ini terjadi karena sudah berkurangnya jumlah hormon.

10.    Myoma
Ini adalah tumor jinak yang tumbuh pada leher rahim dan korpus uterus. Myoma ini merupakan tumor yang paling umum yang sering terjadi pada wanita. Uterus Leiomioma biasanya terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi tingkat yang berlebihan dari estrogen dan hormon pertumbuhan manusia mungkin memengaruhi pembentukan tumor dan lebih rentan untuk merangsang elemen fibromuskular. Penyakit myoma ini biasanya akan hilang pada wanita yang sudah mengalami monopause.

11.    Menorrhagia
Menorrhagia adalah pendarahan berat yang membutuhkan pembalut atau tampon yang lebih banyak dan sering daripada periode menstruasi pada umumnya. Kadang-kadang perdarahan mungkin begitu berat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh pembalut atau tampon. Menorrhagia mungkin berhubungan dengan nyeri menyeret di perut bagian bawah. Menstruasi juga mungkin tidak teratur, sekitar 1 dari 20 wanita memiliki menorrhagia teratur. Hal ini lebih sering terjadi pada wanita menjelang menopause.

12.    Kanker rahim
Kanker rahim adalah sebuah tumor kanker yang tumbuh di dinding rahim dan ini biasanya terjadi pada wanita yang sudah berusia 55 sampai 65 tahun. Kanker rahim adalah salah satu kanker yang paling umum dari organ reproduksi wanita di Inggris, dengan sekitar 6.900 kasus baru di diagnosis pada tahun 2005. kanker rahim paling berkembang di endometrium (lapisan rahim). Lebih jarang, kanker terjadi pada dinding otot rahim.

13.    Bartholinitis
Yaitu penyakit yang terjadi karena infeksi pada kelenjar bartholintis yang terletak di sekitar vulva. Kelenjar bartholin adalah dua kelenjar seukuran kacang dengan saluran yang terbuka ke vulva. Kelenjar menghasilkan cairan yang melumasi daerah genital selama hubungan seksual. Dalam bartholinitis, salah satu atau kedua kelenjar  terinfeksi. Dalam beberapa kasus, gangguan ini disebabkan oleh bakteri dari kotoran memasuki kelenjar sebagai akibat dari kebersihan yang buruk.

14.    Peradangan vagina
Peradangan vagina atau yang sering di kenal dengan sariawan pada vagina terjadi karena disebabkan oleh infeksi jamur candida yang dapat terjadi secara alami di dalam vagina, tumbuh lebih cepat dari biasanya. sariawan vagina tidak serius, tetapi dapat menyebabkan gatal-gatal pada vulva dan vagina.

15.    Keputihan
Keputihana adalah cairan yang keluar dari vagina pada wanita. Dan keputihan itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patalogis. Keputihan fisiologis biasanya terjadi menjelang menstruasi atau setelah menstruasi bisa juga semasa subur datang setiap bulan tetapi tidak dalam jangka waktu lama. Keputihan patalogis biasanya terjadi karena infeksi atau bakteri yang berada dalam atau sekitar vagina.


D.      Macam-Macam Kelainan Sistem Reproduksi Disebabkan Ketidak Normalan
1.    VULVA
a.       Himen Imperforata
Himen imperforate adalah selaput dara (hymen) yang tidak mempunyai hiatus himenalis (lubang hymen). Kelainan ini tidak nampak sebelum menarche. Penderita akan mengeluh molimina menstrualia tiap bulan, tetapi tidak diikuti menstruasi. Darah akan terkumpul di vagina dan rongga rahim. Tampak hymen kebiruan karena jendalan darah dan tampak menonjol.  Penanganan dengan melakukan himenektomi dan pemberian antibiotika. Darah dari vagina dan rongga rahim dilakukan drainase, penderita tidur posisi Fowler.
b.      Atresia labium minus
Disebabkan karena membran urogenitalis tidak menghilang. Ostium uretra tetap ada demikian juga dengan liang vagina. Koitus dapat dilakukan, kehamilan dapat terjadi. Saat persalinan memerlukan sayatan kecil untuk melahirkan kepala bayi. Pada umumnya bedah rekonstruksi sederhana dapat menyelesaikan masalah ini.
c.       Hipertrofi labium minus
Kelainan ini tidak berbahaya dan tidka berpengaruh terhadap fertilitas. Masalah yang timbul adalah masalah estetika. Tindakan rekonstruksi berupa pengangkatan jaringan yang berlebihan akan cukup mengatasi masalah tersebut.
d.      Duplikasi vulva
Sangat jarang ditemukan, bila terjadi biasanya diikuti dengan kelainan congenital yang lain dan seringkali bersifat lethal.
e.       Hipoplasi vulva
Bila kelainan ini terjadinya, seringkali disertai dengan tidak berkembangnya organ reproduksi yang lain. Tanda seksual sekunder juga tidak nampak.

f.        Kelainan perineum
Bila septum urogenitalis tidak terbentuk, maka bayi tidak memiliki lubang anus atau anus bermuara dalam sinus urogenital sehingga terdapat lubang untuk keluar feces dan urine secara bersama-sama.

2.    VAGINA
a.       Septum vagina
Septum sagital dapat ditemukan sehingga membagi vagina seakan menjadi 2 ruangan kanan-kiri. Seringkali hal ini ditemukan juga dengan kelainan pada uterus karena adanya gangguan fusi pada duktus mulleri. Kelainan ini biasanya tidak menimbulkan keluhan, menstruasi dapat terjadi normal. Saat hubungan seksual dapat terjadi dyspareuni. Masalah dapat terjadi saat persalinan, karena septum tersebut dapat menghambat penurunan kepala. Tindakan septektomi dapat mengatasi masalah tersebut.
b.      Aplasia dan atresia vagina
Pada aplasia vagina, terjadi fusi dari duktus mulleri, tetapi tidak terjadi kanalisasi atau tidak berkembang sehingga vagina tidak terbentuk. Seringkali terdpat uterus yang rudimenter. Ovarium juga seringkasi hipoplasi atau hanya berupa jaringan seperti pita atau polikistik sehingga tidak menghasilkan folikel dan estrogen. Pada aplasia vagina, hanya terdapat cekungan di introitus vagina. Keadaan ini seringkali tidak disadari atau baru disadari saat hubungan seksual atau saat konsultasi karena terjadi infertilitas. Tindakan vaginoplasti dapat mengatasi masalah seksual, besar dan panjang vagina dapat disesuaikan. Tindakan ini dilakukan saat penderita akan menikah sehingga vagina yang dibuat dapat “dilatih” sehingga tidak menyempit lagi.
c.       Kista vagina
Terdapat dua macam kista kongenital yaitu kista dari sisa epitel duktus mulleri dan kista dari sisa duktus gardner (kista Gardner) yang terletak pada bagian anterolateral vagina. TIndakan yang dapat dilakukan adalah ekstirpasi kista.

3.    Uterus dan tuba falopi
a.       Gagal pembentukan
Bila satu duktus tidak terbentuk,akan terjadi uterus unikornis dengan satu tuba, satu ovarium dan satu ginjal sedangkan vagina san serviks normal.

Bila kedua duktus tidak terbentuk, maka tidak terdapat uterus, tuba dan vagina 2/3 bagian atas, sengakan vagina 1/3 bagian bawah tetap terbentuk. Ovarium dapat terbentuk sehingga tanda seks sekunder normal tetapi terjadi amenorea.

Tidak terbentuknya serviks tetapi uterus terbentuk merupakan kelainan yang amat jarang dijumpai, keadaan ini disebut ginatresia servikalis. Penderita akan mengalami gejala molimina mestrualia dan kriptomenorea. Darah menstruasi akan tertimbun dalam rongga uterus menimbulkan rasa nyeri. Tindakan bedah rekonstruksi dengan memasang pipet polietilen dari rongga uterus ke vagina dan pemberian antibiotic akan dapat mengatasi masalah ini. Pipet tersebut diambil setelah ada epitelisasi sehingga tetap terbentuk “jalan” dari dalam uterus ke vagina.

b.      Gangguan fungsi
1)      Uterus dengan 2 bagian simetris
a)      Satu uterus dengan 2 ruangan dalam rongga uterus yang dipisahkan oleh sekat menyeluruh (uterus septus) atau sebagian (uterus subseptus).
b)      Dua uterus yang masing-masing memiliki rongga uterus atau 1 rongga uterus dengan 2 puncak uterus.
1)      Uterus bikornis bikollis (uterus didelphys)
Dua uterus terpisah, disertai dengan 2 vagina atau satu vagina yang terbagi oleh sekat vagina menjadi 2 bagian.
2)      Uterus bikornis unikolli
Uterus dnegna 1 serviks, dengan 2 fundus masing-masing dengan rongga uterus, 1 tuba dan 1 ovarium.
3)      Uterus arkuatus
Terdapat sekungan pada pundus dengan subseptus.
2)      Uterus dengan 2 bagian tidak simetris
Terjadi akibat satu duktus mulleri berkembanga sedangkan yang satu lagi tidak berkembang, sehingga terjadi hemiuterus yang berkembang normal sedangkan yang lain rudimenter. Bagian yang rudimenter seringkali tidak berhubungan dengan rongga uterus yang terbentuk. Bila endometrium dari bagian yang rudimenter berfungsi maka dapat terjadi timbunan darah.

Seperempat wanita dengan kelainan uterus kembar tidak akan mengalami gangguan, dapat hamil dan melahirkan secara normal. Gangguan yang mungkin timbul adalah dismenorea, menoragia, metroragia, dispareunia dan infertilitas. Tindakan korektif (operasi) dapat dilakukan untuk mengatasi kelaian uterus tersebut.

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ginekologi yang teliti dan mengguna pemeriksaan radiologis berupa histerisalfingograf (HSG). Bila terdapat kelainan uterus, kelainan traktus urinarius harus diteliti. Pielografi intravena dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan pada traktus urinarius.



4.    Ovarium
Keadaan tidak adanya ovarium baik bilateral maupun unilateral dengan oragan reproduksi lainnya normal adalah keadaan yang sangat jarang ditemui.

5.    Sistem Genital Dan Sistem Traktus Urinarius
Dua system ini saat pertumbuhan embriologi memiliki hubungan yang dekat sehingga dapat terjadi kelainan bersamaan pada kedua system ini, misalnya kloaka persisten, ekstrofi kandung kemih sehingga mendorong vagina ke daerah suprapubik dan klitoris yang terbagi 2.
  

BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Kelainan sistem reproduksi karena gangguan hormone pada wanita dapat menyebabkan berbagai masalah karena proses reproduksi wanita dipengaruhi oleh hormon seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin. Hormon hormon pada wanita, Estrogen adalah hormon yang berfungsi untuk perkembangan sifat seksual wanita. Hormon progesteron berfungsi untuk persiapan hamil. Prolaktin merupakan hormon untuk persiapan menyusui.

Kelainan congenital system reproduksi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, nutrisi,penyakit metabolik, infeksi virus, obat teratogenik, dan lain-lain yang terjadi pada masa kehamilan. Banyak dari kelainan tersebut tidak melibatkan ovarium atau genitalia eksterna sehingga gejala tidak nampak sebelum menarche atau menikah. Kelainan kongenital tersebut juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom khususnya kromosom seks dan gangguan hormonal.

B.       Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalh ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai kelainan uterus.
                                       
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Wildan,Dr.1994.Reproduksi dan Embriologi.Bandung.Tarsito

Wibowo,Daniel S.2005. Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta.PT Grsindo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...