Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH RUANG LINGKUP ASUHAN NEONATUS DAN PERMASALAHANNYA

KATA PENGANTAR

      Puji  dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada kesulitan apapun.
      Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita  dimana makalah ini membahas tentang “Ruang Lingkup Asuhan Neonatus Dan Permasalahannya”.
Untuk kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dimana kami tidak dapat menyebutkannya satu-satu.
      Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik dan saran dari para pembaca sangatlah kita harapkan untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.



Bandar Lampung,  Maret 2019


Penulis 



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita meliputi lima (5) aspek yaitu Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah, Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Bawaan, Bayi Baru Lahir dengan Trauma, dan Neonatus Beresiko Tinggi.

Dalam ruang lingkup Asuhan Neonatus terdapat suatu kelainan kongenital. Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya pada bayi berat badan rendah diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya meninggal karena kelainan kongenital dalam minggu pertama kehidupannya.

Dari uraian diatas diharapkan seorang bidan dapat melakukan penanganan secara terpadu. Dari masalah yang ada diatas setidaknya dapat memberikan pertolongan pertama dengan dapat untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, tetapi jika kondisi lebih parah kita harus melakukan rujukan.

1.2  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari bayi baru lahir ?
2.    Apa pengertian dari balita ?
3.    Apa yang dimaksud dengan bercak mongol dan penatalaksanaanya ?
4.    Apa yang dimaksud dengan hemangioma dan penatalaksanaanya ?
5.    Apa yang dimaksud dengan ikterik dan penatalaksanaanya ?
6.    Apa yang dimaksud dengan muntah dan mogoh serta penatalaksanaanya ?
7.    Apa yang dimaksud dengan oral trush dan penatalaksanaanya ?
8.    Apa yang dimaksud dengan diaper rash dan penatalaksanaanya ?
9.    Apa yang dimaksud dengan sebhorhea dan penatalaksanaanya ?

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.      Untuk mengetahui pengertian dari bayi baru lahir.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari balita.
3.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksanaan dari bercak mongol.
4.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari hemangioma.
5.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari ikterik.
6.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari muntah dan mogoh.
7.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari oral trush.
8.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari diaper rash.
9.      Untuk mengetahui pengertian dan penatalaksaanya dari sebhorhea.



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1    Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
1.         Berat badan 2500 - 4000 gram
2.         Panjang badan 48 - 52 cm
3.         Lingkar dada 30 - 38 cm
4.         Lingkar kepala 33 - 35 cm
5.         Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6.         Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
7.         Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8.         Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9.         Kuku agak panjang dan lemas
10.     Genitalia. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minoraLaki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11.     Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12.     Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13.     Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14.     Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

2.2    BALITA  
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih, 2001).
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.
Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (supartini, 2004).
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan.

2.3    BERCAK MONGOL
2.3.1Definisi
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.  ( Mayes Midwifery Textbook).Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu. (Nelso, 1993)
Bercak mongol merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung melanin, pigmen normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat coklat tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru. Selain itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis lainnya. Bercak mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain.
2.3.2 Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. (iskandar, 1985)
2.3.3 Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol.
Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a.Luka seperti pewarnaan.
b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.
d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.

2.3.4 Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.
Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nervus Ota (Daerah zigomaticus) dan Nervus Ito (daerah sclera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.

2.4    Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran.

Hemangioma infantil adalah neoplasma vaskuler jinak yang memiliki perjalanan klinis karakteristik ditandai dengan proliferasi awal dan diikuti dengan involusi spontan. Selama fase proliferatif pada periode neonatal atau awal masa bayi, proliferasi sel endotel cepat membagi bertanggung jawab untuk pembesaran hemangioma kekanak-kanakan. Akhirnya, fase involusional terjadi, dimana hemangioma infantil kebanyakan klinis diselesaikan pada usia 9 tahun.

Hemangioma adalah tumor yang paling umum dari masa bayi, dan hemangioma paling infantil secara medis tidak signifikan. Kadang-kadang hemangioma anak-anak mungkin menimpa pada struktur vital, memborok, berdarah, menyebabkan output tinggi gagal jantung atau kelainan struktural yang signifikan atau cacat. Jarang, hemangioma infantil kulit dapat dikaitkan dengan satu atau lebih kelainan kongenital yang mendasari.
2.4.1 Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.
2.4.2 Klasifikasi dan Gejala Klinis
1. Hemangioma kapiler
Hemangioma kapilar terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang, dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik  lesi ini terjadi akibat proliferasi kapilar yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya solitar, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
2. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah ampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri tas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.
3. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
2.4.3 Penegakkan Diagnosa
Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun demikian, beberapa jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular atau jenis tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1. USG
Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe. USG secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi ukuran dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri. Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan membedakannya dari massa jaringan lunak lain.
2. MRI
MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu mengetahui lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan ekstrakutan. MRI juga dapat membantu membedakan hemangioma yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang lain (misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah (misalnya malformasi vena.
3. CT scan
Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat merggunakan CT scan walaupun cara ini kurang mampu menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan kontras dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan atau massa lain yang menyerupai hemangioma.

4. Foto polos
Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.
2.4.4 Pengobatan
1.Edukasi dan Observasi
Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir dan menetap hingga usia balita, antara usia 5-7 tahun. Hemangioma infantil dengan ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase involusi. Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga tidak terjadi kecemasan. Memotivasi orangtua pasien untuk memeriksakan secara berkala untuk follow-up perkembangan hemangioma infantil perlu dilakukan.

Pemeriksaan yanglebih sering perlu dilakukan apabila lesi besar, mengalami ulserasi,multipel, atau terletak pada struktur anatomi yang vital. Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
2. Terapi Kortikosteroid
Hemangioma infantil yang sensitif akan memperlihatkan respon terapi pada beberapa hari pemberian kortikosteroid. Jika tidak ada responyang berupa memudarnya warna, menjadi lembut, atau berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan. Jika respon terapi tampak,maka dosis dan durasi pemberian kortikosteroid dipertahankan sesuaidengan lokasi dan maturitas hemangioma infantil.
Terapi kortikosteroid dapat diberikan dalam bentuk :
a.       Kortikosteroid topical, beberapa penelitian melaporkan bahwagolongan superpotensial efektif untuk pengobatan hemangiomasuperfisialis dengan ukuran relatif kecil.
b.      Kortikosteroid injeksi pada lesi. Triamcinolone 10-20 mg/mL dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB dapat diberikan padahemangioma yang meluas dengan cepat dan menimbulkankomplikasi berupa ulserasi.
c.       Kortikosteroid sistemik, merupakan terapi lini pertama untuk hemangioma infantil yang besar, destruktif, atau mengancam jiwa.Prednison dapat diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari pada pagihari selama 4 – 6 minggu. Selanjutnya dilakukan tapering dosisselama beberapa bulan.
3.Terapi Bedah
Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah operasi eksisi, terutama pada hemangioma infantil yang tidak mengalami involusi komplet, hemangioma infantil yang memberi pengaruh kosmetik pada wajah,hemangioma infantil yang berlokasi pada region periorbita, hidung, mulut,saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan hemangioma infantil yang mengancam jiwa anak.
Indikasi :
a.    Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
b.    Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
c.    Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.

4. Terapi Radiasi
Terapi ini masih kontroversial, meskipun sampai saat ini masih sering dilakukan. Komplikasi yang terjadi dapat berupa kerusakan epipisis, mamae, gonade, kulit, lensa mata, dan glandula tiroid. Komplikasi berupa karsinoma dan sarkoma pernah dilaporkan. 
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena :
a.    Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif
b.    Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama.

2.5    Diaper Rash
2.5.1 Defini
Diaper rash (Ruam popok )adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat .Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok. Pada kasus ringan kulit menjadi merah. Pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut, kemaluan, dan di dalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang dalam 3 sampai 4 hari tanpa pengobatan. Bila ruam menetap atau muncul lagi setelah pengobatan, berkonsultasilah dengan dokter.

2.5.2 Etiologi Diaper Rash
1.        Terlalu lembab
2.        Luka atau gesekan
3.        Kulit terlalu lama terkena urine, feses, atau keduanya
4.        Infeksi jamur
5.        Infeksi bakteri
6.        Reaksi alergi terhadap bahan popok
Bila kulit basah terlalu lama, lapisan kulit yang melindungi kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat popok yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal ini terjadi, maka dapat timbul ruam popok.
Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang lembab membuat ruam menjadi lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan ruam popok sering terbentuk di lipatan kulit leher dan paha atas. Lebih ari separoh bayi berusia antara 4 bulan sampai 15 bulan terjadi ruam popok sedikitnya satu kali dalam waktu 2 bulan.

Ruam popok lebih sering terjadi pada keadaan-keadaan berikut:
a.    Begitu bayi bertambah usia, kebanyakan antara usia 8-10 bulan
b.    Bila bayi tidak terjaga kebersihannya dan kering
c.    Jika bayi sering buang air besar, khususnya bila tinja tetap berada dalam popok sepanjang malam.
d.   Bila bayi mulai makan makanan padat
e.    Bila bayi mengkonsumsi antibiotik atau bayi yang masih menyusui yang ibunya  mendapat antibiotik.
Bayi yang mengkonsumsi antibiotik lebih mudah menderita ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur menginfeksi kulit yang lemah dan menyebabkan ruam merah terang dengan bintik-bintik merah di pinggirannya. Anda dapat mengobatinya keluhan-keluhan ini, anda dapat menghubungi dokter.
2.5.3 Tanda Dan Gejala
1.      Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan alergaen sehingga muncul eritema.
2.      Erupsi pada daerah kontak yang menonjol,sepertti bokong, alat genitlia,perut bawah    atau paha atas.
3.      Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritemosa,vesikula dan ulserasi.
2.5.4 Penatalaksanaan
Untuk membantu mencegah timbulnya ruam popok sebaiknya:
1.        Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang malam hari. Gunakan popok dengan longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan lembut daerah popok dengan air. Anda tidak perlu menggunakan sabun setiap kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang mendapat ASI dapat BAB sebanyak 8 kali per hari). Gunakan sabun hanya bila tinja tidak mudah keluar.
2.        Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah dengan pernapasan pada bayi anda.
3.        Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit.  Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi.
Bila ruam popok muncul walaupun anda telah berusaha untuk mencegahnya, cobalah langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin
2.    Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti popok. Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkandan membilas tanpa tidak perlu menggosok.
3.    Tepuk sehingga kering; jangan menggosok. Biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar kering
4.    Gunakan tipis-tipis ointment atau krim pelindung (seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum) untuk membentuk lapisan pelindung pada kulit. Salep ini biasanya tebal dan lengket dan tidak hilang, seluruhnya pada penggantian popok berikutnya. Perlu diingat garukan keras atau gosokan kuat hanya akan lebih memperberat kerusakan kulit.
5.    Konsultasikan dengan dokter anda bila ruam:
1.      Melepuh atau terdapat nanah
2.      Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam
3.      Menjadi lebih berat

2.6    ORALTRUSH
  2.6.1 Definisi
Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah. Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah, individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani pengobatan dengan antibiotik.
(Kamus Dorland) Oral thrush disebut dengan oral candidiasis atau moniliasis, dan sering terjadi pada masa bayi tetapi seiring dengan bertambahnya usia, angka kejadian semakin jarang, kecuali pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik.
2.6.2        Jenis-jenis Oraltrush
Ada 3 jenis oraltrush yang kerap menyerang anak, yaitu:
1.    Stomatitis apthosa
Sariawan ini akibat adanya trauma, misalnya tergigit atau terkena sodokkan sikat gigi hingga luka atau lecet. Bila kuman masuk dan daya tahan tubuh menurun, maka luka menjadi infeksi. Biasanya timbul peradangan dan rasa sakit atau nyeri. Untuk kebaikan si kecil, pilihlah sikat gigi yang lembut dan bersihkan gigi secara benar untuk mengurangi potensi luka.
2.    Oral thrush/moniliasis
Disebabkan oleh jamur candida albican yang biasanya dijumpai dan bersarang di lidah. Pada keadaan normal, jamur memang terdapat dalam mulut. Tapi saat daya tahan tubuhnya menurun, serta penggunaan obat antibiotik yang berlangsug lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, akan memudahkan jamur candida albican tumbuh melebihi normal.
3.  Stomatitis herpetic
Disebabkan virus herpes simplek dan berlokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan ditenggorokan terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan daya tahan tubuh sedang rendah.Sariawan jenis stomatitis herpetic dan stomatitis apthosa biasa terjadi pada anak-anak, sementara anak balita lebih banyak mengidap sariawan jenis moniliasis.
2.6.3         Etiologi
Pada umumnya oral thrush disebabkan oleh jamur candida albicans yang ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama persalinan(saat bayi baru lahir) atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak benar.Oral thrush pada bayi terjadi 7-10 hari setelah persalinan. Jamur candida albicans bersifat saprofit sehingga jika daya tahan tubuh bayi turun atau pada pengguna antibiotika yang lama dapat terjadi pertumbuhan jamur ini secara cepat dan dapat menimbulkan infeksi berupa oral thrush dan diare, sehingga apabila penggunaan antibiotik tertentu pada usia dibawah 1 tahun akan mengakibatkan sariawan atau oral thrush yang menetap.
Candida albicans tahan terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan.Oral thrush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena kurang menjaga kebersihan di mulut
2.6.4         Tanda dan Gejala
a.         Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan
b.        Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu.
c.         Mukosa mulut mengelupas.
d.        Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.
e.         Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
2.6.5  Komplikasi
Pada bayi baru lahir, apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan menyebabkan kesukaran minum(menghisap puting susu) sehingga akan berakibat bayi kekurangan makanan.Oral thrush tersebut dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare. Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang lama.

2.6.6    Penatalaksanaan
Penatalaksanaan oraltrush yaitu :
a.    Untuk menghindari oraltrush setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1-2  sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada mulut tersebut.
b.    Selalu menjaga kebersihan mulut bayi dan sering-seringlah beri minum apalagi sehabis makan.

2.6.7 Pengobatan
Obat yang sering diberikan untuk anak yang sariawan yaitu :
·         Miconazol : mengandung miconazole 25 mg per ml, dalam gel bebas gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan.
·         Nystatin : tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7-14 hari. Pastille lebih enak daripada sediaan nistatin lain, Nistatin ini mengandung gula.

2.7    SEBORRHEA
2.7.1 Definisi
Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Biasanya, proses pergantian sel-sel pada kulit kepala terjadi secara perlahan-lahan dan tidak terlihat oleh mata. Proses pergantian tersebut terjadi setiap bulan. Jika proses ini menjadi lebih cepat, maka akan timbul gangguan pada kulit kepala yang kita sebut ketombe dan pada bayi sering disebut Dermatitis seborrheic, umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuhnya. ” Lewat dari masa bayi, masalah ini akan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon androgen.”
2.7.2         Etiologi
Dermatitis seborrheic sering ditemukan sebagai penyakit keturunan dalam suatu keluarga. Salah satu penyebab ketombe adalah Pitysporum yang merupakan jamur secara alami terdapat pada kulit kepala dan bagian kulit yang lain.
Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini tidak menyebabkan kerugian yang berarti.

 Namun, dengan adanya perubahan cuaca, hormon, dan stress, kulit kepala kita akan menghasilkan lebih banyak minyak, sehingga menyebabkan jamur P. Ovale berkembang biak. Dengan berkembangbiaknya jamur tersebut, akan menyebabkan gatal pada kulit kepala dan mempercepat kerontokan sel kulit yang lama. Hasilnya : timbul Ketombe.
Kondisi ketombe yang parah atau dermatitis seboroik (seborrhea), seringkali ditemukan di kulit kepala. Namun dapat juga ditemukan di alis mata, pipi, di belakang telinga atau bagian dada. Seborrhea berupa sisik berwarna kuning berminyak yang melekat pada kulit kepala

Faktor resiko terjadinya dermatitis seboreik:
·         Stres
·         Kelelahan
·         Kulit berminyak
·         Jarang mencuci rambut
·         Pemakaian losyen yang mengandung alkohol
·         Penyakit kulit (misalnya jerawat)
·         Obesitas (kegemukan).
2.7.3         Gejala
·      Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan, dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkeropeng berwarna kuning di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit kepala ini sering disertai dengan ruam popok. Pada anak-anak, dermatitis seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang sukar disembuhkan.

·      Serpihan/Sisik
Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di kepala anda rontok dan waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat. Serpihan-serpihan/sisik berwarna putih dengan berbagai ukuran dan bentuk yang terdapat di kulit kepala, rambut, dapat juga melekat pada baju berwarna hitam favorit anda. Pergantian sel kulit kepala biasanya tidak terdeteksi oleh mata. Namun dengan dipercepatnye proses pergantian ini, menyebabkan timbul KETOMBE. Jadi, setiap butir serpihan/sisik yang anda lihat sebetulnya adalah kumpulan dari sejumlah sel sel kulit kepala yang mati dalam jumlah besar, sehingga mudah menjadi perhatian.
·      Gatal
Satu tanda lagi bahwa anda ber-KETOMBE adalah gatal pada kulit kepala. Gatal tersebut terjadi karena timbul peradangan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur P.Ovale. Jamur inilah yang menyebabkan timbulnya ketombe dan gatal pada kulit kepala.
·      Kemerahan
Tanda ketiga dari ketombe dikenal dengan seborrhea. Dalam kondisi ini, terlihat kemerahan di sekitar kulit kepala. Dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau bagian dada.
2.7.4         Pengobatan
Pengobatan dermatitis seboreik tergantung kepada usia penderita:
1. Anak-anak.
Untuk ruam bersisik tebal di kulit kepala, bisa dioleskan minyak mineral yang mengandung asam salisilat secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut pada malam hari. Selama sisik masih ada, kulit kepala juga dicuci dengan sampo setiap hari; setelah sisiknya menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu.
2.      Bayi.
Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi dengan krim hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit kepala dicuci setiap hari dengan sampo yang lembut; setelah sisik menghilang cukup dicuci 2 kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, lotion, dan shampoo di pasaran untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar, zinc pyrithione, selenium sulfida dan belerang. Walaupun sebagian digolongkan sebagai obat yang dijual bebas dan sebagian digolongkan sebagai kosmetik, produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-gejala dari ketombe, tetapi tidak mengatasi penyebab ketombe.

2.7.5        Kiat Mengatasi
Bila dermatitis seborrheic maupun infeksi ringworm sudah dalam kondisi yang parah, segeralah minta bantuan ahli untuk mengatasinya. Pengobatan-pengobatan yang dilakukan oleh dokter kulit misalnya, sangat diperlukan untuk penanganan yang efektif. Namun, meskipun pertolongan ahli sangat diperlukan, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sendiri untuk penyembuhan yang lebih maksimal:
Dokter akan memberikan obat bila sisik di kepala anak terlihat banyak dan harus diangkat. Selain itu, terutama pada bayi, obat tersebut biasanya dicampur dengan minyak agar mudah mengenai kulit kepala.
·       Penggunaan sampo bisa saja dilakukan karena sampo merupakan produk yang dibuat khusus untuk membersihkan kulit kepala dari kotoran. Namun hati-hati, gunakan sampo yang betul-betul diperuntukkan bagi anak, bukan untuk orang dewasa. Sampo untuk orang dewasa umumnya mengandung bahan sulfaktan, bahan pewangi, pengawet, dan sebagainya yang bisa mengiritasi kulit dan mata. Sedangkan sampo bayi sengaja tidak mendapat tambahan bahan-bahan yang bakal membahayakannya.

·        Penggunaan sampo untuk membersihkan kulit kepala memang sangat efektif. Namun tidak semua bayi dan anak betul-betul membutuhkannya. Bila tanpa sampo tak ada kelainan yang muncul, lebih baik gunakan air bersih saja ketika menyuci kepalanya. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakaian sampo adalah seminggu dua kali atau tiga kali. Namun, umumnya sampo bayi sangat lembut, sehingga tidak masalah bila dipakai setiap hari.
·        Banyak anak yang aktif di luar rumah sehingga banyak mengeluarkan keringat dan membuat kepalanya bau. Bila ingin menggunakan sampo setiap hari, pilih sampo jenis mild.
·       Untuk ketombe yang disebabkan jamur, kita bisa menanganinya dengan mengontrol populasi jamur. Kita bisa mencuci rambut anak setiap hari dan pijatlah kulit kepala dengan sampo secara perlahan karena akan menghilangkan jamur lewat serpihan kulit yang lepas.
·       Pada kasus karena infeksi ringworm, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter. Kita bisa menggunakan obat antijamur yang bisa didapat di apotek. Carilah produk-produk yang mengandung 2% clotrimezol. Pada beberapa anak yang sensitif dengan produk krim, oleskan sedikit saja. Namun jika terjadi ruam, cobalah konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lain.
·       Biasakan untuk selalu mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan lebih lanjut.

2.8  Bisul
2.8.1         Definisi
Furunkel (bisul) adalah nodul nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium dan jaringan subkutis, mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasukinkuli memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.   Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung.
Furunkel (boil atau bisul) adalah peradangan pada folikel rambut, kulit, dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, kuduk, aksila, badan, dan tungkai. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.Furunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk   kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut. Furunkel juga merupakan infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya.
2.8.2         Etiologi
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Iritasi pada kulit
2.      Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.      Daya tahan tubuh yang rendah
4.      Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5.      Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.

2.8.3         Patofisiologi
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
2.8.4         Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1.      Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya.
2.      Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3.      Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya
5.       Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6.      Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
7.      Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8.       Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
9.       Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

2.8.5         Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada  neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut :
1.      Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya.
2.      Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
3.      Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya.
4.      Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.
5.      Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, seperti pada hidung atau telinga, maka brkolaborasilah dengan dokter untuk melakukan insisi.
6.      Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut :
·         Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed consent
·          Minta seseorang untuk memegangi anak
·         Ambillah sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus.
 Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa mengganggu  sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah saraf.
·           Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri.
·           Tutuplah luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar.
·            Bersihkan alat-alat Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodic..
·           Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari.
·           Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya diabetes mellitus.
·           Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik.
·            Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.
·           Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat diperlukan.
·           Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu dilakukan.
·           Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi berkurang dan berubah.

2.9     GUMOH
2.9.1          Definisi
Gumoh adalah keluarnya isi lambung melalui mulut (seperti muntah) terjadi pada bayi karena katup antara lambung dan esophagus (kerongkongan) belum sempurna dan adanya udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala makanan masuk ke dalam lambung bayi.Walaupun mirip dengan muntah, namun gumoh ini berbeda, gumoh tidak disertai kontraksi pada pada dinding lambung, dan biasanya gumoh mengeluarkan cairan yang jumlahnya sedikit, sedangkan muntah ada tekanan negatif dari perut mendorong diafragma. Gumoh ini biasa terjadi pada bayi yang berusia 0 sampai 6 bulan.
2.9.2        Etiologi
Ada tiga hal utama yang menyebabkan gumoh:
·         Belum sempurnanya katup antara lambung dan kerongkongan, sehingga susu yang diminum mudah keluar kembali
·         Terlalu banyak minum susu, padahal kapasitas lambung masih sedikit, sehingga tidak mampu menampung susu yang masuk.
·         Aktivitas yang berlebihan, menangis atau menggeliat pada saat disusui, sehingga susu keluar kembali.
·         Gumoh merupakan hal yang normal dan lumrah terjadi pada semua bayi. Yang harus kita perhatikan adalah hal ini tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi dan bayi tidak menolak minum.
Jadi selama bayi mengalami gumoh yang normal, kita tidak perlu panik, hal ini normal terjadi pada anak usia 0 sampai 6 bulan, dan akan berhenti dengan sendirinya, seiring fungsi organ tubuhnya semakin membaik dan sempurna.


2.9.3         Cara mengatasi gumoh
Untuk mencegah gumoh dapat dilakukan hal-hal berikut :
·         Dengan menyendawakan bayi, yaitu dengan menepuk-nepuk punggung bayi dalam keadaan tegak, agar udara yang tertelan dapat dikeluarkan sehingga tidak mendorong keluar susu yang telah diberikan.
·          Ketika memberi minum, Posisi bayi yang baik adalah kepala bayi harus lebih tinggi dari tubuhnya. Oleh karena itu jangan memberikan minum kepada bayi dalam posisi tidur terlentang. Sebaiknya anak digendong dalam pelukan dan kepala tetap lebih tinggi dari badannya.
·          Bila menggunakan ASI, jangan biarkan bayi menghisap puting saja, tetapi areola (bagian kecoklatan di sekitar puting ) juga harus masuk atau menempel ke mulut bayi.
·             Jangan meletakkan bantal di kepala bayi tetapi letakkan bantal tersebut atau sesuatu yang bisa mengganjal di bawah tempat tidur bayi pada bagian bawah kepala. Jadi bayi tidak tidur dengan menggunakan bantal, tetapi tempat tidur yang digunakan dalam kondisi miring, bagian kepala lebih tinggi dari pada bagian kaki.
Jika gumoh ini disertai dengan komplikasi, maka perlu penanganan lebih lanjut dari dokter untuk menghentikannya. Gumoh yang berbahaya ini disebabkan karena asam lambung meningkat yang dipicu oleh iritasi di kerongkongan. peradangan di kerongkongan, sehingga bayi menolak makan dan minum akhirnya berpengaruh pada berat badan bayi yang tak kunjung bertambah. Selain itu anak jadi gelisah, rewel, nangis, dan selalu menolak minum.
2.10           IKTERUS
2.10.1     Definisi
Ikterus adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin (Helen Farrer).
Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit ,konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah disebut dengan hiperbilirbinemia jika apabila didapatkan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg % ( 85 mikromol / L ) ( PONED ). Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3 dan menghilang pada ahri ke10
2.10.2 Etiologi
Adapun penyebab timbulnya ikterus atau jaundice adalah :
·         Kurangnya protein Y dan Z ,enzim glukoronil tranferase yang belum cukup jumlahnya ( ikterus fisiologis ).
·         Produksi bilirubin yang berlebihan misalnya pada pemecahan darah ( hemolisis ) yang berlebihan pada incompabilitas (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.
·         Gangguan dalam proses uptake da konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver.
·         Ganguan proses tranportasi karena kurangnya albumin yang meningkat bilirubin
·         Gangguan ekskresi yang terjadim akibat sumbatan liver karena infeksi
atau kerusakan sel liver.
2.10.3 Klasifikasi
Ada 2 macam iktersu neonatorum :
1.         Ikterus Fisiologis
·          Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3
·         Tidak mempunyai dasar patologis
·         Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau tidak mempunyai
potensi menjadi kern ikterus
·         Tidak menyebabkan morbiditas pada bayi
·         Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan menghlang pada hari ke 10

Ikterus yang cenderung menjadi patologik adalah :
·       Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir
·      Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg % atau lebih setiap 24 jam
·      Ikterus yang disertai :
o  Berat lahir kurang dari 2000 gram
o  Masa gestasi kurang dari 36 minggu
o  Asfiksia,hipoksia,dan sindroma gawat nafas pada neonatus
o  Infeksi
o  Trauma lahir pada kepala
o  Hipoglikemia ,
o  Hiperosmolaritas darah
o  Proses hemolisis
o  Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia kurang dari 8 hari
atau 14 hari

2.  Ikterus Patologis
·         Penyalit hemolitik ,isoantibodi,karena ketidakcocokan golongan darah
ibu dan anak seperti rhesus antagonis ABO dan sebagainya.
·         Kelainan dalam sel darah merah seperti defisiensi G-6PD ( glukosa
pspat dehidrokinase ) ,talasemia
·          Hemolisis : Hematoma ,polisitemia ,perdarahan karena trauma lahir,
·         Infeksi :septisemia,meningitis ,infeksi saluran kemih,toksoplasmosis, sifilis,rubella da hepatis
·          Kelainan metabolik : hipoglikemia
·         Obat batan yang menggantikan bilirubin dengan albumin seperti sulfonamid salisilat,sodium benzoat ,gentamicin.

2.10.4 Tanda dan gejala
Ikterus Fisiologis:
·         Warna kuning timbul pada hari ke 2 dan 3 serta tampak jelas pada
hari ke 5 dan ke 6 serta menghilang pada hari ke 10 .
·         Bayi tampak biasa ,minum baik dan pertambahan berat badan biasa
·         Kadar bilirubin serum pada bayi kurang dari 12 mg /dl dan pada BBLR
10 mg /dl dan akan hilang pada hari ke14

Ikterus Patologis
·         Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan
·         Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
·         Tinja berwarna pucat
·          Kuning sampai lutut dan siku
·         Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan
dan lebih dari 10 pada bayi kurang bulan ( BBLR )
·         Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam
·         Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah )
·         Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1
mg /dl atau 3 mg/dl/hari
·         Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan
dan lebih dari 14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR )
2.10.5 Manifestasi Klinis
Pengamatan ikterus dilakukan dengan sinar matahari .Bayi baru lahir akan tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira kira 6 mg/dl. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL menurut kramer adalah " dengan jari telunjuk ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung, dada, lutut. Tempat yang ditekan akan tampak pucat.
Bahaya hiperbilirubinemia adalah kern ikterus yaitu suatu perusakan
otak akibat perlengketan bilirubin inbdirec pada otak terutama pada korpus striatum talalmus.Secara klinis pada awalnya tidak jelas dapat berupa :
·         Mata berputar
·         Letargi
·         Kejang
·         Tidak mau menghisap
·         Malas minum
·         Tonus otot meningkat
·         Leher kaku dan epistotonus
·         Spasme otot
·         Ketulian pada nada tinggi ,gangguan bicara ,retardasi mental
                                                                                                             

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Permasalahan yang sering terjadi :
1.      Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain.
2.      Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%).
3.      Diaper rash (Ruam popok )adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat .Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok.
4.      Oral Thrush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut, biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi serta lantai mulut.
5.      Seborrhea adalah suatu peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya.
6.      Furunkel (bisul) adalah nodul nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium dan jaringan subkutis, mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasukinkuli memasuki kulit melalui folikel rambut.
7.      Gumoh adalah keluarnya isi lambung melalui mulut (seperti muntah) terjadi pada bayi karena katup antara lambung dan esophagus (kerongkongan) belum sempurna.
8.      Ikterus adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin.

DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...