BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
kopi digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea
memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga
spesies yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica,
Coffea canephora, dan Coffea liberica. Tanaman ini adalah spesies tanaman
berbentuk pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai
tinggi 12 meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang
primer, cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang
air (Simanjutak, 2011).
Kopi
merupakan salah satu diantara tiga minuman non alkoholik (kopi, teh, cokelat)
yang tersebar luas. Sudah beberapa abad lamanya, menjadi bahan perdagangan,
karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain
kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa
kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah
menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat
berpikir (Purba dkk, 2012).
Pasar
kopi dunia hampir dikuasai kopi arabika dan lndonesia hanya menyumbang 10
persen. Sedangkan pangsa pasar kopi robusta hanya 25 persen dan Indonesia
menyumbang 90 persen dari jumlah tersebut. Di Propinsi Sumatera Selatan kopi
merupakan komoditi terbesar ketiga setelah karet dan kelapa sawit, dengan luas
areal sebesar 289.610 dan produksi sebesar l3l.2l6 ton per tahun (Susilawati
dan Robiartini, 2008).
Untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kopi di Indonesia haruslah merawat tanaman
kopi dengan baik, mulai dari bibit harus menggunakan bibit yang unggul. Pada
kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap vegetasi yang tumbuh di suatu tempat
jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tanah. Berdasarkan perubahan iklim
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan terhadap tanaman kopi.
1.2 Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui upaya meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
2. Untuk
mengetahui apa saja yang menyebabkan produksi tanaman kopi menurun.
3. Untuk
lebih mengenal tentang tanaman kopi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tanaman Kopi
Tanaman kopi digolongkan ke
dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki lebih dari 100
anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies yang
dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea
canephora, dan Coffea liberica. Tanaman ini adalah spesies tanaman berbentuk
pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12
meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang primer,
cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang air
(Simanjutak, 2011).
Pada
umumnya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai
minuman. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan
cara diseduh seperti daun teh. Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan
kontruksi dan mebel jarang dilaporkan. Sebagian besar biji kopi yang
diperdagangkan secara global dihasilkan dari tanaman Coffea arabica dan Coffea
canephora dengan nama popular kopi arabika dan kopi robusta. Sisanya dalam
jumlah yang tidak signifikan merupakan jenis Coffea liberica yang
diperdagangkan dengan nama kopi liberika dan kopi excelsa.
2.2 Klasifikasi Tanaman Kopi
Upaya mengklasifikasikan
tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar Bauhin, seorang botanis
asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Carl Linneus
dalam karyanya “Species Plantarum” pada tahun 1753. Tanaman kopi yang dikenal
saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan namKopi arabika merupakan jenis
tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran
tinggi Etiopia. Kemudian dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad
ke-17 orang-orang Eropa membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar
ke berbagai belahan dunia, lihat sejarah kopia spesies Coffea Arabica.
Kopi
robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang
pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di
daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai
spesies Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan
berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var.
Robusta. Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi liberika.
Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di Liberia
diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading, Gabon,
Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama ilmiah
untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.
Kopi
excelsa ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal
Perancis. Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan
digolongkan sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea liberica
var. Dewevrei. Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang
dibudidayakan untuk tujuan komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan
nama arabika. Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga,
Coffea liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var. Liberica diperdagangkan
dengan nama liberika dan Coffea liberica var.
Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.
2.3 Jenis-jenis Tanaman Kopi
1.
Coffea Arabica
Pohon
kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas ketinggiannya bisa
mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di bawah naungan pohon
peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki perakaran yang
dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu atau tanaman
lainnya. Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi
lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk
sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam
satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar
7-9 bulan.
Buahnya
berwarna merah ketika matang dan mudah rontok. Tanaman kopi arabika hanya
tumbuh dengan baik bila dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari
permukaan laut. Idealnya ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu
harian rata-rata yang dibutuhkan tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan
curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun.
2.
Coffea canephora var. Robusta
Pohon
kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak dipangkas. Tanaman ini
memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan tanah yang subur.
Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar 20-35 cm dan lebar
8-15 cm. Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran buahnya
lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm.
Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga
hingga buah siap panen sekitar 9-11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat
menempel pada tangkainya. Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang
lebih rendah dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut.
Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C
dengan curah hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.
3.
Coffea liberica var. Liberica
Pohon kopi liberika memiliki
ukuran yang cukup besar, bila tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter.
Ukuran buah kopi liberika paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan
diameter sekitar 18-30 mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah
segarnya sangat rendah. Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik
pada ketinggian kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang
tahan ditanam di lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti
lahan gambut.
4.
Coffea liberica var. Dewevrei.
Pohon
kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan liberika. Tidak
banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini bisa tumbuh dengan
baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut.
Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara terbatas.
Tanaman kopi bisa tumbuh baik pada zone
pada 20 o lintang utara serta 20 o lintang selatan. indonesia yang terdapat
pada 5 o lintang utara hingga 10 o lintang selatan mungkin untuk penanaman kopi
yang baik. beberapa besar perkebunan kopi di indonesia terdapat pada 0 – 10 o
lintang selatan layaknya sumatera selatan, lampung, jawa, bali, serta sulawesi
selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi terdapat pada 0 – 5 o lintang utara
layaknya aceh serta sumatera utara.Perkembangan serta perubahan tanaman kopi di
pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. tiap-tiap type tanaman kopi
menginginkan lingkungan yang tidak sama. unsur-unsur iklim yang banyak punya
pengaruh pada budidaya kopi yaitu elevasi ( ketinggian area ), jenis curah
hujan, cahaya matahari, serta angin.
2.4 Upaya Meningkatkan
Produktivitas Tanaman Kopi di Indonesia
1.
Intensifikasi Tanaman Kopi
Intensifikasi bermakna meningkatkan
pemeliharaan dan perawatan pada tanaman kopi yang dibudidayakan. Pohon-pohon
kopi yang diperlakukan dengan intensif bisa tumbuh maksimal dan hasil produksi
buah banyak. Perlakuan itu anatara lain yaitu pemupukan.
2.
Rehabilitas Tanaman Kopi
Rehabilitas tanaman dengan tujuan memperbaiki
tingkat produksi tanaman kopi yang semula rendah ke minimum ke normal hingga
produksi menjadi banyak atau meningkat. Meningkatkan produktivitas tanaman kopi
bisa dilakukan pemangkasan mulai dari cabang atau batang, dapat pula melakukan
penyambungan pada lorong tanaman kopi ataupu stek.
3.
Peremajaan Tanaman Kopi
Peningkatan produktivitas tanaman kopi dapat
ditangani dengan pergantian tanaman dengan bibit baru. Semakin tua umur tanaman
maka tanaman semakin tidak produktif lagi dan akan semakin mudah terserang
penyakit ataupun hama. Sehingga diperlukan tanaman kopi yang baru.
4.
Pilih Varietas Tanamn Kopi Yang
Unggul
Varietas bibit kopi unggul harus sangat
diperhatikan, dengan bibit unggu maka produktivitas yang diasilkan akan tinggi
walaupun harga bibit unggu tanaman kopi relative mahal dibandingkan dengan
bibit yang produktivitas rendah dan harganya rendah.
2.5 Tahap-Tahap Budidaya Beserta Perawatan
Tanaman Kopi
1.
Pembibitan
Siapkan biji yang unggul dan buat kotak atau
bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir 5 cm jika ingin
menanam biji atau membuat benih sendiri.
2.
Penanaman
Siapkan bibit yang unggul, masukkan pupuk
kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit, saat menanam
bibit harus melihat musim. Musim juga sangat mempengaruhi bibit ataupun tnaman,
usahakan penanaman bibit dilakukan pada saat musim hujan. Setelah ditanam maka
penyiraman harus dilakukan dan jauhkan tanaman baru dari gangguan ternak.
3.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada awal musim hujan,
apabila terdapat tanaman yang tumbuh tidak normal atau bibit yang ditanam mati lakukanpenyulaman
segera.
4.
Penyiraman
Lakukan penyiraman apabila tanah kering atau
musim kemarau.
5.
Pemupukan
Pupuk NPK diberikan 2 kali dalam setahun,
biasanya awal musim hujan dan akhir musim hujan.setelah pemupukan segera
lakukan penyiraman.
6.
Pemangkasan
Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya
masa panen untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air,
ataupun cabang-cabang yang tidak produktif, dan mengurangi penguapan yang
bertujuan agar terbentuknya bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak.
Pemangkasan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan atau awal atau akhir musim
hujan.
7.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
a.
Hama
1)
Bubuk buah kopi (stephanoderes
hampei) serangan di penyimpangan buah maupun saat masih di kebun. Pencegahan
dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
2)
Penggerek cabang cokelat atau
hitam (cylobarus morigerus dan compagtus) menyerang ranting dan cabang
pencegahan dengan PESTONA>
3)
Kutu dompolan (pseudococcus
citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan
dengan PESTONA, BVR, atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
b.
Penyakit
1)
Penyakit karat daun disebabkan
oleh Hemileia vastatrix, semprotkan NATURAL GLIO
2)
Penyakit jamur upas disebabkan
oleh Corticium salmonicolor, kurangi kelembaban kerokdan preventif oleskan
batang atau ranting dengan NATURAL GLIO + POC NASA
3)
Penyakit akar hitam Rosellina
bunodes dan R. arcuata ditandai dengan daun kuning layu, menggantung dan gugur
preventif dengan NATURAL GLIO.
Dengan catatan: apabila pengendalian hama
dan penyakit dengan pestisida alami belum teratasi, sebagai alternative bisa
digunakan pestisida kimia yang di anjurkan. Agar penyemprotan merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat pembasahAERO 810 dosis 0,5 tutup
botol pertangki.
8.
Panen
Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun
jika di rawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi
sebagian besar tanaman. Pemanenan dilakukan bertahap sesuai dengan masa
kemasakan buah.
9.
Pengolahan Hasil
Persiapkan tempat penjemuran, pengupasan kulit
dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama danpenyakit pasca
panen. Buah harus segera diproses dalam waktu 20 jam setelah petik untuk
menghasilkan hasil yang baik
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tanaman
kopi haruslah dirawat dengan baik apabila ingin meningkatkan produktivitasnya.
Guanakan bibit yang unggul sehingga dapat menghasilka buah yang maksimal.
Tedapat beberapa upaya yang harus dilakukan, misalnya: pemangkasan tunas yang
tidak produktif,an penyulama dengan bibit unggul, penyiraman, penyemaian bibit
yang tumbuh tidak normal ataupun mati, melaku memberikan pupuk secara teratur
dan sesuai dosis yang di anjurkan, mengambil tindakan untuk pencegahan hama dan
penyakit sehingga tanaman dapat menghasilkan buah yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
mfarizali.blogspot.com/2015/06/usaha-usaha-meningkatkan-produksi-kopi.htm
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Kopi.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar