Rabu, 20 Maret 2019

MAKALAH TANAMAN KOPI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Tanaman kopi digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica. Tanaman ini adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang primer, cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang air (Simanjutak, 2011).
      Kopi merupakan salah satu diantara tiga minuman non alkoholik (kopi, teh, cokelat) yang tersebar luas. Sudah beberapa abad lamanya, menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir (Purba dkk, 2012).  
      Pasar kopi dunia hampir dikuasai kopi arabika dan lndonesia hanya menyumbang 10 persen. Sedangkan pangsa pasar kopi robusta hanya 25 persen dan Indonesia menyumbang 90 persen dari jumlah tersebut. Di Propinsi Sumatera Selatan kopi merupakan komoditi terbesar ketiga setelah karet dan kelapa sawit, dengan luas areal sebesar 289.610 dan produksi sebesar l3l.2l6 ton per tahun (Susilawati dan Robiartini, 2008).
      Untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi di Indonesia haruslah merawat tanaman kopi dengan baik, mulai dari bibit harus menggunakan bibit yang unggul. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tanah. Berdasarkan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan  terhadap tanaman kopi.

1.2  Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui upaya meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan produksi tanaman kopi menurun.
3.      Untuk lebih mengenal tentang tanaman kopi.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Tanaman Kopi
     Tanaman kopi digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica. Tanaman ini adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang primer, cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang air (Simanjutak, 2011).
      Pada umumnya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai minuman. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan cara diseduh seperti daun teh. Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan kontruksi dan mebel jarang dilaporkan. Sebagian besar biji kopi yang diperdagangkan secara global dihasilkan dari tanaman Coffea arabica dan Coffea canephora dengan nama popular kopi arabika dan kopi robusta. Sisanya dalam jumlah yang tidak signifikan merupakan jenis Coffea liberica yang diperdagangkan dengan nama kopi liberika dan kopi excelsa.

2.2    Klasifikasi Tanaman Kopi
      Upaya mengklasifikasikan tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar Bauhin, seorang botanis asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Carl Linneus dalam karyanya “Species Plantarum” pada tahun 1753. Tanaman kopi yang dikenal saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan namKopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi Etiopia. Kemudian dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17 orang-orang Eropa membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia, lihat sejarah kopia spesies Coffea Arabica.
      Kopi robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai spesies Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var. Robusta. Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi liberika. Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di Liberia diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading, Gabon, Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.
      Kopi excelsa ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal Perancis. Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan digolongkan sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea liberica var. Dewevrei. Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang dibudidayakan untuk tujuan komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan nama arabika. Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga, Coffea liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var. Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan Coffea liberica var. Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.

2.3    Jenis-jenis Tanaman Kopi
1.    Coffea Arabica
Pohon kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas ketinggiannya bisa mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di bawah naungan pohon peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki perakaran yang dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu atau tanaman lainnya. Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar 7-9 bulan.
      Buahnya berwarna merah ketika matang dan mudah rontok. Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik bila dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang dibutuhkan tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun.
2.    Coffea canephora var. Robusta
Pohon kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak dipangkas. Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar 20-35 cm dan lebar 8-15 cm. Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran buahnya lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm.
      Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar 9-11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya. Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang lebih rendah dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C dengan curah hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.
3.    Coffea liberica var. Liberica
Pohon kopi liberika memiliki ukuran yang cukup besar, bila tidak dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran buah kopi liberika paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter sekitar 18-30 mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya sangat rendah. Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik pada ketinggian kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang tahan ditanam di lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti lahan gambut.



4.    Coffea liberica var. Dewevrei.
Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan liberika. Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara terbatas.
      Tanaman kopi bisa tumbuh baik pada zone pada 20 o lintang utara serta 20 o lintang selatan. indonesia yang terdapat pada 5 o lintang utara hingga 10 o lintang selatan mungkin untuk penanaman kopi yang baik. beberapa besar perkebunan kopi di indonesia terdapat pada 0 – 10 o lintang selatan layaknya sumatera selatan, lampung, jawa, bali, serta sulawesi selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi terdapat pada 0 – 5 o lintang utara layaknya aceh serta sumatera utara.Perkembangan serta perubahan tanaman kopi di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. tiap-tiap type tanaman kopi menginginkan lingkungan yang tidak sama. unsur-unsur iklim yang banyak punya pengaruh pada budidaya kopi yaitu elevasi ( ketinggian area ), jenis curah hujan, cahaya matahari, serta angin.

2.4    Upaya Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kopi di Indonesia
1.    Intensifikasi Tanaman Kopi
Intensifikasi bermakna meningkatkan pemeliharaan dan perawatan pada tanaman kopi yang dibudidayakan. Pohon-pohon kopi yang diperlakukan dengan intensif bisa tumbuh maksimal dan hasil produksi buah banyak. Perlakuan itu anatara lain yaitu pemupukan.
2.    Rehabilitas Tanaman Kopi
Rehabilitas tanaman dengan tujuan memperbaiki tingkat produksi tanaman kopi yang semula rendah ke minimum ke normal hingga produksi menjadi banyak atau meningkat. Meningkatkan produktivitas tanaman kopi bisa dilakukan pemangkasan mulai dari cabang atau batang, dapat pula melakukan penyambungan pada lorong tanaman kopi ataupu stek.


3.    Peremajaan Tanaman Kopi
Peningkatan produktivitas tanaman kopi dapat ditangani dengan pergantian tanaman dengan bibit baru. Semakin tua umur tanaman maka tanaman semakin tidak produktif lagi dan akan semakin mudah terserang penyakit ataupun hama. Sehingga diperlukan tanaman kopi yang baru.
4.    Pilih Varietas Tanamn Kopi Yang Unggul    
Varietas bibit kopi unggul harus sangat diperhatikan, dengan bibit unggu maka produktivitas yang diasilkan akan tinggi walaupun harga bibit unggu tanaman kopi relative mahal dibandingkan dengan bibit yang produktivitas rendah dan harganya rendah.

2.5    Tahap-Tahap Budidaya Beserta Perawatan Tanaman Kopi
1.      Pembibitan
Siapkan biji yang unggul dan buat kotak atau bumbunan tanah untuk persemaian dengan tebal lapisan pasir 5 cm jika ingin menanam biji atau membuat benih sendiri.
2.      Penanaman
Siapkan bibit yang unggul, masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit, saat menanam bibit harus melihat musim. Musim juga sangat mempengaruhi bibit ataupun tnaman, usahakan penanaman bibit dilakukan pada saat musim hujan. Setelah ditanam maka penyiraman harus dilakukan dan jauhkan tanaman baru dari gangguan ternak.
3.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada awal musim hujan, apabila terdapat tanaman yang tumbuh tidak normal atau bibit yang ditanam mati lakukanpenyulaman segera.
4.      Penyiraman   
Lakukan penyiraman apabila tanah kering atau musim kemarau.
5.      Pemupukan
Pupuk NPK diberikan 2 kali dalam setahun, biasanya awal musim hujan dan akhir musim hujan.setelah pemupukan segera lakukan penyiraman.
6.      Pemangkasan
Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air, ataupun cabang-cabang yang tidak produktif, dan mengurangi penguapan yang bertujuan agar terbentuknya bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan sebaiknya dilakukan setelah pemupukan atau awal atau akhir musim hujan.
7.      Pengendalian Hama Dan Penyakit
a.       Hama
1)      Bubuk buah kopi (stephanoderes hampei) serangan di penyimpangan buah maupun saat masih di kebun. Pencegahan dengan PESTONA atau BVR secara bergantian.
2)      Penggerek cabang cokelat atau hitam (cylobarus morigerus dan compagtus) menyerang ranting dan cabang pencegahan dengan PESTONA>
3)      Kutu dompolan (pseudococcus citri) menyerang kuncup bunga, buah muda, ranting dan daun muda, pencegahan dengan PESTONA, BVR, atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.
b.      Penyakit
1)      Penyakit karat daun disebabkan oleh Hemileia vastatrix, semprotkan NATURAL GLIO
2)      Penyakit jamur upas disebabkan oleh Corticium salmonicolor, kurangi kelembaban kerokdan preventif oleskan batang atau ranting dengan NATURAL GLIO + POC NASA
3)      Penyakit akar hitam Rosellina bunodes dan R. arcuata ditandai dengan daun kuning layu, menggantung dan gugur preventif dengan NATURAL GLIO.
      Dengan catatan: apabila pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum teratasi, sebagai alternative bisa digunakan pestisida kimia yang di anjurkan. Agar penyemprotan merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat pembasahAERO 810 dosis 0,5 tutup botol pertangki.
8.      Panen
Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika di rawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman. Pemanenan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.
9.      Pengolahan Hasil
Persiapkan tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama danpenyakit pasca panen. Buah harus segera diproses dalam waktu 20 jam setelah petik untuk menghasilkan hasil yang baik



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Tanaman kopi haruslah dirawat dengan baik apabila ingin meningkatkan produktivitasnya. Guanakan bibit yang unggul sehingga dapat menghasilka buah yang maksimal. Tedapat beberapa upaya yang harus dilakukan, misalnya: pemangkasan tunas yang tidak produktif,an penyulama dengan bibit unggul, penyiraman, penyemaian bibit yang tumbuh tidak normal ataupun mati, melaku memberikan pupuk secara teratur dan sesuai dosis yang di anjurkan, mengambil tindakan untuk pencegahan hama dan penyakit sehingga tanaman dapat menghasilkan buah yang maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

mfarizali.blogspot.com/2015/06/usaha-usaha-meningkatkan-produksi-kopi.htm
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Kopi.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...