Senin, 26 Oktober 2020

MAKALAH SAFE MOTHERHOOD PELAYANAN ANTENATAL CARE “ANEMIA”

 

MAKALAH

SAFE MOTHERHOOD

PELAYANAN ANTENATAL CARE

“ANEMIA”

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

      Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah batas “normal”. Dalam praktik rutin, konsentrasi Hb < 11 g/dl pada akhir trimester pertama, dan 10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai-nilai ini kurang lebih sama dengan nilai Hb terendah pada ibu-ibu hamil yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo, 2010). Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah,2010). Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan (Prawirohardjo, 2010). Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi penting untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan karena jika pada saat kunjungan pertama hasil pemeriksaan tidak mengalami anemia masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya (Proverawati,2011). Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan 2 program pencegahan anemia. ibu hamil cenderung tidak memperdulikan penting tablet Fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena mereka menganggap tablet Fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya di masyarakat. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingginya kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur, jarak kelahiran, paritas, pendidikan, pengetahuan dan pendapatan keluarga (BKKBN, 2009). Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1% , Amerika 24,1% dan Eropa 25,1% (WHO, 2008). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Prevalensi kasus anemia pada ibu hamil di Provinsi Jawa barat pada tahun 2011 sebesar 18,64 % dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 24,63%. Sementara itu prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi. Sekitar 35-75% ibu hamil menderita anemia defisiensi besi serta semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamialan (Rukiyah,2010).Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut (Rukiyah,2010). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). 3 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan, angka kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Selain AKI, angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup. Masalah kesehatan ibu dan anak masih menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu yaitu periode kehamilan, persalinan, nifas dan tumbuh kembang anak (DepkesRI, 2010). Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 (DepkesRI, 2010). Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi.Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia (DepkesRI, 2010). Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba,2010). Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI,2013). 4 Salah satu peranan bidan dalam program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dalam masa kehamilan yaitu melakukan pemeriksaan laboratorium yang diperlukan seperti pemeriksaan Hemoglobulin pada saat kunjungan pertama ibu di tenaga kesehatan dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Selain itu program KIA adalah Antenatal care (ANC). Terdapat 14 T dalam pemeriksaan ANC di Puskesmas, yang salah satunya adalah pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, yang merupakan upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia. Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak semua ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan oleh faktor ketidaktahuan tentang pentingnya tablet Fe selama kehamilan. (Depkes RI,2007). Dari data yang didapatkan di Pukesmas Pondok Gede tahun 2015 sebanyak 173 orang ibu hamil yang terkena anemia. Dapat disimpulkan bahwa anemia dalam kehamilan masih menjadi masalah kesehatan yang harus ditanggulangi, karena merupakan faktor resiko penting terjadinya kondisi ibu hamil dan neonatus yang buruk. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui “Bagaimana penatalaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. M G2P1A0 hamil 28 minggu dengan anemia ringan di Puskesmas Pondok Gede Bekasi”.

1.2  Tujuan

1.2.1        Tujuan Umum

Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan pada Ny. M dengan anemia ringan di Puskesmas Pondok Gede Bekasi.

1.2.2        Tujuan Khusus

a.       Ibu mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta bahaya anemia ringan.

b.      Ibu mampu menjelaskan penatalaksanaan dalam anemia ringan.

c.       Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan yang diberikan pada Ny.M.

1.3  Pengertian Safe Motherhood

      Safe motherhood merupakan upaya untuk meyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinan sehat dan aman serta melahirkan bayi yang sehat. Upaya Safe Motherhood dicanangkan pada tahun 1987 oleh badan-badan internasional dan pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta untuk mendapatkan pemecahan masalahnya. Tujuan utamanya adalah mengurangi kematian dan kesakitan ibu. Upaya ini terutama ditunjukan kepada Negara yang sedang berkembang. Karena 99% kematian ibu di dunia terjadi dinegara-negara tersebut. (Kusmiran, 2012)

      WHO mengembangkan konsep “Four Pillars of Safe Motherhood” untuk menggambarkan ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, Mother-Bayi Package, 1994).

Adapun empat pilar Safe Motherhood adalah :

1.      Keluarga Berencana :

 Keluarga berencana konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan dan individu. Dengan demikian pelayanan keluarga berencana harus menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan pilihan mentode kontrasepsi yang memadai termasuk kontrasepsi darurat. Pelayanana ini harus merupakan bagian dari program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana mempunyai peranan dalam menurunkan resiko kematiamn ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.

2.      Pelayanan antenatal

Petugas kesehatan harus memberi pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri agar tetap sehat pada mas tersebut.

Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk mempersiapakan kelahiran bayi.

Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya resiko tinggi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini.

3.      Persalinan yang bersih dan aman

Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang memahami cara menolong  persalinan secara bersih dan aman.

Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanakan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.

Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persallianan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan yang lebih mampu.

4.      Pelayanan obstetri esensial

Pelayanan obstetri-esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan resiko tinggi atau komplikasi persalianan yang tidak dapat diatasi ketingkat pelayanan yang lebih mampu.

BAB II

TINJAUAN  PUSTAKA

 

2.1  Pengertian Kehamilan

1.        Definisi Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku Prawirohardjo  (2012),kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsungdalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27). Dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40 minggu) (Prawirohardjo, 2012).

2.        Program Antenatal Care Asuhan antenatal adalah suatu upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2012).

 

 

a.       Tujuan Antenatal Care

1)      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh  kembang bayi. 7

2)      Meningkatkan dan mempertahnkan kesehatan fisik,mental, dan social ibu dan bayi

3)      Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkinterjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4)      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5)      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.Mempersiapkan peran ibudan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawirohardjo, 2009).

b.      Menurut Prawirohardjo (2009) kunjungan antenatal sebaiknya paling sedikit 4 kali setelah kehamilan :

1)      Satu kali pada triwulan pertama

2)      Satu kali pada triwulan kedua

3)      Dua kali pada triwulan ketiga

c.       Standar Antenatal Care Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:

 

1)      Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.

2)      Ukur lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) 8 dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

3)      Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)

4)      Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

5)      Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

6)      Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

7)      Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.

8)      Beri tablet tambah darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

9)      Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:

a)      Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktuwaktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b)      Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.

c)      Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.

d)     Pemeriksaan kadar gula darah. Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).

e)      Pemeriksaan darah Malaria Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.

f)       Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

g)      Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.

h)      Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

i)        Tatalaksana/penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j)        KIE Efektif KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:

a)      Kesehatan ibu Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.

b)      Perilaku hidup bersih dan sehat Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olahraga ringan.

c)      Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

d)     Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.

e)      Asupan gizi seimbang Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal 12 ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.

f)       Gejala penyakit menular dan tidak menular. Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

g)      Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi). Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negative maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.

h)      Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

i)         KB paska persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.

j)        Imunisasi Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster) Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulus auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan (Depkes, 2010).

 

2.2  Anemia dalam kehamilan

1.      Definisi Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2006). Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk 15 membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energy agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari – hari ( Sin sin, 2010 ).

2.      Etiologi Penyebab anemia umumnya adalah :

a.       Kurang gizi (malnutrisi)

b.      Kurang zat besi dalam diet

c.       Malabsorbsi

d.      Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid, dan lainlain.

e.       Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lainlain (Mochtar, 2012).

3.      Patofisiologi Kehamilan

 Menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu, perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya. Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh berkurang sehingga kebutuhan tubuh akan sumber zat gizi juga akan berkurang pada beberapa bulan pertama kehamilan.. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu Pada masa kehamilan trisemester pertama  (Manuaba, 2007). Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron (Rukiah, 2010).

4.      Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil

a.       Umur Ibu Menurut Amiruddin (2007)

Bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

b.      Paritas Paritas

Jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. Menurut Arisman (2007) bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan factor terjadinya anemia yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu

c.       Kurang Energi Kronis (KEK) 41% (2.0 juta)

Ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS).  Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan 17 status gizi Kurang Energi Kronis (KEK).

 

BAB III

ANALISIS MASALAH

 

3.1  Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Kunjungan pertama

Tanggal     : 28 Desember 2015

Jam            : 10.30 WIB

A.    Identitas pasien                     

Ibu                              Suami

Nama                           : Ny. M                        Tn. A

Umur                           : 23 tahun                    28 tahun

Agama                         : Islam                         Islam

Suku                            : Betawi                       Betawi

Pendidikan                  : SMA                         SMA

Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga      Wiraswasta

Alamat                        : Gondang dia baru RT 07/ RW 09

No.Telp                       :

 

1.      Data Subjektif

Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya, tidak ada keluhan dalam kehamilannya, pergerakan janin aktif 10 kali dalam 12 jam. tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat.

2.      Riwayat Haid

Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 15 Juni 2015, lamanya haid 7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut/hari, siklus 28 hari,teratur,konsistensi cair dan terdapat stosel. Tafsiran Persalinan 22 maret 2016

3.      Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan pertama dan sudah berjalan 3 tahun dan sah menurut agama dan hukum.

4.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak pernah mengalami keguguran.

Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No.

Tahun persalinan

Tempat Persalinan

Usia Kehamilan

Jenis Pertolongan

Penolong

Penyulit

Anak

Riwayat MenyusuI

 

 

 

 

 

 

 

JK

BB

 

1.

2013

BPM

aterm

Spontan

Bidan

 

L

3,4 Kg

6 Bulan

2.

Hamil Ini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.      Riwayat keluarga berencana

Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan dan tidak ada keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

6.      Riwayat penyakit yang dan sedang diderita

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, ginjal, kelainan darah, TBC ataupun riwayat operasi.

7.      Riwayat dan kebiasaan sehari-hari: makan,personal hygiene,dan eliminasi

Ibu mengatakan nafsu makan bertambah selama di awal kehamilan, sekarang nafsu makannya sama seperti sebelum hamil makan 2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari dengan nasi, lauk pauk seperti sayur bayam, sayur kangkung, tempe dan teri . terkadang pada malam hari ibu makan roti. Porsi makan ibu 1 piring nasi ukuran sedang, setengah mangkuk sayur, dan lauk pauk seadanya. Ibu mengatakan suka lupa untuk meminum obat yang telah diberikan terutama tablet Fe, meminum tablet Fe dengan air putih di pagi hari. Tidak pernah meminum No Tahun Persalina n Tempat Persalinan Usia Kehamilan Jenis Pertolongan Penolong Penyulit Anak Riwayat Menyusui JK BB 1. 2013 BPM aterm Spontan Bidan - L 3,4 Kg 6 Bulan 2. Hamil Ini 36 tablet Fe dengan teh dan kopi. Terkadang meminum tablet Fe bersamaan dengan tablet kalk. Minum air putih sebanyak ± 2 liter (8-10 gelas) per hari. Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK > 6 kali sehari Ibu mengatakan pola istirahat teratur, tidak ada gangguan pada saat tidur, sebanyak 2 kali sehari, tidur siang ± 1 jam/hari, tidur malam ± 6-7 jam/hari. Ibu mandi dan gosok gigi 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari, pekerjaan sehari – hari adalah membersihkan rumah seperti menyuci baju, menyapu, mengepel lantai, dan mencuci piring. ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum jamu- jamuan, tidak minum alkohol, ataupun mengkonsumsi obat-obatan kecuali yang diberikan oleh bidan dan Dokter.

8.      Riwayat Psikososial

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Ibu mengatakan tidak mempunyai kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan.

9.      Riwayat kehamilan ini trimester I, II dan III

Ibu pertama kali memeriksa kehamilannya pada trimester I usia kehamilan 18 minggu pada tanggal 22 Oktober 2015. Selama kehamilan ibu telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali di Puskesmas Pondok Gede, yaitu 3 kali pada trimester kedua. Ibu mengatakan baru suntik TT2 pada tanggal 28-12-2015 saat usia kehamilan 28 minggu. ibu melakukantestpack dan hasilnya positif. Pergerakan janin dirasakan pada usia 16 minggu kira-kira bulan Oktober 2015. Pergerakan janin dirasakan ±10 kali dalam 12 jam terakhir. Ibu mengatakan rencana persalinan di Puskesmas Pondok Gede, bersedia ditolong oleh bidan, biaya persalinan sudah mulai dipersiapkan, waktu tempuh ke Puskesmas Pondok Gede kurang lebih 15 menit dengan menggunakan sepeda motor.

10.  Riwayat imunisasi tetanus toxoid

Ibu mengatakan pada kehamilan yang pertama ibu tidak pernah melakukan imunisasi tetanus toxoid.

 

B.     Data Objektif

Pemeriksaan Umum Keadaan Umum: Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional: Stabil , Tekanan Darah : 100/60 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, RR : 20 kali/menit, Suhu : 36,6°C, Tinggi Badan : 161 cm, Berat badan sebelum hamil : 48 kg, BB saat ini : 56 kg, Lila : 23 cm

1.      Pemeriksaan Fisik

Rambut Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak bercabang, warna kehitaman. Mata tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak oedem dan sedikit pucat.Mata Simetris, kelopak mata tidak oedem, konjungtiva sedikit pucat dan sklera tidak kuning. Hidung bersih, tidak ada secret. Lidah tampak bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada lubang, bibir tidak pecah-pecah, tidak sariawan, tidak ada sianosis. Telinga simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen. Leher tidak terdapat benjolan dan pembesaran kelenjar getah bening tidak terdapat pembengkakkan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis. Payudara simetris, puting susu menonjol, aerola bersih dan terdapat pigmentasi, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan, belum ada pengeluaran colostrum. Posisi tulang belakang lordosis fisiologis dan tidak terdapat nyeri pada punggung. Ekstremitas atas bawah tidak terdapat oedem,tidak terdapat varises dan tidak ada sianosis, refleks patela kiri dan kanan +/+, kekuatan sendi +/+ Pemeriksaan Obstetrik .

      Terdapat pembesaran yang sesuai dengan umur kehamilan,tidak ada luka bekas operasi,terdapat linea alba dan striae nigra.TFU : 21 cm TBJ (TFU-12) x 155 = 1395. Leopold I: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong). Leopold II: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung). Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas). Leopold III: Bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting (kepala) belum masuk PAP. Leopold IV: belum dilakukan. 38 Denyut jantung janin (+) frekuensi 138 x/menit,punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

2.      Analisa:

Diagnosa Kebidanan:

Ibu             : G2P1A0 Hamil 28 minggu

Janin          : Tunggal, hidup, presentasi kepala

Masalah     : Tidak ada

 

 

 

3.      Penatalaksanaan

a.       Memberitahu ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik dan usia kehamilan. Ibu berterimakasih atas informasi yang diberikan mengenai keadaannya.

b.       Melakukan informed consent untuk menjadi pasien komprehensif. Ibu bersedia dan sudah menandatangani lembar informed consent.

c.       Melakukan pendekatan dan membina hubungan baik dengan pasien. Ibu merasa senang dan percaya saat dilakukan pemeriksaan.

d.      Melakukan imunisasi tetanus toxoid yang pertama kepada ibu. Imunisasi tetanus toxoid sudah diberikan kepada ibu.

e.       Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat,jangan melakukan pekerjaan yang terlalu berat. Ibu mengerti atas penjelasan yang telah diberikan.

f.       Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan bergizi seimbang seperti sayur-sayuran, hati, daging dan buah-buahan dan minum air putih yang cukup. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melaksanakannya.

g.      Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester II seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, serta gerakan janin berkurang.ibu mengetahui tanda bahaya kehamilan dan dapat mengulanginya kembali.

h.      Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene seperti mengganti pakaian ibu saat berkeringat atau basah,gunakan pakaian yang menyerap keringat, mandi minimal 2 kali sehari,menjaga kebersihan pakaian dalam dengan mengganti pakaian dalam jika sudah basah,membersihkan daerah 39 kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir kemudian di keringkan. Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melakukannya dirumah.

i.        Memberikan ibu terapi tablet FeXXX tablet 1x1 sehari, kalk X tablet 1x1 sehari, Vit C X tablet 1x1 sehari.untuk mengkonsumsi tablet Fe sebelum tidur dengan air jeruk atau air putih pada pagi hari meminum kalk dan vit C. Ibu mengerti dan berjanji akan menghabiskan obat yang telah diberikan.

j.        Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe yaitu diminum 1 kali sehari secara teratur pada malam hari tidak bersamaan dengan tablet kalk. Diminum menggunakan air putih atau dengan air yang mengandung vit C seperti air jeruk agar penyerapan tablet Fe lebih cepat. Tidak dianjurkan meminum tablet Fe dengan teh atau kopi karena dapet memperlambat penyerapan tablet Fe dalam tubuh. Ibu mengerti cara meminum tablet Fe.

k.      Mengingatkan kembali kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang bersama suami di puskesmas tanggal 28 januari 2016. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

Tanggal          : 02 Februari 2016

Jam                 : 08.30 wib

Kunjungan kedua

1.      Data Subjektif

Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang, ada keputihan sejak 2 minggu yang lalu.berwarna putih, tidak berbau, sedikit gatal, mudah cepat lelah, badan lemas,pergerakan janin yang dirasakan aktif. tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan membasuh alat kemaluan dengan menggunakan air didalam bak mandi, tidak pernah mengeringkan alat kemaluan saat sehabis BAB atau BAK. Jarang mengganti pakaian dalam jika sudah basah atau lembab. Ibu mengatakan tablet Fe yang diberikan masih ada 5 tablet dikarenakan ibu lupa 40 untuk meminumnya. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan terkadang bersamaan dengan tablet kalk.

2.      Data Objektif

Keadaan umum           : Baik, Keasadaran : Compos Mentis

Keadaan emosional     : Stabil

TD                               : 120/70 mmHg,

N                                 : 80x/mnt

Suhu                            : 36,70C  

RR                               : 19x/mnt

BB sekarang                : 56 kg

Lila                              : 24,5 cm.

Muka tidak oedem dan pucat. Kelopak mata tidak oedem, konjuntiva pucat, sclera tidak ikterik, TFU 28 cm, TBJ (28-12) x 155 = 2480 gram,

Leopold 1          :  Difundus teraba lunak, agak bulat dan tidak         melenting. (bokong)

Leopold 2          :  Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras   seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu          teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas)

Leopold 3          :  Bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting         (kepala) belum masuk PAP

Leopold 4          :  Belum dilakukan. Denyut jantung janin (+) frekuensi 140            x/menit, punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. Ekstremitas atas dan bawah:    oedem -/-, varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela     +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem, tidak terdapat           varises, terdapat cairan bewarna putih bening, tidak kental, tidak berbau. Pemeriksaan penunjang :         Laboratorium , Hasil : Hb : 9,4 gr/dl


Analisa

Diagnosa kebidanan     :  Ibu : G1P0A0 hamil 33 minggu dengan anemia     ringan Janin tunggal hidup Presentasi Kepala

Diagnosa potensial        :  Anemia sedang

Masalah                         :  Keputihan

Kebutuhan                    :  Memberikan penyuluhan tentang personal hygine

Penatalaksanaan

1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 33 minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi kadar hemoglobin ibu kurang dari normal yaitu 9,4 gr/dl sedangkan hemoglobin yang normal yaitu 11 gr/dl. Ibu merasa hawatir dengan keadaannya dan berterimakasih atas informasi yang telah diberikan mengenai keadannya.

2.      Melakukan imunisasi tetanus toxoid yang kedua pada ibu. Imunisasi tetanus toxoid sudah diberikan.

3.      Memberitahu ibu pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia dalam kehamilan, penyebab anemia, tanda dan gejala anemia, faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil, macam-macam anemia, klasifikasi anemia, pengaruh anemia serta pencegahannya. Ibu mengetahui anemia dalam kehamilan dan dapat mengulangi kembali.

4.      Menginformasikan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami ibu masih dalam batas normal untuk mengurangi keputihan ibu harus lebih memperhatikan personal hygine ibu dengan cara membersihkan daerah kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir kemudian di keringkan, mengganti pakaian dalam jika sudah terasa basah atau lembab, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap keringat. Ibu dapat menjelaskan kembali dan berjanji akan menerapkannya.

5.      Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai P4K yaitu persiapan tempat persalinan, penolong persalinan, biaya persalinan, pendamping persalinan, kendaraan dan calon pendonor darah. Ibu ingin bersalin di puskesmas pondok gede, ditolong oleh bidan, sudah mulai menabung untuk biaya peralinan, ibu ingin didampingi oleh suami saat persalinan, kendaraan dengan motor, dan pendonor darah dari kaka kandung.

6.      Mengingatkan ibu agar segera membuat BPJS untuk ibu dan calon bayinya. Ibu akan segera mendaftarkan BPJS ibu dan bayinya.

7.      Memberitahu ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III, seperti : perdarahan pervaginam, keluar ketuban sebelum 42 waktunya, demam tinggi >38,0 0 C, nyeri perut hebat, sakit kepala hebat, gerakan janin tidak ada atau berkurang. Ibu dapat menjelaskan kembali tanda bahaya pada kehamilan.

8.      Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (15Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15 tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.

9.      Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi bersama suami pada tanggal 16 februari 2016. Ibu akan melakukan kunjungan ulang kembali.

 

Tanggal : 18 Februari 2016

Jam : 09.00 wib

Kunjungan ketiga

1.    Data Subjektif

     Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang,keputihannya sudah mulai berkurang, tidak berbau, berwarna putih, dan sedikit gatal. Ibu mengatakan membasuh alat kemaluan dengan menggunakan air yang mengalir kemudian mengeringkan alat kemaluan saat sehabis BAB atau BAK. ibu mengganti pakaian dalam jika sudah basah atau lembab. Ibu mandi dua kali sehari, membersihkan gigi 2 kali sehari, dan satu kali membersihkan payudara. pergerakan janin yangdirasakan aktif 10 kali dalam 12 jam. . tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan pervaginam (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang diberikan masih ada 2 tablet dikarenakan ibu lupa untuk meminumnya. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan terkadang bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet Fedengan air teh atau kopi.

 

2.    Data Objektif

Keadaan umum                  : Baik, Keasadaran : compos mentis,

Keadaan emosional            : Stabil

TD                                      : 110/60 mmHg

N                                        : 80x/mnt

Suhu                                   : 36,70C

RR                                      : 19x/mnt

BB sekarang                       : 57 kg

TFU 30 cm,  TBJ (30-12) x 155 = 2790 gram, muka tidak oedem, tidak pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik.

Leopold 1     : Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong).

Leopold 2     : Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti    papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-        bagian terkecil janin (ekstremitas),

Leopold 3     : Bagian terendah janin teraba keras,bulat,melenting (kepala),        sudah masuk PAP

Leopold 4     : Teraba 4/5 bagian. Denyut jantung janin (+) frekuensi 140           x/menit, punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah         pusat sebelah kiri.

      Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-, varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises, terdapat cairan bewarna putih bening sedikit, tidak kental, tidak berbau. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan Analisa Diagnosa kebidanan : Ibu : G1P0A0 hamil 35 minggu dengan anemia ringan Janin tunggal hidup Presentasi Kepala Diagnosa potensial : Anemia sedang Masalah : Keputihan Kebutuhan : memberikan penyuluhan tentang personal hygine

Penatalaksanaan :

1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 35 minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka dan konjungtiva ibu pucat maka dari itu 2 minggu lagi ibu dianjurkan untuk cek laboratorium ulang. Ibu mengucapkan terimakasih atas informasi yang telah diberikan. 44

2.      Menginformasikan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami ibu sudah mulai berkurang, makadari itu ibu dianjurkan untuk tetap memperhatikan personal hygine terutama pada bagian alat kemaluan yaitu dengan cara membersihkan daerah kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir kemudian di keringkan,membersihkan alat kemaluan dari atas ke bawah , mengganti pakaian dalam jika sudah terasa basah atau lembab, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap keringat dan longgar. Ibu mengertahui dan berjanji akan memperhatikan personal hygine.

3.      Menganjurkan ibu untuk memberitahu suami mengingatkan jam berapa saja ibu meminum obat agar ibu tidak lupa untuk meminum tablet penambah darah. Ibu berjanji akan memberitahu suaminya untuk mengingatkan ibu untuk meminum tablet penambah darah.

4.      Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan dan ingin melakukan IMD saat persalinan.

5.      Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai ASI eksklusif yaitu memberikan Air susu ibu tanpa makanan pendamping yang lainnya selama 6 bulan dengan memberikan ASI minimal 2 jam sekali. Ibu dapat mengulang penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

6.      Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai KB paska persalinan. Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan dan ingin berdiskusi dengan suami terleih dahulu.

7.      Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (15 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15 tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.

8.      memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi bersama suami pada tanggal 02 Maret 2016. Ibu akan melakukan kunjungan ulang kembali

 

Tanggal          : 2 Maret 2020

Jam                 : 08.45 wib

Kunjungan empat

1.    Data Subjektif :  

Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang,keputihannya sudah tidak ada, dan sekarang merasakan nyeri perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan pervaginam (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang diberikan masih tersisa dua. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan tidak bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet Fe dengan air teh atau kopi. Ibu jarang mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, hati dan daging. Ibu makan dua kali sehari pagi dan sore hari dengan lauk pauk seadanya.

 

2.    Data Objektif :

Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional : Stabil, TD :120/60 mmHg, N: 78x/mnt Suhu : 36,50C , RR : 19x/mnt, BB sekarang : 58 kg, TFU 32 cm, TBJ (32-12) x 155 = 3100 gram, muka tidak oedem, sedikit pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik. Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong). Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin teraba keras,bulat,melenting (kepala), sudah masuk PAP Leopold 4 : teraba 4/5 bagian. Denyut jantung janin (+) frekuensi 142 x/menit, punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-, varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises, tidak terdapat cairan bewarna putih. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Hasil Hb : 9,4 gr/dl, VCT : negative, Sifilis : Negative 46 Analisa

Diagnosa kebidanan

Ibu : G1P0A0 hamil 37 minggu dengan anemia ringan Janin tunggal hidup Presentasi Kepala Diagnosa potensial : Anemia sedang

Masalah      : Tidak ada

Kebutuhan  : Tidak ada

Penatalaksanaan :

1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 37 minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka sedikit pucat dan konjungtiva ibu pucat hasil laboratorium ibu VCT negative, sifilis negative, tetapi hemoglobulin ibu masih kurang dari batas normal yaitu 9,4 gr/dl. Ibu hawatir dengan keadaannya dan mengucapkan terimakasih atas informasi yang telah diberikan mengenai keadaanya saat ini.

2.      Memberitahu ibu bahwa nyeri perut yang dirasakan ibu sekarang adalah hal yang normal dikarenakan umur kehamilan yang semakin besar yang menjadikan kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul atau jalan lahir yang dapat menimbulkan nyeri perut bagian bawah. Ibu merasa lebih tenang karena nyeri perut yang dialami adalah hal yang normal.

3.      Memberitahu ibu untuk mempersiapkan diri menghadapi persalinan yaitu perlengkapan bayi dan ibu dalam satu tas, rencana tempat bersalin, transportasi ke temapt bersalin, donor darah, serta biaya untuk bersalin, dan pengambil keputusan dalam kondisi kegawatdaruratan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan berjanji akan menyiapkannya.

4.      Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan suami mengenai suami SIAGA (siap antar jaga). Ibu dan suami mengerti dari penjelasan yang sudah diberikan, suami ibu bersedia menjadi suami SIAGA.

5.      Memberikan konseling kepada ibu tentang senam hamil dan manfaat senam hamil yaitu untuk mempermudah ibu dalam proses persalinan. mengencangkan otot, memperkuat jantung dan paru, serta membuat tidur 47 lebih nyenyak. Ibu dapat melakukannya dan berjanji akan melakukannya dirumah.

6.      Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (10 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (10 tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.

7.      Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi bersama suami pada tanggal 09 Maret 2016. Ibu akan melakukan kunjungan ulang kembali.

 

Tanggal          : 10 Maret 2020

Jam                 : 09.45 wib

Kunjungan kelima

1.      Data Subjektif

Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang. Ibu mengatakan tidak ada sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan pervaginam (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang diberikan masih tersisa empat. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan tidak bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet Fe dengan air teh atau kopi. Ibu mengatakan sudah mulai sering mengkonsumsi sayuran, hati ayam dan telur. Makan sudah 3 kali sehari dengan lauk seadanya.

 

2.      Data Objektif

Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional : Stabil, TD :110/60 mmHg, N: 78x/mnt Suhu : 36,50C , RR : 20 x/mnt, BB sekarang: 58 kg, TFU 32 cm, TBJ (32-12) x 155 = 3100 gram, muka tidak oedem, sedikit pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik. Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting. (bokong). Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin 48 (ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin teraba keras,bulat,melenting (kepala), sudah masuk PAP: Leopold 4: teraba 4/5 bagian. Denyut jantung janin (+) frekuensi 137 x/menit, punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-, varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem, tidak terdapat varises, tidak terdapat cairan bewarna putih. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

 

Analisa Diagnosa kebidanan :

Ibu : G1P0A0 hamil 38 minggu dengan anemia ringan Janin tunggal hidup presentasi kepala Diagnosa potensial : Anemia sedang

Masalah                 : Tidak ada

Kebutuhan            : Tidak ada

Penatalaksanaan :

1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 38 minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka sedikit pucat dan konjungtiva ibu pucat. Ibu mengatakan terimakasih atas informasi yang diberikan mengenai keadaanya.

2.      Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur darah, mules-mules yang semakin sering dan teratur, dan keluar air-air dari vagina yang tidak tertahankan. Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan.

3.      Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai perawatan bayi baru lahir seperti perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan.

4.      Menganjurkan ibu untuk mendengarkan musik untuk menstimulasi janin serta membuat ibu lebih tenang dalam menjalani kehamilan dan menghadapi persalinan. Ibu berjanji akan menerapkannya dirumah.

5.      Menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (10 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (10 tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.

6.      memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi bersama suami pada tanggal 16 Maret 2016. Ibu akan melakukan kunjungan ulang kembali.

BAB IV

PENUTUP

 

4.1  Kesimpulan    

      Dari uraian materi serta pembahasan kasus pada Ny.M dapat diambil kesimpulan yaitu asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan sangatlah penting untuk ibu dalam masa kehamilan hingga masa nifas. Terutama dalam masa kehamilan seorang bidan harus dapat memberikan pelayanan antenatal care yang dapat mencegah adanya komplikasi obstetri dan dapat mendeteksi secara dini adanya komplikasi pada ibu hamil. Selama proses pelaksanaan asuhan kebidanan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.      Pada kasus ini penulis mengambil pasien Ny.M usia 23 tahun G2P1A0 usia kehamilan 28 minggu. Pada usia kehamilan 33 minggu penulis menanyakan pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia serta bahaya anemia ringan terhadap kehamilan. Ny.M dapat menjelaskan kembali pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Hal ini menunjukan bahwa Ny.M sudah dapat memahami pengertian dari anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Namun Ny.M masih kurang paham mengenai bahaya anemia ringan terhadap kehamilan.

2.      Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.M antra lain karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya anemia terhadap kehamilan, kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan protein, kurangnya keteraturan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah darah, kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya meminum tablet penambah darah, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah darah dengan benar.

3.      Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada yaitu memberikan tablet penambah darah, pemeriksaan laboratorium, dan konseling. Asuhan yang diberikan kepada Ny.M masih belum maksimal karena ketidakteraturan ibu dalam mengkonsumsi penambah 55

4.      Darah, nutrisi ibu saat hamil, dan cara meminum tablet penambah darah yang belum benar.

5.      Penulis juga melakukan evaluasi pada kasus Ny. M dengan masalah anemia ringan yaitu telah dilakukan sesuai dengan asuhan kebidanan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 2016 (kunjungan ANC pertama) s/d 26 April 2016 (kunjungan nifas 42 hari), dengan kunjungan ANC sebanyak 5 kali di Puskesmas Pondok Gede.Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. M telah didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.

 

4.2  Saran.

1.      Bagi Penulis

a.       Diharapkan agar penulis dapat menggali ilmu pengetahuan lebih dalam dan    meningkatkan mutu  pelayanan agar lebih terampil lagi.

b.      Diharapkan agar penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan baik dan benar.

2.      Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan

a.      Diharapkan dapat memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan.

b.      Dapat meningkatkan mutu pelayananan menambah sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

3.      Bagi Pendidikan

a.       Dapat meningkatkan kualitas dalam menambah referensi atau bukubuku tentang kebidanan terutama tentang fisiologi dan patologinya.

b.      Diharapkan institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Dewi, Vivian.L.D dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.     Jakarta:Salemba Medika.

 

HARMATUTI. (2015). Sinopsis Rencana Proposal Tesis. Ws.Ub.Ac.Id. Retrieved

 

fromhttp://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/16/2015 0416021145_9123.pdf.Diakses 21 Februari 2016.

 

Kemenkes RI, 2014. mothers day.Pdf. Situasi Kesehatan Ibu, (angka kematian ibu), p.8. Availableat:http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/ pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf.diakses 14 Februari 2016

 

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.

 

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

 

 Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

 

 Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

 

Saifuddin.2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

 

Varney, Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.

 

Yaze, I. U. (2013). Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dan Status Gizi Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Bidan Praktek Swasta Nyonya Dessy Jalan Slamet Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung Tahun 2013, 1. http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 diakses 23 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT LAMARAN KERJA BIDAN

  Bandar Lampung, …………….. Hal : Lamaran Pekerjaan   Kepada Yth. …………….. di- Tempat Dengan hormat,         Sehubungan d...